"Kagami-kun, jikan desu." Tetsuya menginterupsi kesadaran Kagami. Kagami membuka matanya.
Di tempat lain, seorang pria jangkung merenung dalam sebuah ruangan. Membulatkan tekad yang sama seperti yang dilakukan Kagami saat ini.
~•~
Tim sebelah terlihat sangat serius. Aura membara sang raja yang tak pernah padam itu begitu panas. Pantang menyerah dengan segala yang akan terjadi.
Normal memang, semangat sebelum bertanding. Oke, mari kita lihat ke Tim Seirin ....
Ingat, normalnya emang semangat, tapi ingat juga, mereka 'kan ....
"Yaaah ... tsukareta ... dari tadi pagi aku sudah merasa tertekan. Dua pertandingan dalam sehari, dan dua-duanya melawan raja. Dan bahkan saat bertanding melawan Seiho, yang bisa kupikirkan hanyalah harus bermain sekali lagi setelah mengalahkan mereka." Keluh Hyuuga. Sama seperti yang lain, mereka membentuk lingkaran, hanya saja isi pembukaannya yang rada nyeleneh :)
"Tapi tinggal satu pertandingan lagi. Kita tidak perlu memikirkan hal-hal yang merepotkan seperti pertandingan berikutnya, atau menjaga stamina kita lagi. Kita bisa fokus dengan satu hal yang harus kita lakukan." Ujar Hyuuga mulai masuk inti. Mulai serius singkatnya.
"Yaitu berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan mereka!"
"AA!"
Prit priiiit ....
Pemain dari kedua tim yang akan bertanding memasuki lapangan begitu aba-aba berbaris keluar dari wasit.
"Tak kusangka, kalian bisa berhasil sampai sejauh ini nodayo. Tapi, sampai di sini saja. Perkataan 'tak peduli seberapa lemah, atau kecil sekolah kalian, asalkan semua pemain bekerja sama maka kalian dapat bertarung.' Hal seperti itu hanyalah kebohongan belaka nanodayo." Ujar Midorima di hadapan Tetsuya. Masih dengan rautnya, Tetsuya menunggu kelanjutan ucapan mantan rekannya di Teikou dulu.
'kebohongan ... apa benar begitu, Midorima-kun? Nanika tadashii? Nanika machigai? Bukankah semua itu ditentukan dari sebuah pertandingan?' batin (Y/n) mendengar percakapan kedua orang yang amat dikenalnya itu. Tangannya mengepat kuat. Denyut itu kembali terasa.
"Majulah. Akan kutunjukkan betapa bodohnya keputusanmu itu," lanjut Midorima.
Merasa ucapan Midorima telah berakhir, Tetsuya membalas, "Tak ada seorang pun yang tahu keputusan yang tepat dalam kehidupan yang dia jalani, lagi pula alasan keputusanku tidaklah sama denganmu. Selain itu, jika aku boleh tidak setuju dengan satu hal, Seirin bukanlah tim yang lemah. Kami tak akan kalah. Pasti!" ujarnya yakin.
'... Kau sendiri yang mengatakannya padaku, Midorima-kun.' (Y/n) tersenyum kecut, kepalanya sedikit menunduk.
Luka.
Rasa sakit.
Dan juga ... rasa bersalah.
Itu semua telah menjadi sahabat (Y/n) sejak lama. Ingatan ini bukanlah sebuah anugerah. Sekali pun, dia tak pernah lepas.
Tetsuya benar, dirinya masih dirundung rasa bersalah yang besar, yang menutupnya untuk seutuhnya bersama tim yang baru.
Ia takut hal yang sama akan terulang kembali.
Ia terikat. Terikat pada sebuah rantai yang melilitnya pada dasar keputusasaan. Menahannya di jurang kegelapan abadi.
(Y/n) menyadarinya. Namun sekalipun, ia tak pernah bisa melepaskan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow (KnB × Reader)
Fanfiction[Penikmat reader is Kuroko Tetsuya's Twin silakan merapat🙌] •••••••••• Aku adalah bayangan, bayangan dari mereka berlima-- tidak, mereka berenam. Dulunya kami sangat akrab. Basket menyatukan kami, tanpa sadar menyatukan secercah "cahaya" diantara k...