01. Kejutan

3.1K 242 23
                                    

Wangi buku memenuhi ruangan berwarna coklat tua. Tenang. Dan menyenangkan.

Cessa sesekali mendengus mendengar suara berisik ayah yang sibuk dengan penelitiannya terhadap alien. Dia sedikit terobsesi dengan hal-hal seperti itu.

Cessa sendiri tidak percaya walau harus memasang wajah merasa tertarik saat dia menjelaskan semuanya. Katakanlah Cessa anak durhaka, tapi berbohong sedikit untuk membahagiakan ayahnya tidak apa-apakan?

Matanya kembali fokus pada setiap baris bacaannya. Lalu helaan nafasnya terdengar lelah dan memandangi pintu mendengar ayahnya mulai meracau histeris seperti memenangkan undian padahal dia hanya menemukan benang merah, penghubung dalam setiap peneliatiannya. Benang yang belum tentu berwarna merah. Seperti sebelumnya. Alias fakta yang belum benar-benar menjadi fakta.

"CIA? FBI? KGB?" suara Elliott, ayahnya terdengar bersemangat dan sedikit aneh. Tidak seperti biasanya.

Cessa bersandar malas dan menutup kedua telinganya dengan bantal. Sial sekali. Earphone-nya rusak kemarin malam.

Gadis berambut coklat itu mendengus lalu melempar bantalnya asal. Tangannya refleks menutup buku kesal dan melipat tangan malas.

Tapi tunggu dulu.

Keningnya mengernyit. Ada suara lainnya. Mata Cessa membulat. Mulai berfikiran aneh. Apa jangan-jangan gosip tentang remaja yang merampok rumah itu benar. Dan sekarang terdengar beberapa barang jatuh membuat Cessa semakin takut.

Dia mengendap pelan keluar dari kamar. Berusaha sekeras mungkin tidak bersuara. Mata Cessa melotot hampir keluar melihat ayahnya yang terpojok sambil mengangkat tangan terlihat kaget bercampur takut. Seorang remaja yang sepertinya seumuran dengan Cessa berdiri disana.

Oh tidak.

Tubuh Cessa merapat pada tembok dan tangannya meraba-raba mencari sesuatu dan mendapatkan wajan penggorengan lalu digenggam ganggangnya dengan erat dan kembali mengendap mendekat kearah keduanya.

Mata Elliott bertemu dengan milik Cessa. Gadis itu menaruh telunjuk dibibirnya mengintrupsi ayahnya untuk diam.

Cessa menggertakkan giginya lalu dengan sekuat tenaga memukul kepala orang itu, menimbulkan bunyi memeking dan seketika dia ambruk.

Bukk.

Elliott terkejut dan memelototkan matanya pada Cessa membuat gadis itu mengernyit bingung, "Apa yang kau lakukan?" tanyanya terdengar marah.

Cessa meringis bingung akan melakukan apa saat Elliott mengangkat tubuh orang itu dan membaringkannya disofa, "Aku kira perampok, teman-temanku menceritakan-"

"Dia bisa teleportasi," jawab Elliott lalu bangkit menuju meja penelitiannya dan menghamburkan barang-barang mencari sesuatu.

Cessa terkejut. Kakinya mendekat mengamati kening membiru akibat kelakuannya tadi. Dia menggigiti bibirnya takut. Cessa sudah salah orang. Sial. Gara-gara gosip dari teman sekolahnya dia jadi parnoan. Walau sekarang dia tengah libur. Tapi tetap saja hal itu melekat dikepalanya.

Elliott melirik, "Ambilkan kompres," tegasnya. Cessa menengadah lalu berjalan menuju dapur mengambil kompres dan mendekat pada remaja itu. Sepertinya dia dari keluarga kaya, melihat seragam mewahnya dengan logo Umbrella Academy. Cessa tidak pernah mendengar nama sekolah seperti itu. Cukup aneh.

Tangannya memeras handuk kecil dan menempelkannya dikening membiru itu. Mata Cessa sibuk mengamati wajahnya. Gadis itu akui dia cukup tampan. Bisa dipastikan dia cukup populer disekolahnya.

Tapi apa tadi.

Teleportasi. Cessa masih tidak percaya jika remaja seumurannya bisa melakukan itu. Maksud Cessa, yang dia lihat ditv biasanya sudah berumur dengan gaya cool, pakaian hitam tak lupa topi serta kacamata. Dan orang ini, terlihat biasa aja.

𝐂𝐨𝐟𝐟𝐞 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐭𝐡 - Five HargreevesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang