3. Malam minggu

0 0 0
                                    

"Mau ke mana sih Ra segala dandan gitu? "

"Jalanlah"

"Aro? "

"He'em"

Ternyata Aro nggak bohong soal ngajak makan diluar, kemarin dia chat yang isinya dia jadi ngajakin keluar, besok mumpung malam minggu gitu katanya. Aku seneng dong, karena pertama kalinya malam mingguku nggak sia-sia, apalagi tadi Ana juga chat bahwa dirinya diajak malam mingguan sama cowok.

Karena menurutku ini adalah malam minggu pertama yang spesial bersama orang spesial, jadi aku menyempatkan berdandan sederhana, menggunakan bedak, maskara dan lip tint hasil pinjaman dari mama. Tak lupa aku mengganti bando dengan warna putih yang sama dengan kaos longgar yang aku gunakan.

Aku cuma pakai jeans warna hitam, kaos longgar lengan panjang yang sebagian aku masukkan di celana bagian depan, sepatu dan tas selempang kecil untuk tempat hp dan dompet. Meski dibayari tapi dompet nggak ketinggalan lah ya. Dan ini biasa aja kok, aku nggak berdandan banget hanya untuk Aro, hey aku nggak mau Aro curiga dengan penampilanku, bisa kesenengan juga dia kalau tau aku dandan hanya untuk keluar dengannya. Apalagi kalau Aro ternyata cuma pakai pakaian rumahan, bisa malu karena udah dandan.

"Lo beneran suka sama Aro Ra? " abang kembali bertanya

Aku saat ini sedang menunggu Aro di ruang tengah dengan abang yang asik dengan PS terbarunya dan juga cemilan yang baru mama beli.

"Nggak tau" kataku. Emang bener kok aku nggak tau. Aku sadar diri kalau masih SMA, dan menurutku cinta di SMA apalagi yang tidak jelas sepertiku ini belum memiliki arah yang tepat. Arahnya nggak jelas dan masih buram. "Suka aja"

"Ohh"

Aku mengambil cemilan didepan abang, "abang ada suka cewek nggak sih? Masa Dhira nggak pernah di kasih tau, abang aja tiap Dhira suka cowok selalu Dhira kasih tau loh "

"Nggak ada. Cariin sana"

"Ogah. Sini bukan biro jodoh. Eh itu Aro udah dateng" aku segera berdiri setelah mendengar suara klakson dari Aro. Sebelumnya Aro sudah bilang bahwa tidak akan masuk ke rumah karena nanti bisa lama. "Bye abangku yang masih ngejomblo"

"Ati-ati, jangan bikin Aro susah, bisa ditinggalin lo. Aro kan ceweknya bukan cuma lo"

Aku hanya menjulurkan lidah ke arah abang "sorry abangku sayang, gue bukan ceweknya" kataku keras kemudian menepuk jidat. "Aro denger nggak ya?"

*******

"Ra, mau makan dimana nih? "

"Apa?!  Gue nggak denger lo ngomong apa!!! "

"Iya!! "

"Hah?!! "

"Ke indomart aja?!! "

"Iya ke seafood aja!! "

"Hah?! Mau balik aja?!"

"Sate juga nggak papa!! "

Aku nggak dengar sama sekali apa yang diucapkan Aro. Apakah pertanyaan, pernyataan atau ejekan sekalipun karena Aro nyetir motornya kenceng banget, jalanan ramai pula, cuma suara angin ribut yang kedengeran ditelinga sama suara klakson mobil. Jadi buat kalian yang nggak pro dalam urusan berbincang diperjalanan, mending nggak usah bersuara soalnya nanti percakapannya jadi bapak-minum-pipis-ayam-pingsan, alias nggak nyambung.

Aro tiba-tiba meminggirkan motornya kemudian menoleh ke arahku, aku menaikkan alis karena Aro hanya diam. Tiga detik kemudian Aro tertawa keras entah apa yang membuatnya tertawa aku tidak tau tapi aku malah ikutan tertawa juga.

"Kenapa sih? " tanyaku

"Lo mau ke indomaret aja? "

"Kok indomaret sih? Katanya lo ngajakin ke restoran seafood tadi" aku mengulang kata-kata Aro yang terdengar saat dijalan tadi. "Eh-? " bener nggak sih Aro tadi ngomong begitu.

One Day To Be TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang