11

1K 150 0
                                    

Setelah selesai melakukan aktifitas, anak-anak SMASM diberi waktu 30 menit untuk mandi dan sarapan. Sebelum jam 6 pagi, mereka harus kembali berkumpul didepan villa.

Semua murid bergegas. Setengah dari mereka pergi ngambil barang-barang di kamar, lalu mandi di pemandian dekat pantai. Sebagian lainnya beli sarapan di kantin.

"Lo mau mandi apa makan, Na?" Renjun bertanya ke Jaemin di sebelahnya.

"Makan," Jaemin membalas singkat.

Renjun mengangguk. "Gue mandi dulu kalo gitu. Dadah, Nana," ia mempercepat langkahnya menuju pemandian dan melambaikan tangan ke arah Jaemin.

Jaemin ikut melambaikan tangannya, lantas berjalan menuju kantin.

***

Setelah membersihkan diri dan mengisi perut kosong, anak-anak SMASM kembali berkumpul di depan villa tepat waktu.

"Ada yang tau nggak, kita mau ngapain abis ini?" Bu Sunny bertanya ke para murid menggunakan TOA.

Seluruh anak menggeleng.

Ekspresi Bu Sunny terlihat heran. "Berarti pada nggak baca jadwal?" Tanyanya lagi. "Waktu itu udah dibagiin kan sama wali kelasnya?" Ia menunjuk kearah para wali kelas. Mereka mengangguk.

Murid-murid hanya diam.

Sebelum Bu Sunny sempat berbicara lagi, salah satu murid mengangkat tangannya ragu-ragu.

Bu Sunny menoleh, "Ya, Mark?"

"Kita mau ke museum ikan, Bu." Mark menjawab mantap.

Bu Sunny mengangguk puas. "Benar. Sekarang semuanya jalan keluar, baris yang rapih, ikutin wali kelas masing-masing. Kelas 12 jalan duluan."

Setelah diberi instruksi, para siswa kelas 12 berjalan lebih dulu, mengikuti Pak Donghae dan Bu Amber.

"Jun, Jun," melihat Pak Donghae, Jaemin teringat sesuatu.

Renjun yang dipanggil menjawab, "hm."

"Lo tau gak sih, Bu Yoona sama Pak Donghae katanya pacaran," Jaemin memberitahu Renjun. Volume suaranya sengaja dikecilkan agar tidak terdengar oleh murid lain.

"Tau dari mana? Bukannya dulu rumor doang," alis Renjun terangkat. Dia nggak percaya.

"Ih, beneran! Kemaren gue nguping一"

"Apa tuh, nguping-nguping," Bu Seohyun tiba-tiba sudah berada di belakang Jaemin dan Renjun.

Jaemin nyengir. "Enggak, bu."

Bu Seohyun mendecak. "Ya sudah. Kalian ketinggalan barisan, tuh," ia mengingatkan.

Jaemin yang tersadar langsung narik Renjun untuk ngikutin barisan di depan mereka, "makasih ya bu."

Bu Seohyun mengangguk, "hati-hati."

Saat sudah jauh dari Bu Seohyun, Renjun langsung memukul bahu Jaemin, "kan, lo mah! Jadi dimarahin." Ia merengut.

"Mana ada marahin. Bu Seohyun cuma mengingatkan," Jaemin menyahut.

Mereka berdua masuh ke dalam bus, lalu menduduki kursi di depan.

"Mau denger gosipnya nggak?" Jaemin bertanya.

Walaupun masih terlihat sebal, Renjun tetap mengangguk. "Mau."

"Jadi, gue denger desas-desus dari kakak kelas 12. Mereka ngeliat wallpapernya Pak Donghae, ternyata fotonya Bu Yoona pas jadi Brand Ambassador merek make-up," Jaemin menjelaskan dengan api berkobar-kobar.

Renjun menutup mulutnya tidak percaya. "Bucin," dia berbisik pelan. Jaemin tertawa mendengarnya.

Bus mulai berjalan menuju museum.

