Chapter 1

118 7 20
                                    

"Arkaaaa!!!" Suara menggelar disetiap penjuru ruangan terdengar seperti Auman singa liar yang siap menerjang mangsanya.

Siempunya nama berlari menghampiri asal suara menggelar itu, dengan pakaian setengah rapi dengan dasi yang belum dipasang dengan benar dan rambut yang berantakan. Arka menghampiri pemilik suara itu dengan keadaan seperti tadi, dengan setengah mati dia menahan aura hitam disekitarnya saat dia berada tepat didepan sumber suara tadi.

"Apa ini?" Tanya pemilik suara menggelar tadi.

"Seharusnya kamu tidak perlu berteriak seperti tadi Jian aku belum tuli, telingaku masih sehat dan sejahtera dan soal benda yang kamu tunjukan itu, bukankah itu celana dalam? Sejak kapan kamu memakai celana dalam pria? Ukurannya juga tergolong kecil untuk wanita dewasa sepertimu." Ujar arka santai, menambah aura hitam semakin pekat-kat-kat.

Jian langsung melempar celana dalam itu tepat diwajah arka, karena dia merasa kesal dengan suaminya ini.

"Aku juga tau itu celana dalam! Maksudku, kenapa benda laknat itu ada disitu? Aku sudah mengatakan padamu, jangan menaruh barang-barang disembarang tempat!" Kesal Jian, sambil menunjuk sofa ruang tengah.

Arka menyingkirkan celana dalam itu dari wajahnya, dan menganalisa celana dalam siapakah itu?

"Ini bukan milik ku, bagaimana mungkin aku menaruh ini disana sedangkan ini bukan barangku." Jelas arka.

"Lalu itu punya siapa? Tuyul?! Sejak kapan tuyul pakai celana dalam? Bukannya popok?" Tanya jian ngawur.

Arka menepuk jidatnya mendengar pertanyaan aneh dari istrinya itu. .

"Papa, kenapa mengambil celana dalam ku? Aku mencarinya sedari tadi." Kata anak remaja laki-laki.

"Jadi ini milikmu Sieno?" Tanya jian.

Sang anak hanya mengangguk dengan polosnya. Lalu, Jian mendekati anaknya itu dengan senyum aneh. Arka yang sudah mengerti dengan situasi yang akan terjadi hanya bisa berdoa dalam hati, agar anaknya itu masih selamat karena dia belum merasakan susahnya menikah dan mencari uang.

"Mama, mau ap- awwwwhhhhhh!!!!" Ucapan Sieno tergantikan dengan jeritan kesakitan, akibat jeweran ditelinganya oleh pelaku mamanya sendiri.

"Kamu tahukan apa yang paling mama benci Hm? Kamu lupa atau memang ingin membuat mama marah sayang?" Kata Jian dengan ekspresi menahan amarah, tapi tangan masih setia menjewer.

"M-maaf ma, aku memang lupaa aku tidak sengaja sungguh percayalah pada anak tampanmu ini." Kata Sieno, sambil memegangi tangan mamanya yang masih setia bertengger pada daun telinganya.

"Hampir setiap saat kau melakukannya, bahkan didalam kamarku pun ada barang laknatmu itu!"

"Jangan memprovokasi Siena" kata Sieno.

"Lihat? Bahkan dikamar Siena juga ada. ." Kata Jian.

Arka mendekati istri dan anaknya, kemudian dia membujuk Jian agar melepaskan jewerannya itu dari telinga Sieno.

"Sudahlah, jangan ribut-ribut ini masih pagi tapi sudah ribut. Lain kali Sieno kamu harus lebih menjaga barangmu jangan teledor seperti ini, untung yang menemukan celana dalam mu itu adalah mamamu, jika orang lain? Tamu mungkin? Apa kamu tidak malu?" Tutur arka.

"I-iya pah, maaf Sieno tidak akan mengulanginya lagi. Mama, maafin sieno juga yah?" Kata Sieno dengan puppy eyes.

"Iya, tapi dengan hukuman tidak ada daging untukmu selama sehari, dan seharian ini makan sayuran full." Kata arka dan jian.

"APAAAA?!!!!" Teriak Sieno terkejut.

.

.

.

A Moment [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang