Delapan-pesan yang terabaikan.

29 28 5
                                    

Happy Reading❤

Terik matahari yang sangat terang. Sehingga mengganggu si gadis yang sedang tertidur pulas.

Matanya mengerjap ngerjap kemudian dia bangun dan mendudukan badannya seraya mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul.

Hal yang paling dia tunggu tunggu adalah hari minggu. Ya karena hari minggu sekolah libur dan dia bisa rebahan, santai santai. Pokonya yang tidak berbau sekolah. Dan sekarang adalah hari minggu.

"Mmmhhhhh" Elina menguap seraya mengeliatkan tangan nya.

"Tidur lagi a-" Gerakan Elina yang akan tidur kembali terpotong karena teriakan sang mama dibalik pintu.

"El, Ayo bangun! Jangan tidur lagi! " Teriak sang mama dibalik pintu.

"Iya ma. Elina udah bangun kok" Teriak Elina.

"Cepet ke bawah! mama sama yang lain tunggu buat sarapan "

Setelah mengatakan itu Asya kembali menuruni tangga dan menghampiri yang lain nya di meja makan.

Elina bangkit dari kasur nya. Sebelum dia ke kamar mandi dia melihat handphone nya terlebih dahulu. Siapa tahu ada notif.

Dan ya! ada yang menambahkannya ke sebuah  grup yang bernama Koplak Jinjeng .Dia tidak menghiraukan dan mengabaikannya menurut nya itu tidak penting.

Dia kembali ke niat awal nya.Yaitu kamar mandi.

Elina hanya membasuh muka dan menggosok gigi saja karena hari minggu adalah hari termager. Betulkan?p

Dia sudah berniat hari ini dia tidak akan pergi ke mana mana, selain kekamar, mengunci pintu dan kembali pada kasur kesayangan nya, kemudian ngemil, tidur, main HP, dan terus saja begitu. Sudah menjadi kebiasaan Elina saat libur sekolah.

Kemudian Elina turun menuruni  tangga dan segera bergabung untuk sarapan bersama keluarga nya.

Setibanya di hadapan meja makan Elina tersenyum kepada semuanya seraya menyapa nya sopan.

"Selamat pagi semuanya" Sapa Elina seraya menggeserkan kursi untuk duduk.

"Pagi El" Balas Asya dan Edwin.

"Sore! " Balas Elino sembari menyuapi dirinya dengan nasi goreng buatan mamanya.

Elina hanya membalas perkataan Elino dengan tatapan sinisnya.

"Udah deh jangan mulai! Masih pagi juga" Ujar sang mama menasehati anak anak nya.

Pasalnya setiap bertemu pasti saja ada perdebatan diantara mereka.

"Tuh Ka Elino yang duluan ! " Tuduh Elina  kepada Elino sembari menjulurkan lidahnya.

Dan dengan Elina menjulurkan lidahnya membuat wajahnya kocak mengundang tawa dari Asya dan Edwin terutama Elino dengan tawa terbahak bahak nya  mampu membuat Elina kebingungan.

"Dih! Jelek amat tu muka njirr" Ejek Elino dengan tawa yang masih terbahak bahak.

" Awas ga laku lo. Yang ada cowo cowo malah ilfil" Lanjutnya tanpa menghentikan tawanya.

Elina mendengus dengan kesal kemudian melanjutkan makan nya dengan mood yang buruk. Unfaedah banget ngeladenin kaka yang kaya gitu.

Asya dan Edwin hanya menggelengkan kepalanya atas tingkah kedua anak nya.

"Udah udah, ngomong terus kapan selesainya" Lerai Edwin.

Sarapan pun berlangsung dengan hening , hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Elina Gabriella (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang