PART.06 KEMBALINYA REY

100 33 1
                                    

Happy reading ya!!
Love you

Kalian tau siapa yang ditabrak Rahel. Pak Revan lagi!!

Rahel mengetahui bahwa seseorang yang barusan ia tabrak adalah pak Revan. Rahel sekuat tenaga berusaha berlari namun dirinya ditahan.

"Eeh mau kemana kamu." Suara bariton itu keluar dari mulut pak Revan sambil menarik tas punggung milik Rahel.

Rahel seketika membelalakkan matanya "mau kekelas pak, udah kesiangan ini" ucap Rahel sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Revan ditasnya.

"Apakah saya perduli?"

"Yaudah kalo bapak gak perduli intinya saya mau ke kelas pak!"

"Setidaknya minta maaf" tegas Revan sambil membersihkan jasnya.

"Kan tadi saya udah minta maaf lohh" Rahel yang berfikir jika dosennya ini budeg.

"Ulangi"

Rahel menghela nafasnya kali ini ia harus tepat waktu tapi kenapa ada saja dosen yang mengganggunya. "Oke saya Rahel ingin meminta maaf kepada pak Revan Karena tidak sengaja menabraknya."

"Oke"

"Gitu doang kan pak?"
"Saya duluan takut dosen yang terkenal killer itu memarahi saya" lanjut Rahel Setelah itu pergi tanpa mempedulikan tatapan tajam dari pak Revan.

Setelah sampai didepan pintu kelas Rahel menarik Nafasnya lega karena dosennya belum masuk saat Rahel hendak memasuki kelas itu namun dirinya di dahului oleh dosen.

Rahel terdiam saat mengetahui ternyata matkul hari ini adalah dosennya pak Revan.

Saat pak Revan udah duduk di kursinya ia melihat Rahel yang masih tak berkutik "ngapain kamu disitu"

Rahel merutuki mulutnya Yang tidak pernah bisa diem.
"Enggak pak" dengan sigap Rahel masuk dan duduk di sebelah Devi.

Beberapa materi telah di sampaikan. Mungkin kali ini Rahel berusaha memahami materi yang begitu rumit baginya. Kini jam-nya telah usai Rahel menghela nafas lega.

Satu persatu mahasiswa keluar dari kelas dan kini tinggal Rahel dan teman-nya.

"Lo tumben bisa fokus ke materi hari ini?" Tanya Dita yang mulai curiga.

"Kesambet apa lagi??Rey lagi?" Celetuk Devi.

"Palingan fokus kedosennya yang ganteng" sahut Dita.

"Yang bener itu Devi" ucap Rahel sambil bertos-ria dengan Devi.

"Ngapain lagi si Rey yang gajelas itu" Tanya Jerry yang sangat tidak menyukai kehadiran Rey Dalam kehidupan Rahel yang dapat mempengaruhi pendekatan dirinya terhadap Rahel.

"Jaga mulut Lo" sentak Rahel sambil menggeplak meja dan keluar dari kelas.

NOH JADI SENTAK SENGOR KAN.

"Rahel" panggil yang lain kecuali Jerry. Jerry hanya berdiam diri, tidak biasanya Rahel semarah ini padanya.

Dita dan Devi menyusul Rahel dan meninggalkan Jerry yang masih bibgung. "Woe hel, Lo mau kemana sih capek gue ngejar lu" Devi bersusah payah mengucapkan kata-kata karena ngos-ngosan.

"Ke mall aja yuk, refreshing dikit" ajak Rahel.

"Yaudah ayok aja sih kalo gue" ucap Dita.

Rahel mengendarai mobilnya bersama kedua sahabatnya. Kini Mereka tengah memutari pusat perbelanjaan terkenal dikotanya.

"Eh itu pak Revan gak sih" celetuk Dita.

"Gilak sih sebanyak ini orang matanya bisa aja liat yang bening" salut devi yang gak habis pikir dengan isi otak Dita.

"Bentar itu kan ayah gue" kali ini mata Rahel yang berbeda dengan temannya. Ia hanya melihat ayah-nya tanpa memperdulikan siapa orang yang di samping Varo.

"AYAAHHH" Rahel menghamburkan pelukannya ke Varo.

"Ehh Rahel" Varo sedikit membalas pelukan Rahel mengingat disampingnya ada Rey.

"Malu dong dengan Rey" bisik Varo.

"Kenapa malu, kan ayah aku juga terserah aku dong" ketus Rahel yang tidak memperdulikan tatapan mata dari temannya.

"Iya, kenapa kamu disini?" Tanya Varo.

"Refreshing dong ayah, pusing dengan matkulnya" sindir Rahel dengan spontan tanpa memikirkan perasaan pak Rey.

"Ayah duluan ya" ucap Varo yang buru-buru pergi dan diikuti oleh pak Rey disampingnya.

Dita dan Devi menghampiri Rahel "kok ayah lu Ama Dogan"

"Gak tau, gak perduli" acih Rahel.

"Yaudah kita ikutin aja yuk" ajak Dita dengan antusias.

"Ngapain coba ngikutin ayah gue, mau jadi enak tiri gue?" Celetuk Rahel yang tak suka.

"Sembarang, gue mau ngikutin pak Revan dong" Dita melihat pak Revan yang mulai menjauh segera menarik tangan kedua temannya. Namun naas temannya gak mau.

"Ayolah gue penasaran" mohon Dita.

"Udah jauh noh" ucap Dita.

"Yaahhh" Dita melemas.

"Ayo main game" ajak Rahel.

Setelah 2jam-an mereka bermain hari telah sore Rahel dan teman-nya pulang ke rumah.

MALAM

Kini Rahel telah bersiap sedikit polesan lipthin dibibirnya, ia telah siap untuk pergi bersama Rey.

"Sayang" panggil Rey, dibalas senyuman yang indah dari Rahel.

"Yah, Rahel izin pergi dulu ya" Rahel dan Rey berpamitan dengan Varo dan Aura.

"Jangan pulang larut malam" Aura mengingatkan.

"Iya bund"

Rahel masuk kedalam mobil yang dikendarai oleh Rey. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi dan mereka telah sampai di suatu tempat.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Rahel yang melihat perubahan pada diri Rey.

"Mau pulang ya??" Lanjut Rahel karena yang dipikiran Rahel hanya takut jika orang tuanya Rey marah kembali.

"Bukan itu" kali ini Rey membuka suara namun Rey mulai berkeringat.

"Terus kenapa sayang" Rahel mulai panik.

"Gak enak badan?? Yaudah kita pulang aja ya"

To be continued

Author: ElisNrmls
Selasa, 29 Desember 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang