●SMERALDO 1

1K 50 50
                                    



"Sedingin dan secuek-cueknya seseorang pada publik, orang tersebut tak mungkin lepas dari sifat hangat dan cerewetnya jika sudah bertemu dengan orang yang mengerti dan  membuatnya nyaman."

--Disa Aprhodhita Aditama

**


"I'm so sick of this fake love, fake love, fake love.."

"I'm so sorry but it's fake love, fake love, fake love..."

"Luar biasa oh oh oh!Upin dan Ipin, keajaiban bermula hanya disini. Oh upin dan ipin marilah kita bernyanyi dan bergembira bersama mereka.."

"Na..nana..na..nana..nanana..nana..."

"Kiri-kanan, kiri-kanan, kiri-kanan tepuk tangan."

"Kiri-kanan, kiri-kanan--"

"TAMPOL JANGAN?!"

PLANGG!!!!

"ASTAGA KAKAAAAAA!!!!"

PLAK!!!!!!

"SSHHH....DISA!!!!"

Siswi berambut sebahu, serta iris mata berwarna hitam kecoklatan yang sedari tadi terus bernyanyi dengan suaranya yang memekakan telinga itu berteriak kesal pada siswi yang lebih tinggi darinya. Merasa tak terima, siswi berambut sebahu bername tag Disa Aprodhita Aditama itu membalas dengan menampar keras lengan kakak kelas disampingnya.

Yang diteriaki melotot namun dengan rambut ombre sepinggang tergerai dengan beberapa helai rambutnya itu berwarna pirang alami dan iris mata berwarna hijau army malah membuatnya terkesan manis dan misterius dalam waktu yang sama.

"DISAAAA!!!"

"KAK DARA!!!"

"Mati sana!" Ujar Adara Prisilya Dinata, siswi pemilik iris mata hijau army itu. "Gak sudi gue punya temen modelan kera kek lo!"

"Astaga Kak...kalau Disa mati Kakak mau temenan sama siapa? Walaupun ada, Kaka gak bakalan bisa cari yang Kayak Disa!" Balas Disa menyombongkan diri.

"Yang kayak lo mah banyak, Dis, yang karakternya kayak lo dah yang gak ada."

"Ish! Sama aja Bambang!!!"

"Beda, Mujidin!"

"Sama, Bambang!!"

"Beda!!"

"SAMA KAK DARAA!!"

Dara memilih diam. Ia terlalu malas kembali meladeni ucapan Disa. Jujur, ingin sekali rasanya Dara menampar mulut Dara yang tak henti-hentinya bernyanyi. Kalau suaranya bagus Dara tak akan sangat mempersalahkan hal itu, sementara Disa? suaranya mirip sekali seperti suara kucing yang ekornya diinjak menggunakan high heels.

Disa berjalan dihadapan Dara dengan langkah mundur. "Kak, tips jadi orang dingin cek!"

"Tahu es balok gak?"

"Tahu."

"Minum es balok 5 kg/jam."

"Buset! Keram dong mulut gue, Kak," ujar Disa sembari menyentuh mulutnya. "Ngadi-ngadi lo ih!"

"Per menit juga boleh. Hahahaha!!!!" Dara tertawa selepasnya yang kemudian menular menjadi senyuman di bibir Disa.

"Kak Dara..kenapa sih kalau tawa orang lain tuh bikin nular, tapi tawa lo malah bikin sayang?"

SMERALDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang