DUDA || 05

4.6K 590 14
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar dan vote katena vote itu gratisss!!




Setelah membersihkan tubuhnya, Jeno kembali ke kasur dan bagaimana senangnya Jino yang sudah menunggu di atas kasur untuk tidur bersama tanpa tahu seberapa besar rasa canggung yang menyelimuti di antara Ayahnya dan Karina.

"Ayah ayoo cepat! Jino sudah ngantuk banget." Ujar Jino menarik tangan Ayahnya untuk cepat membaringkan tubuhnya di atas kasur. Karina terlihat sangat canggung dengan duduk di pinggiran kasur hanya menatap ke arah bawah saja.

"Tante cantik ayo tidur." Ujar Jino menarik lengan Karina. Karina tersenyum canggung lalu ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Kiri Jino dan Jeno di sebelah kanan Jino.

Jino mulai terlelap dengan memeluk tubuh Ayahnya dan Jeno menepuk-nepuk pelan lengan Jino agar semakin terlelap dalam tidurnya. Karina tidak mampu untuk membuka matanya takut tak sengaja bertatapan dengan mata Jeno.

Sampai setengah jam lamanya, Jino akhirnya terlelap dan mulai berpindah posisi. Jeno akhirnya bangun dengan gerakan sepelan mungkin agar tidak membangunkan Jino.

Jeno membangunkan Karina dengan mencolek lengannya. Karina membuka matanya lalu Jeno menggerakkan jemarinya memberi kode mengajak Karina keluar dari kamarnya. Karina yang paham segera beranjak sepelan mungkin.

Sampai akhirnya mereka berdua duduk di sofa ruang tengah. Perasaan canggung masih menyelimuti mereka.

"Mau soju?" Tanya Jeno. Karina menggaruk tengkuknya pelan. Lalu menganggukkan kepalanya kecil.

"Boleh."

Jeno segera beranjak dan mencari sebotol soju di dalam kulkasnya, kemudian mencari dua gelas kecil dan mengambil sisa daging dan kimchi untuk menemani mereka minum Soju.

Jeno menuangkan segelas Soju untuk Karina. Karina menerimanya. Lalu menegaknya bersamaan dengan menghadap ke samping.

"Maaf jika Jino sangat merepotkan sampai-sampai meminta kamu untuk tidur bersama. Sekali lagi saya minta maaf atas Jino." Jeno bangun dari duduknya kemudian membungkuk 90 derajat di hadapan Karina.

Karina yang merasa tidak enak jadi ikut berdiri dan membungkuk juga. "Eh Pak gapapa." Ujarnya. Jeno kembali duduk dan Karina juga ikut duduk.

"Sepertinya Jino sangat nyaman di dekat kamu. Saya belum pernah melihat Jino sesenang itu dengan orang lain selain dengan saya dan kedua orang tua saya di rumah." Tutur Jeno mengingat tawa dan senyum Jino seharian ini.

"Saya juga gak tahu Pak. Memang saya orangnya sangat suka dengan anak kecil, mungkin itu yang membuat Jino nyaman dengan saya." Karina tersenyum kecil di ikuti dengan Jeno juga.

"Terimakasih sudah menjaga Jino seharian ini." Jeno kembali membungkukkan tubuhnya berterimakasih. Karina kemudian menahannya untuk melakukannya lagi.

"Sudah segitu saja berterimakasihnya Pak. Dari tadi Bapak kalo gak minta maaf ya berterimakasih." Karina tertawa kecil, memang benar mungkin Jeno sudah banyak melontarkan kata maaf dan terimakasih seharian ini.

"Haha iya saya abisnya gak enak sama kamu."

"Sudah Pak gapapa, saya senang kok main sama Jino. Biasanya keseharian saya itu terlalu membosankan kalo sepulang ngampus. Makanya saya mau Jino di titipin di apart sayatadi siang." Ujar Karina. Jeno tertawa mendengar cerita Karina.

Setelah lama berbincang, Karina memutuskan untuk pulang. Karena Jeno tidak bisa mengantar Karina pulang, alhasil Jeno hanya memesankan taksi untuk Karina.

••

Pagi-pagi sekali Eric datang ke apart Karina. Ia berencana untuk mengantar Karina bekerja hari ini, ia sangat merasa bersalah karna tidak bisa mengantar Atau menjemput Karina bekerja kemarin. Sebagai gantinya, Hari ini Eric merelakan Jam kantornya satu jam untuk mengantar Karina.

DUDA || JENO x KARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang