4. Jangan Terlalu Cantik [HINNY]

1.3K 106 16
                                    


Hi, everyone!

Beberapa waktu lalu ada yang tulis di komentar cerita sebelah kalau lagi kangen cerita ini. Hayo siapa? Hehehe.. bagi yang sudah mengikuti aku sejak di FFN, pasti tahu deh cerita ini. Bagi yang belum tahu, boleh yuk dibaca. Mungkin ada kesempatan buat lanjutannya, ada yang mau?

Sambil beristirahat di long weekend kali ini. Mari kita baca kisah pasangan favorit kita.

Happy reading! (and happy halloween)

==============================

"Good job, Mrs. Potter. Semua hasilnya indah sekali. Terima kasih untuk hari ini."

Teriak seorang penyihir berpakaian santai dari balik benda kotak yang bercahaya. Ia bertepuk tangan memberi komando kepada anak buahnya yang lain untuk memberikan penghargaan pada Ginny. Pemotretan hari ini membuat wanita itu cukup lelah. Ia mengelus perut besarnya sambil mengucapkan terima kasih menuju ruang ganti yang telah disiapkan oleh pihak majalah Weekley Witch. Edisi terbaru nanti akan memuat foto-fotonya sekaligus artikel khusus tentang masa-masa kehamilan Ginny. Sebagai istri dari seorang Potter, hal seperti itu sangatlah lumrah. Ditambah lagi, ada sesuatu yang membuat Ginny menjadi incaran para pemburu berita.

"Anda terlihat sangat cantik di kamera. Aura Anda keluar. Mungkin bawaan bayi, ya, Mrs. Potter?"

"Apa iya?" tanya Ginny tak yakin, ia menyerahkan gaun biru tua yang baru ia lepas pada sang juru rias.

Katlen tersenyum sembari menyerahkan beberapa kapas untuk membersihkan riasan di wajah Ginny. "Benar, Mrs. Potter. Kami tak bohong. Anda terlihat makin cantik dan.. yeah, walaupun anda sedang hamil. Anda bisa menunjukkan pada para penyihir wanita yang hamil bahwa meski dalam kondisi seperti ini masih bisa terlihat cantik. Semua orang mengakui kecantikan anda, Mrs. Potter."

Ginny tersipu malu. Ia memandangi wajahnya di depan kaca. Sebagian riasan telah hilang dari usapan kapasnya. Terlihatlah wajah Ginny yang polos tanpa sentuhan apapun. Dan memang, aura kecantikan Ginny tampak lebih terpancar. Pelan-pelan, Ginny tersenyum melihat perubahan penampilannya itu. ia makin cantik dibandingkan saat tidak mengandung.

"Mrs. Potter, di luar Mr. Potter telah menunggu. Saya minta beliau datang kemari atau-"

"Tidak perlu, aku sudah selesai. Aku akan keluar."

Harry, bersama James menunggu Ginny keluar di bagian lobi gedung redaksi majalah. James sesekali menjilat nikmat es krim coklat yang dibelikan Harry sebelum mereka masuk. Di atas pangkuan ayahnya, James melihat ke sana ke mari semua penyihir yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Kau melihat apa, Jamie?" tanya Harry sedikit berbisik di telinga kanan James lantas mengecup belakang daun telinga anak laki-laki itu gemas.

James menunjuk seorang bayi perempuan yang sedang digendong oleh wanita berseragam majalah Weekley Witch, tersenyum ke arahnya. "Anak itu cantik sekali. Aku mau adik perempuan yang cantik seperti itu, Daddy." Ujar James dengan menunjukkan senyumnya yang menawan.

"Oh, ya? Kau sebentar lagi akan punya adik, James." Harry mengusap mulut James dengan tisu yang ia bawa di saku jasnya.

"Albie? Albie laki-laki, Daddy. Aku mau perempuan. Yang rambutnya bisa diberi pita warna-warni."

Harry semakin gemas dengan celotehan putra sulungnya itu. Keinginan James memiliki adik memang sering diutarakan bahkan sejak Albus belum lahir. Ketika adik laki-lakinya, Albus Severus, lahir, James begitu bahagia bahkan tak mau lepas dengan sang adik. Saat Albus semakin besar, James berkeinginan untuk memiliki adik perempuan. Alasannya, "aku ingin punya keduanya. Laki-laki dan perempuan."

For Better, for Worse (Kumpulan Cerpen Wizarding World)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang