Pukul 11.30 siang dimana paud harus di tutup, dan beberapa anak-anak juga sudah di jemput orang tuanya. Guru-guru juga sudah di perbolehkan pulang. Karina bersiap-siap untuk pulang namun di saat di lorong, kedua mata Karina menangkap sosok Jino yang masih bermain dengan sendirinya.
"Jino." Panggil Karina semabri memasuki ruangan bermain sekaligus ruang tunggu untuk menunggu orang tuanya menjemput anak-anaknya.
"Halo tante cantik." Ujar Jino menyhuti Karina, Jino masih fokus pada slime yang di mainkannya.
"Ayah Jino belum jemput Jino?" Tanya Karina berbasa-basi sambil ikut memainkan slime yang ada disana.
"Ayah Jino memang sering terlambat jemput, jadi Ayah minta Jino buat main di sini dulu. Tapi, biasanya Ayah tidak pernah setelat ini jemput Jino." Ujar Jino mencrucutkan bibirnya.
"Jino udah telpon ayah Jino?"
"Udah Tante, ayah bilang sebentar lagi jemput." Ujarnya.
"Jino laper?" Tanya Karina, perut Jino terdengar berusara gemuruh. Sepertinya Jino lapar, Karina hanya ingin mengajak Jino makan sebentar di luar. Tidak masalah bukan?
"Jino laper banget Tante. Jino pengen makan omellet." Jino menatap Karina dengan kedua bola matanya yang berbinar.
"Jino mau pergi makan sebentar sama Tante sebelum ayah Jino jemput gak?"
"Mau banget!!! Makhluk di perut Jino terus mengaum dari tadi, Jino takut nanti mereka memakan perut Jino habis kalo Jino gak pergi makan sekarang."
Karina tertawa kecil mendengar penuturan Jino mengatakan di perutnya ada makhluk yang akan menghabisi perutnya.
"Yaudah sekarang Jino pergi makan dulu sama Tante yuk." Ujarnya Karina kemudian Karina membantu Jino mencuci tangannya dan memakaikan tasnya. Kemudian mereka berdua beranjak pergi.
••
Mereka sampai di tempat makan yang terletak di depan paud. Agar mudah menetahui kalo nanti semisal ayah Jino sudah datang menjemput. Karina memesankan omellet sesuai permintaan Jino dan memesankan Jino susu cokelat hangat.
Karina memilih duduk di depan jendela besar yang mengarah ke arah Paud.
Makanan mereka sudah habis namun Ayah Jino belum juga datang. Karina terliaht kesal dengan keterlambatan Ayah Jino, bagaimana jika Jino sendirian di paud dan kelaparan? Lalu pingsan? Benar-benar tidak konsisten dengan waktu.
"Jino mau brownies gak?"
"Mau tante. Jino suka brownies." Ujar Jino semangat mendengarnya.
"Sebentar ya, tante pesan dulu." Ujar Karina lalu pergi memesan brownies. Sampi brownies itu datang, Jino memakannya lahap, kerap kali Karina menyuapi Jino browniesnya.
"Jino suka ?" Tanya Karina.
"Suka banget." Jino memakannya lahap.
"Mau setiap hari kesini sama tante?" Tanya Karina. Jino terlihat sangat bersemangat dan mengiyakan. Tak di sangka Jino memeluk Karina.
"Aku suka deh sama Tante." Ujar Jino.
"Jino!"
"Ayah!" Jino turun dari kursi dan berlari ke arah Ayahnya. Kemudian melompat ke pelukan Ayahnya.
"Jino kenapa gak nunggu Ayah di tempat yang Ayah minta?" Tanya Jeno, Jino menundukkan kepalanya sedih dan takut membuat Ayahnya marah.
"Maaf pak. Saya guru baru di paud hankuk. Saya yang mengajak Jino kemari, karna dia bilang kalo perutnya lapar. Maaf saya tidak menghubungi bapak terlebih dahulu. Sekali lagi saya meminta maaf." Karina membungkuk merasa menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA || JENO x KARINA
Fiksi PenggemarAwalnya cuma nemuin bocah nangis di tengah kerumunan, eh! malah kepincut Mas Duda ganteng rasa bujangan. 🥉#3 - fanficromance (050721) 🥈#2 - fanficromance (080721) 🥉#3 - jino (090721) 🥈#2 - jino (010821) 🥇#1 - jino (090821) 🥉#3 - aespa (041221...