Haii, aku publish dua chapter hari ini.kenapa? karna minggu lalu aku ga nge publish, aku nulis juga sesuai mood, mumpung aku lagi mood nulis jadi nulis dua chapter deh.
"Kamu ikut saya"
Seseorang menarik lengan tangan jaera keras lalu membawanya ke arah belakang sekolah, sesampainya disana jaera mencoba melepaskan tangan lelaki tinggi tersebut.
"Kenapa sih!" Bentak jaera kesal lalu menatap wajah murid tersebut
Jaera jelas kenal dengan lelaki itu, dia kakak kelas tampan yang banyak sekali dipujakan oleh beberapa murid perempuan disekolah ini. Dia memiliki banyak kelebihan, dulunya dia ketua osis di sekolah ini, anaknya ramah, selalu menang dalam lomba Olimpiade, dan murid yang paling disayangi guru.
Siapa lagi kalo bukan kak doy. Iya kim doyoung. Dia kakak alumni yang sekarang lagi main ke sekolah ini.
Dan entah mengapa doyoung menarik jaera begitu kuat, apa yang doyoung perbuat? Kenapa dia begitu keras dengan perempuan?
"Saya tanya sama kamu" Doyoung manatap dengan tatapan sinis nya
Jaera hanya bisa menatap mata lelaki itu tetapi ada sedikit rasa takut di dalam benaknya.
"Hubungan kamu sama jaemin apa?" Lanjutnya.
Jaera mengernyitkan dahinya "tunggu apa hubungan jaemin dan kak doyoung? Kenapa kak doyoung pingin tau hubungan Antara aku dan jaemin?" Batin Jaera
"Saya tanya sama kamu kenapa kamu diem?" Ucapnya tegas, berbeda sekali jika dilihat sebelum sebelum saat dia masih bersekolah disini.
"Kamu bisu apa tuli? Saya tanya sama kamu baik baik! Jangan pancing emosi saya!" Bentaknya lalu memutar bola matanya kesal
"Anjir galak" Batin jaera kembali
Jaera mendongakkan wajahnya menatap mantan kakak kelas nya tersebut "a-aanu kak, kalo gue boleh tau kakak siapanya jaemin ya? Sampai perlu tau hubungan kita?"
Doyoung tersenyum lalu menoleh ke arah jaera dan seketika senyum itu hilang "sepupunya, lebih dekat saya kan daripada kamu?" Ujarnya lalu melipat tangannya
Jaera kembali menundukkan kepalanya mendengar jawaban dari doyoung, doyoung menghembuskan nafasnya yang entah sudah berapa kali "heh tuli! Apa saya harus ulangi pertanyaan saya?"
Mendenger hal itu jaera lantas menggeleng dan menunduk dia tidak berani menatap doyoung dihadapannya, wajahnya begitu menyeramkan ditambah dengan kesinisan lirikannya
"Gue sama jaemin cuma temen galebih" Jawab jaera masih menundukkan wajah nya
Doyoung memegang dagu jaera lalu mengangkatnya untuk menatap wajahnya "temennya jaemin apa setannya jaemin?"
Jaera seketika menatap mata doyoung tanpa rasa takut lalu menepis tangannya didagunya.
"Apa maksud kakak ngomong kaya gitu?" Jaera menekankan perkataannya
Doyoung tersenyum kecil lalu memasukkan tangannya disaku celana miliknya, doyoung berjalan mengelilingi jaera
"Selama Jaemin dekat dengan mu, sikapnya makin amburadul kalo kamu tau. Nilainya sering jelek, selalu ngurung diri dikamar, tidak mau disuruh makan, dan selalu membantah perkataan orang tuanya maupun saya....."