Sembilan-Ungkapan tiba-tiba

22 18 6
                                    

     HappyReading❤
  
~~

Elina masih saja menunggu balasan chat dari Reynand. Elina berharap sekali Reynand akan membalas nya. Entahlah Elina pun tidak tahu ada apa dirinya.

Namun nihil, hanya ceklis biru yang terpampang disana, yang tandanya hanya dibaca tanpa dibalasnya. Elina pasrah.

Elina menutup matanya dan menikmati kesepiannya. Mood Elina saat ini sedang buruk. Entahlah.

Mungkin besok dia akan menanyakan hal ini pada Reynand ketika disekolah.

Elina pun mulai tertidur.

                               ~~

Keesokan harinya Elina berangkat kesekolah diantar oleh kakak nya Elino.seperti biasa Elino akan mengantarkan Elina sampai ke parkiran sekolah.

Kini mereka telah tiba di parkiran sekolah.

Elina turun dari motor Elino seraya membuka helm dari kepalanya dan menyerahkannya pada Elino.

"Nih" Ujar Elina sembari menyerahkan helm. Elino pun mengambilnya.

Tanpa pamit, Elino melengos pergi. Tidak tau sopan santun.

Sebelum langkah Elina jauh Elino terlebih dahulu meneriakinya sehingga langkah Elina terhenti.

"WOY!! " Teriak Elino.

"Ada apa sih kak! " Balas Elina malas.sembari kembali menghampiri kakanya.

"Salah! Nanya lagi! "

Elina hanya mengangkat Alisnya malas.

"Gitu ya sama kaka sendiri. Makasih kek!"

"Yaudah..makasih kaka ku tersammyangggg! " Ujar Elina malas sembari memonyong monyong kan mulutnya.

Membuat Elino ingin sekali menyomot mulut adiknya .

"Dih! Sana gih masuk belajar yang bener! " Ujar Elino seraya mengusap kepala Elina.

Mata Elina tak sengaja tertuju pada Reynand yang sedang memarkirkan motornya dan sedang menatapnya. Namun tatapan mereka tak berlangsung lama, Reynand memutuskan tatapan diantara mereka dan beranjak pergi.

"Dih malah bengong. Sana masuk! "
"Iya iya"

                                       ~~

Saat Elina masuk ke kelas. Belum juga Elina duduk ditempatnya. Jessi mengampirinya dengan heboh nya.

"El! lo udah ngerjain tugas belum" Tanya Jessi heboh.

Elina terkejut.Ada tugas? Elina sama sekali tidak ingat.

"HAH?.Tugas?! " Kaget Elina

"Iya.Fisika, berarti lo belum ngerjain? Padahal gua mau nyontek ke lo"

"Belum, gimana dong?! "

"Gini aj-" Omongan Jessi terpotong saat..

Kringg...

Elina buru buru mencari tempat duduk nya karena bel telah berbunyi.

Ditempat duduknya Elina memikirkan bagaimana nasib nya nanti apakah akan dihukum lari lapangan 10 putaran lagi? Elina sama sekali tidak mau itu terjadi. Tapi dia harus bagaimana?

Reynand yang melihat Elina gelisah dan tau apa penyebabnya. Karena dia tadi sempat mendengar omongan Elina dan Jessi.

Reynand membuka tas nya dan mencari buku fisika nya. Kemudian dia letakan di hadapan Elina.

Elina tersadar dan menengok ke asal orang yang meletakan buku tersebut.

"Kenapa dikasih ke aku? Ini kan buku kamu. " Tanya Elina bingung.

"Lo belum ngerjain tugas kan? "

"I-ya. Tapi? -"

" Jangan ada tapi kalo lo ga mau di hukum" Ancam Reynand.

"Beneran boleh? " Tanya Elina ragu ragu.

Reynand hanya mengangkat halisnya .
Elina buru buru menyalin jawaban
bukunya sebelum guru datang ke kelas.

Hampir 5 menit Elina selesai menyalin jawaban dan untungnya guru belum datang.

"Fyuhhh"ujar Elina mengusap dadanya karena lolos dari hukuman nya.
Elina menengok kearah Reynand dan mengucapkan terimakasih.

" Rey makasi ya, untung ada kamu kalo ngga mungkin aku udah dihukum lari 10 lapangan lagi"ujar Elina panjang lebar.

"Ya" Balas Reynand tanpa melihat lawan bicaranya.

Elina kaget dengan  jawaban Reynand yang singkat itu. Baru kali ini dia menemukan cowok sedingin Es. Butuh kesabaran Extra untuk menghadapi cowok seperti Reynand.

Elina kembali menghadapkan tubuh nya ke depan  karena percuma bicara panjang lebar kalo jawaban nya 'ya ' doang.

"Siapa suruh ga ngerjain! " Ujar Reynand tiba tiba dan membuat Elina tersentak.

Elina bingung harus memberi alasan apa. Karena  pasalnya Elina lupa mengerjakan tugas itu karena menunggu Reynand membalas chat nya sampai ketiduran.

'Masa iya bilang gitu? Keliatan banget ngarep nya'batin Elina.

Tapi bodo lah. Jujur lebih baik.

"Karena aku nungguin balasan chat kamu. Sampai ketiduran. " Akhirnya Elina mengatakan itu. Apapun resiko nya dia akan terima.Elina menunduk karena merasa malu.

Reynand sontak menengokkan kepalanya ke arah Elina yang menunduk.

Reynand berpikir sebentar 'kenapa ni cewe nungguin balesan chat gua? '

"Kenapa sampe segitu nya? " Tanya Reynand yang kini ada dihadap Elina. Berhadap hadapan.

Elina mendongkak kan kepalanya menatap mata coklat milik Reynand yang membuat nya pertama kali merasakan hatinya tidak karuan.

Reynand pun membalas tatapan Elina intens.

"Ini bukan kemauan aku Rey. Tapi hati ini yang menuntun." Ujar Elina.

"Maksud lo? "

"Aku suka sama kamu" Ungkap Elina tiba tiba dan memalingkan wajahnya. Karena sadar apa yang dilakukan nya ini tidak pantas.

Reynand terkejut bukan main.

Hening dan canggung yang terjadi diantara mereka.

Reynand memikirkan ucapan Elina tadi membuat dia pusing menjawab apa.

Sementara itu, Elina menunggu jawaban dari Reynand.

"Maaf.gua ga bisa" Ujar Reynand tiba tiba yang sontak membuat hati Elina merasakan sakit luar biasa.

Elina kembali memberanikan diri untuk menatap Reynand.

"Ga papa. Karena mencintai ngak harus memiliki bukan? " Balas Elina tersenyum sendu.

"Tapi izinin aku untuk membuktikannya" Lanjut Elina.

"Kamu nggak perlu berbuat apa apa, karena itu bukan salah kamu Rey. Tapi salah aku yang mencintaimu"

Holla 👋apa kabar?
Gimana udah suka sama cerita Elina belum?
Pokonya jangan lupa tinggalkan Vote &comen! Oke guys?
Terima kasihh😇

Elina Gabriella (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang