Kita berhasil mengakhiri hubungan dengan baik-baik. Ya, meski pun hubungannya gagal, namun kita mampu mengakhirinya dengan cara baik. Sedari awal kita memulai hubungan ini, harusnya kita sadar, dua insan yang berbeda prinsip tidak akan mudah untuk bersama. Bahkan, kita sadar itu. Hanya saja, kita yang terlalu angkuh menantang semesta, berharap semesta memberikan jalan tengahnya. Kita sadar tentang hal itu, menjalin hubungan ini hanya seperti memasang bom waktu. Ketika sudah waktunya, ia akan meledak, menghancurkan segalanya.
Di kedai kopi sudut kota kita bertemu. Membahas perihal jalan keluar dari masalah ini. Saling bersikap dewasa untuk bertukar pendapat. Ketika banyak tawa yang terdengar dari sudut meja lain, meja kita dingin membeku. Rasanya tidak adil, ketika yang lain harus tertawa riang, tapi kita saling menanggung beban. Akhirnya keputusan itu dibuat. Kita sama-sama sepakat atas kesimpulan yang sudah kita dapat. Bahwa, dengan berat hati kita memang harus berpisah. Melepaskan satu sama lain, meski pun hati rasanya tak ingin. Cinta memang keparat. Membuat luka di tiap hati manusia, bahkan ketika keduanya ingin saling bertahan.
Kamu tersenyum manis, padahal aku tahu hatimu meringis. Namun, ini lah kita sekarang. Dua insan yang masih memiliki rasa, namun terpisahkan oleh prinsip yang berbeda. Kita berjalan bersama menuju pintu keluar kedai kopi. Perjalanan yang terasa berat. Aku memanggilmu yang mungkin untuk terakhir kali. Kamu menatap mataku, kita saling berhadapan sekarang. Kupeluk erat tubuhmu. Deru nafasmu berat sekali, entah kesedihan seperti apa yang sedang kau tahan. Kau tidak menangis, tapi aku tahu kau sangat ingin. Kulepaskan peluk itu. Meski sebenarnya, aku sangat ingin memelukmu lebih lama. Kita saling berpamitan, melangkah kearah yang berbeda. Saling bertolak belakang dan menjauhi satu sama lain. Kita harus menerima ini. Konsekuensi yang harus dihadapi sejak pertama kita memulainya.
Semoga kelak, kau menemukan seseorang yang bisa membuatmu jauh lebih bahagia dibandingkan denganku dulu. Semoga kelak, kita mampu ikhlas menerima, bahwa semesta memang tidak mengizinkan kita bersama. Aku dan kamu saling cinta, tapi semesta berkata tidak. Bom waktu itu sudah aktif. Meledak. Memporak-porandakan bangunan kokoh yang kita buat bersama. Menjauhkan kita, dua anak manusia yang saling cinta. Semesta memang senang bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories about Letting You Go
Kurzgeschichten"Jika melepasmu adalah yang kamu inginkan, maka akan kulakukan." Ini merupakan Kumpulan Cerita Pendek.