10

1.2K 167 1
                                    

Setelah menghabiskan waktu subuh di pantai, Renjun dan Haechan balik ke villa pada pukul setengah empat pagi, karena Bu Yoona yang sudah mencari mereka.

"Renjun!" Yerim keluar dari dalam villa yang sudah dipenuhi oleh anak-anak SMASM, mendekat ke arah kedua anak Adam tersebut.

"Kak," Renjun balas menjawab Yerim.

Yerim melihat ke arah Haechan yang berada di sebelah Renjun, lalu berbisik kearahnya, "kamu abis kemana sama dia?"

Renjun ikut melihat ke arah Haechan, lalu balik ke arah Yerim, "ke toilet, kak."

"Ihh, gue nggak percaya. Nanti cerita, ya," Yerim merenggut lalu menarik Renjun untuk bertemu dengan Jaemin. Yang ditarik hanya bisa pasrah sambil berdo'a biar nggak ditanyain yang aneh-aneh nanti.

Sementara, Haechan yang ditinggal sendirian hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia bingung dengan tingkah teman dan kakak kelasnya tersebut. "Aneh," gumamnya. Ia ikut berjalan masuk ke dalam villa, lalu duduk diantara barisan anak kelas sepuluh.

"Bro," Jeno tiba-tiba datang menghampiri Haechan.

"Hm," Haechan menepuk lantai kosong disebelahnya, mengisyaratkan Jeno untuk duduk.

"Lo dari mana aja, anjir?! Dari tadi semua orang nyariin lo berdua," Jeno mulai menginterogasi sahabatnya yang satu itu.

Haechan menatap sahabatnya, "kan gue udah bilang di grup, abis ke toilet."

"Halah, bohong!" Jeno memicingkan matanya. "Tadi gue kesana jauh-jauh. Terus pas nyampe, lo ngga ada."

"Sst, jangan keras-keras!" Haechan menaruh telunjuknya di depan mulut, menyuruh Jeno untuk diam. Ia melihat ke sekelilingnya, "awalnya gue minta ditemenin ke toilet, terus abis itu jadi muter-muter doang tadi. Tapi nggak ngapa-ngapain."

Jeno menatap sahabatnya tak percaya, "muter-muter doang? Subuh-subuh? Berdua?"

Haechan mengangguk.

"Ceritain yang bener," Jeno mendorong bahu Haechan.

Sementara yang didorong hanya menutup rapat-rapat mulutnya.

Tak jauh dari mereka, Renjun, Jaemin, dan Yerim juga sedang menginvestigasi tingkah laku si pemuda Jilin.

"Kak Yerim, beneran tadi gue cuma nemenin Haechan doang. Jaem, lo percaya kan sama gue?" Renjun merengek.

Jaemin menggeleng.

"Jujur, Jun. Nggak ada orang yang rela nemenin temennya kebelet pipis jam 2 subuh." Yerim menyilangkan tangannya di depan dada. "Mana kalo diitung-itung, lo pergi sama dia itu 1 jam. Nah loh."

"Waktu itu Haechan pernah ngurusin lo lagi sakit, kan?" Yerim kembali mengingat-ingat.

Jaemin tiba-tiba tersedak jus jeruknya, "kok gue nggak tau?!"

Renjun makin pusing.

Untungnya, setelah itu, para guru langsung membuat pengumuman agar semua murid berdiri dari duduknya dan merapikan barisan.

"Jadi guys," Bu Victoria memulai instruksinya, "abis ini, semua anak pungutin at least 5 sampah yang ada di pantai. Kalo semuanya udah selesai, baris terus tunjukkin ke salah satu guru, lalu ditaruh di kotak sampah. Berarti nanti ada 175 kotoran yang kekumpul, belum ditambah lagi sama gurunya. Lumayan banget, guys."

"Bener, Bu Vic." Bu Krystal menambahkan, "nanti kalo udah selesai semuanya baris lagi di depan villa, ya."

"Siap, bu."

"Yok, mulai sekarang," Pak Eunhyuk menyuruh semua anak-anak untuk segera keluar dan mulai mengambil sampah di pantai.

Murid-murid mulai berlarian ke arah pantai.

Tropical Night | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang