Netizen yang maha benar

74 3 0
                                    

Pagi yang cerah. Aku membuka tirai jendela agar cahaya matahari masuk kedalam kamarku.
Aku menarik napasku panjang,lalu menghembuskanya. Memandang sebuah taman yang ditumbuhi tanaman hijau memang menyejukkan. Lebih lagi Karena kamarku berada di samping Taman.

Aku langsung duduk ditepi kasur dan Mencabut Charger Ponselku karena terdapat tulisan "Baterai Full".
Saat Aku menyalakanya,Aku terkejut karena Ponselku Sedang Banjir Notifikasi dari Instagram. Kenapa seperti ini? Biasanya tidak.

Aku mencoba mengeceknya. Aku kembali terkejut melihat di Postinganku banyak sekali komentar-komentar negatif tentang diriku.

"Dasar cewek murahan!! Bisanya cuma ngerebut kebahagiaan orang! Nggak mampu apa bahagia sendiri hahahahah"

"Jadi Cewek kecentilan banget sih! Nggak tau malu emang!"

"Orang kampung nggak usah sok keras!!"

"Dasar Jalang!! Ibu kau Lonte ya?? Anaknya kek begini soalnya!"

"Muka kek Anj*ng juga Sok-sokan!!"

"Cewek bayaran nggak usah banyak bacot!"

Dan masih banyak komentar-komentar pedas lainya. Siapa yang melakukan ini? Apa salahku? Aku ingin menangis..mataku sudah terasa memanas. Perasaan ku benar-benar hancur. Kepalaku rasanya ingin meledak. Aku benar-benar merasa sangat marah sekaligus sedih..

Sampai akhirnya Aku membaca komentar yang paling panjang.
"Heh jalang!! Lo tau kan Lo itu dihujat gara-gara apa? Gara-gara Lo itu Udah Ngambil Brian dari Anneth!! Mereka itu cocok!! Dan dengan seenaknya lo dateng dan buat hubungan mereka hancur!! Kita sebagai Penggemar disini nggak terima! Tanggung sendiri akibatnya! Kita nggak segan-segan buat Ngehancurin Lo!"

Tanganku Benar-benar gemetaran. Aku langsung membanting ponselku ke kasur. Aku memeluk kedua lututku,Dan tangisku pun pecah saat itu juga.. Aku menangis sehening mungkin agar tidak ada yang mendengarnya. Nafasku terasa tersumbat,Dadaku terasa sangat sesak,Aku tidak mengerti kenapa semua ini terjadi padaku.

Tok!Tok! Tok!
"Nilaa? Cuci muka dulu yuk,kita joging kaya biasa.." Brian Mengetuk pintu. Tak ada sahutan juga,dia kembali memanggil namaku.
"Nilaaa kok diem? Buka dong pintunya.." Ucapnya lagi dengan nada memohon.
Dengan cepat Aku langsung Mengusap air mataku kasar yang sudah membanjiri pipiku. Dirasa sudah terlihat cukup normal,Aku membuka pintu.

Kulihat dia terkejut dikarenakan melihat mataku yang memerah.
"Loh kamu kenapa? Habis nangis?" tanyanya khawatir. Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil melewatinya untuk menuju kamar mandi.

Aku mencuci wajahku dan melihat penampilanku dikaca. Benar-benar berantakan! Persis kayak gembel,batinku. Aku langsung merapikan rambutku yang tergerai panjang lalu segera keluar untuk kembali kekamarku.

          ______________**______________

Aku mendapati Brian sedang duduk ditepi kasurku sambil memegangi ponselku dan menatapnya dengan prihatin. Ah parah! Kenapa dia melihatnya?

Aku langsung duduk disampingnya dan merebut ponselku kembali,dan dengan tidak Sengaja aku membaca komentar pedas yang sangat menusuk ke ulu Hati.

"Dasar Cewek nggak bener! Pasti sering mabuk-mabukan Di Club!"

"Gue mau Lo mati! Kita bakal Hancurin Lo bareng-bareng! Camkan itu jalang!"

Rasanya air mataku benar-benar ingin tumpah. Aku tak peduli bahwa ada Orang didekatku! Aku ingin menangis sekencang-kencangnya untuk melampiaskan semuanya.
Namun Brian merangkulku,Dia mengelus punggungku sambil sesekali mengusap lembut kepalaku. Sedangkan aku hanya menunduk sambil memegangi Ponselku.

"Yang sabar ya..Jangan dipikirin..Mungkin mereka iri sama kamu,Aku Nggak pernah ada hubungan apa-apa Sama Anneth, jadi kamu Nggak perlu khawatir.." ucapnya menenangkan. Sedangkan Aku hanya diam membisu menahan tangisku yang akan meledak.
Dan tanpa sadar Aku langsung memeluk Lehernya dan kepalaku bersandar di Dada bidangnya. Air mataku yang mengucur deras membasahi kaos yang ia kenakan.

Aku menangis sejadi-jadinya sambil mengeratkan pelukanku karena Aku merasa yang Kupeluk membalas pelukanku,Dia selalu mengelus pungunggku untuk menenangkan.
"B-ri-ann A-aku takut hiks..hikss..hikss" tangisku tersedu-sedu karena hidungku tersumbat.

"Kamu jangan takut...Ada aku disini,Aku bakal terus Melindungi kamu apapun itu yang terjadi.. Kamu aman disini selagi masih ada Aku, kamu yang tenang ya.." katanya sambil kembali mengelus kepalaku. Kami menjadi terlihat seperti sepasang kakak beradik yang sedang ketakutan.

Tak lama setelah Aku merasa tenang. Aku melepas pelukanku lalu memandang kearahnya. Dia memegang kedua bahuku dengan erat. Meyakinkanku..
"Kamu nggak usah takut lagi,Lupain semua kejadian ini,Komentar negatif itu nggak usah kamu baca lagi,okee?" katanya.
Aku langsung mengangguk dan dia mengusap air mataku dengan lembut.
"Jangan nangis lagi.." katanya dan langsung mengecup keningku.

Refleks Aku kembali memeluknya seperti seorang adik terhadap kakak kesayangnya. Mungkin Aku beruntung,saat aku terpuruk,masih ada orang yang baik terhadapku.
"Makasih banyak Brian,Maaf Aku banyak ngerepotin kamu.." kataku sambil melepas pelukanku.

Dia mengangguk lalu tersenyum. Dia mengenggam tanganku.
"Sekarang kita joging dulu ?? Biar kamu lebih tenang. Nanti kita sarapan dijalan aja gimana?" katanya menatapku. 
Aku tersenyum lalu mengangguk. Kami pun berjalan keluar untuk melaksanakan Aktivitas Joging seperti biasa saat hari libur.
   
        ______________**_______________

-Semoga Isinya pas dengan Judulnya

Tolong Vote dan dukung cerita ini Ya🙏

Thanks Friends😊💖

Seamin Tak SeimanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang