Si kembar kali ini sedang berkumpul dengan teman sekelas mereka di lapangan olahraga, karena hari ini adalah pelajaran olahraga jadi sebelum memulai pelajaran, mereka diwajibkan untuk melakukan pemanasan.
"Siapa yang berdiri ditengah untuk menjadi intruksi pemanasan?" Tanya salah satu teman mereka.
"Kau saja" sahut yang lain.
"Aku tidak bisa, aku tidak afal gerakannya."
"Sieno saja! Dia kan pria." - saran Siena.
"Tidak aku tidak mau, lebih baik aku jadi crawmate saja lagipula yang pria bukan hanya aku saja, itu pak guru juga pria kenapa tidak dia saja." - jawab Sieno.
"Kau pikir kita sedang main Among! Sana maju ketengah, dan berikan contoh pemanasan yang benar." - Suruh ketua kelas.
Sieno dengan berat hati mengikuti perintah ketua kelas, kemudian mereka melakukan pemanasan dari Sieno.
"Oke yang terakhir loncat sebanyak 5x." - Ucap sieno.
"1...2...tunggu! Itu kenapa yang perempuan sebagian tidak ada yang mau loncat!" - Kata Sieno.
"Tidak mau" - ujar Siena.
"Jangan membuat ku marah, kami juga sama lelahnya ditambah loncat 5x tapi kalian yang perempuan hanya berdiam diri." - ujar Sieno.
"Itu benar, tidak adil jika hanya pria yang loncat." - kata Rehan.
"Yang penting kami-"
"IKUTI SAJA!" - marah Sieno.
Mau tidak mau yang perempuan ikut loncat sebanyak 5x untuk pemanasan terakhir, setelah itu mereka berbaris dan memulai pelajaran sepak bola untuk materi hari ini.
.
.
.
Kini mereka telah dibagi menjadi dua anggota dalam satu tim, yang akan bertugas untuk saling mengoper dan mengontrol bola dengan benar.
Pria dengan pria, wanita dengan wanita. Tapi sayangnya Sieno dan Siena satu tim, tidak seperti tim lain yang sejenis tapi mereka beda jenis. *Kek apa ae*
"Pak, kenapa saya harus dengan dia?" - tanya Sieno.
"Karena dia kembaran kamu, lagi pula menurut absen nama kalian saling berdekatan." - Jawab guru olahraga.
"Kau kenapa sama dengan ku! Besok ganti nama!" - kesal Sieno.
"Kitakan satu rahim, satu bapak mama. Dan satu lagi enak saja menyuruh ku mengganti nama, kau saja ganti wajah." - kesal Siena.
Mereka saling menatap satu sama lain, mungkin jika bisa di ibaratkan tatapan mereka itu memancarkan laser merah yang siap melukai orang lain.
"Kalian ini malah bertengkar! Sudah, ayo kita mulai dari kelompok pertama, pritttttt."
Kemudian dari kelompok pertama hingga kelompok ke lima, terlihat mampu bekerjasama dengan baik dengan cara mengoper dan mengontrol bola dengan baik dan benar. Hingga tiba pada giliran si kembar, belum apa-apa mereka sudah ribut untuk kesekian kalinya.
"Jangan menendang terlalu kuat!" Kata Siena mengingatkan.
"Iya"
"Jalannya jangan cepat-cepat"
"Iya"
"Oper yang benar! Jangan membuat ku berlari."
"Bacot!" Kemudian Sieno langsung mengoper bola itu kepada Siena, dan Siena yang akan mengontrol bola itu dan mengoper kembali kepada kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Moment [HIATUS]
DiversosBerawal dari permainan konyol bertukar peran yang disarankan oleh seorang teman. Hingga insiden tidak terduga, membuat jiwa mereka saling bertukar satu sama lain. Mereka harus mencari cara agar kembali normal atau lebih buruknya jiwa mereka akan ter...