Setelah mengobrol dengan Jaemin, sekarang suasana di bus lengang. Siswa-siswi kebanyakan memilih untuk memakai earphone dan mendengarkan musik. Beberapa lainnya jatuh tertidur.

"Kita jalan berapa jam, sih?" Renjun bertanya ke Jaemin.

Yang ditanya hanya mengangkat bahu, tidak tahu.

Renjun bergumam. Ia lantas mengalihkan pandangannya ke arah kaca jendela. Jalanan sepi, hanya ada 1 atau 2 motor yang lewat. Pemandangan di luar masih sama, yaitu warna laut yang terlihat jernih.

Pikiran Renjun kembali melayang ke kejadian subuh tadi, saat dirinya dan Haechan berjalan-jalan mengelilingi pantai. Melewati bebatuan dan duduk diatas tebing yang tidak terjal, melihat pemandangan laut biru yang indah.

Renjun juga kembali pada memori saat dirinya mengambil foto untuk Haechan, begitu pun sebaliknya. Saat keduanya balik menuju villa, ia mengecup pipi yang lebih muda.

Rona merah muncul ke permukaan pipinya.

Sejak kapan ia jatuh sedalam ini pada Haechan?

Mungkin dimulai saat ia pertama kali tiba di Korea, bertemu dengan si pemuda berkulit tan yang duluan menyapanya dan mengajak berkenalan. Rasa itu tumbuh begitu saja, dari tahun ke tahun.

"Jun, jangan bengong."

Renjun menoleh kearah Jaemin, "kenapa?"

Jaemin menunjuk kearah pintu. Para murid sudah keluar dari bus, dirinya juga sudah berdiri.

"Oh iya," Renjun segera berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke pintu bus, mengikuti Jaemin.

Museum ikan yang mereka datangi ukurannya besar, dengan dinding-dinding berwarna biru muda. Di sebelah pintu masuk ada papan bertuliskan larangan untuk mengambil video dan foto.

Di depan pintu masuk, guru-guru berbaris rapih dengan beberapa orang yang tidak Renjun kenali一kemungkinan besar pemandu museum.

"Selamat datang di museum, murid-murid SMASM," salah satu pemandu bertepuk tangan, diikuti oleh pemandu-pemandu lain. Mereka berjumlah 3 orang, semuanya perempuan.

Setelah sesi berkenalan, para murid akhirnya masuk ke dalam museum.

Salah satu pemandu bernama Kak Suzy menjelaskan tentang sejarah ikan yang sudah ada sejak 480 juta tahun yang lalu.

Jujur, Renjun tidak terlalu mendengarkan penjelasan dari wanita tersebut. Matanya fokus menatap fosil-fosil ikan yang terlihat menyeramkan.

Serem anjir, Renjun membatin. Tiba-tiba, ada tangan nepuk pundaknya dari belakang. Renjun hampir teriak.

"Santai." Orang yang menepuk bahu Renjun, Xiaojun, terkekeh pelan.

"Gue kaget!" Renjun mendesis, lantas menyingkirkan tangan Xiaojun yang masih menggantung di bahunya.

Xiaojun lagi-lagi tertawa. Ia meletakkan tangannya di kantong celana jeans yang dikenakan lalu berjalan menjajari Renjun. "Lo masih takut sama tulang ikan?"

"Bukan urusan lo," Renjun menjawab ketus. Ia berusaha mencari keberadaan Jaemin, tapi nihil. Temannya yang satu itu sudah berada jauh di depan, meninggalkan dirinya.

Sial, Renjun mengumpat dalam hati. Ia sekarang terjebak dengan Xiaojun, orang yang sebisa mungkin ia hindari.

Sisa perjalanan hari itu tidak berjalan lancar karena mood Renjun yang menurun drastis.

***

A/N: 👀👀👀👀 apani 👀👀👀👀

btw kok oktober cepet bgt berlalu ya guys :(( 2 bulan lagi 2020 udah berakhir 🥺🥺

201101

(867 words)

Tropical Night | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang