part 02. PAK REVAN

299 167 49
                                    

Jangan ajari aku tentang sabar dan bersyukur, direndahin serendah tanah saja aku masih bisa tersenyum.


Kalian tau siapa yang ngelakson tadi?? Pak Revan iya bener.

"Ngapain kamu disitu" tanya pak Revan.

"Ngemis pak" kesal Rahel

"Kalo mau ngemis dipinggir jalan, bukan diparkiran"

"Gilakkk! Stres gw liat lu pak!!!"

"Loh kok kesal"

"Ya bapak sih pakek nanya lagi"

"Saya kan cuma ngasih tau, emang salah saya apa?"

"Gak ada" jawab Rahel acuh

Sebenarnya ia ingin sekali memaki dosen di hadapannya ini

UDAH GAK NGASIH TUMPANGAN

BANYAK BACOT LAGI

"Kamu gak bawa mobil?"

"Enggak"

"Kalo gak bawa mobil ngapain disini, ngadang jalan tau gak"

"Dih suka-suka saya dong pak"

"Emang ada yang suka sama kamu?"

"Ada lah pak, banyak lagi"

"Palingan orang gila yang suka sama kamu"

"Enak aja!!" Sewot Rahel yang membuat pak Revan terkekeh.

"Yaudah pulang bareng saya aja" ucap pak Revan, sebenarnya ia hanya bercanda.

"Tumben, jangan bilang bapak suka ya sama saya!"

"Tentu tidak, kalo saya suka sama kamu berarti saya gila dong"

"Enak aja, bisa jadi bapak udah tergila-gila dengan saya" ucap Rahel dengan PD-nya.

"Dih ogah saya mah"

"Saya juga ogah kalikkk eww!"

"Yaudah minggir saya mau lewat" ketus dosennya.

"Lah terus saya pulang sama siapa?"

"Mana saya tau"

"nebeng boleh gak sih pak"

"Gak"

"Pelitttt, kalo gak mau anterin saya pulang, saya gak mau minggir"

"Ck iya cepat masuk!"

"Boleh kan pak?"tanya Rahel lagi yang mendapati pelototan dari pak Revan dengan sigap ia hendak masuk duduk di kursi belakang.

"Ngapain kamu duduk disitu"

"Lah terus saya mau duduk di mana pak?"

"Masa Dibagasi?" Sambung Rahel yang tak habis pikir dengan dosennya yang satu ini.

"Duduk di depan" titah pak Revan.

"Enggak"

"Cepat!, kamu pikir saya supir kamu"

"Ck iya"

Selama perjalanan hanya ada kesunyian. Mobil yang dikendarainya kini telah sampai di sebuah rumah mewah milik Rahel. Rahel bingung kenapa pak Revan bisa mengetahui alamat rumahnya, atau pak Revan memata-matai-nya.

"Pak"

"Hm"

"Bapak kok bisa tau rumah saya?"

"Nebak"

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang