-24-

61 5 1
                                    

Pada jam olahraga kali ini, Tim Yusuf dan Tim Ghali mengikuti pertandingan basket. Sebelum memulai permainan basket ini, kedua tim saling bertatap muka terlebih dahulu. Tapi yang membuat Yusuf heran, Ghali memberi tatapan seolah-olah Yusuf adalah musuhnya. Padahal Yusuf tidak merasa pernah membuat masalah pada Ghali.

PRRIITTTTTTT. Tandingan basket pun di mulai.

"YUSUFFF SAYANG SEMANGAT. AYOOO SEMANGAT." Auris berteriak sekeras-kerasnya, ia tidak memperdulikan tatapan aneh yang di berikan oleh orang lain untuknya. Mereka semua sudah dipastikan mengenal Auris, dan tentunya tentang Auris yang menyukai Yusuf. Semua warga sekolah Diaksa juga sudah tau jika cinta Auris bertepuk sebelah tangan, jadi tidak ada yang mengira bahwa Auris dan Yusuf memiliki hubungan, hanya karena Auris selalu bertingkah seperti pacar Yusuf.

"SAYAAAAANGGG SEMANGATTTT BEBBBBB, SAYANG KUHHHH BABY KUUUUHHH SEMANGGGGGGATTTTTT." Yusuf yang sedang bertanding pun terkadang tidak fokus karena teriakan alay Auris. Berbeda dengan Ghali, wajahnya sudah memerah, ia benci mendengar Auris yang mendukung Yusuf.

Putri yang berada di samping Auris, menatap jijik pada Auris. Dia tidak suka jika ada perempuan lain yang mencoba dekat-dekat dengan Yusuf.

"YUSUFFF SEMANGATTT JANGAN LUPA BERDOA." Teriak Putri tidak kalah nyaring.

"ORANG TUH BERDOA WAKTU MAU MULAI MAIN BUKAN PAS MAIN. AYO. SEMANGATTTTTTTTTTTTTT." Teriak Auris membahana. Berniat menyindir Putri.

"SUKA SUKA GUE DONG. YUSSUF SSEMANGGAT." Balas Putri lagi. Membalas sindiran Auris.

"DEFFFFIINNN AYOOO SAYANG KAMU PASTI BISA." Teriak Bella.

Anara yang di samping Bella langsung menyenggol bahu Bella. "Apaan sih lo, nanti aja lo bela pin-pin lo itu. Biar si Auris sama cewek gatel itu adu mulut dulu." Ucap Anara. Bella hanya mengangguk malas.

Bukkk.

Semua orang yang menonton pertandingan basket yang berada di lapangan sebelah kanan dan pertandingan bola sepak yang berada di sebelah kiri, langsung melihat ke arah bola sepak yang melayang mengenai seseorang wanita pada bagian lapangan Basket. Bukan hanya para penonton, semua pemain pun berhenti bertanding dan melihat ke arah perempuan yang sudah tergeletak  tidak berdaya itu.

"Siapa tuh yang jatuh?" Tanya Deffin yang sudah mendekat ke arah Yusuf. Orang yang terjatuh itu tidak terlihat lagi di mata Yusuf dan beberapa orang, kerena orang yang terkena tendangan bola itu sudah dikerumuni.

"Eh itu siapa yang kena bola?

"Auris anak ipa itu."

Tubuh Yusuf mendadak lemas dengan jantung yang berdetak cepat, saat mendengar dari ucapan perempuan itu yang mengatakan bahwa Aurislah yang terkena bola itu.

"Eh lo mau kemana?" Tanya Deffin sambil menahan lengan Yusuf. Bukannya menjawab pertanyaan Deffin, Yusuf malah melepaskan tangan Deffin dari lengannya dan berlari menuju kerumunan itu.

Yusuf mendorong orang-orang di kerumunan itu agar Yusuf bisa melihat keadaan Auris. Tiba di depan Auris, Yusuf melihat para teman Auris yang berada di samping Auris dan pria berpakaian baju bola yang seperti ingin menggendong Auris.

"Minggir lo." Yusuf mendorong dengan kasar lengan pria itu, hingga terjatuh.

"Maaf, gue nggak sengaja." Yusuf yang hendak menggendong Auris jadi berhenti. Ia menatap pria itu dengan tajam, mendengar ucapan pria itu saja, Yusuf sudah menebak jika pria itu yang menendang bola hingga mengenai Auris.

"Anjing lo." Yusuf langsung menhadiahkan bogeman mentah dengan keras ke pipi pria itu, membuat pria itu tersungkur dan mengenai kaki siswa-siswi yang mengerumuni Auris.

Setelah itu Yusuf kembali menghadap Auris ingin mengendong Auris, tapi sialnya ada pria lain yang mendorong Yusuf. Ketika berbalik, wajah Ghalilah yang muncul. Karena sudah kelewat kesal Yusuf langsung mendorong dengan keras Ghali hingga teesungkur, Ghali yang terjatuh tidak terima dan ingin membalas Yusuf.

"Oi DIKA LO PUKUL TU COWOK, NGANGGU GUE." Dika yang merasa terpanggil langsung menghajar Ghali.

Merasa sudah tidak ada halangan lagi, Yusuf langsung membawa Auris ke dalam pelukannya dan mengangkat Auris.

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap benci dengan pertunjukan itu. Dia lah Putri, ia mencoba untuk berpikir positif. Bahwa Yusuf menolong Auris hanya karena anggota osis, ketua keamanan.

***

Yusuf membawa Auris menuju UKS. Tapi tiba di depan ruang UKS, langkah Yusuf terhenti saat Auris berbisik di telinganya.

"Jangan di uks, nanti di periksa sama Dokter sekolah, kan berabe nanti jadinya."

"Lo nggak pingsan." Tanya Yusuf pada Auris.

"Hi, em, em." Auris membuka sedikit matanya untuk menatap Yusuf. "Nggak hehehe."

Akhirnya Yusuf membawa Auris ke belakang sekolah, tempat di mana sangat jarang ada murid yang berada si sana.

Yusuf meletakkan Auris ke kursi yang tersedia. Sekarang mata Auris sudah terbuka dengan sempurna.

Sejak Auris duduk, Yusuf tidak ikut duduk, ia hanya menatap tajam pada Auris.

"Cieee khawatir." Ucap Auris sambil menunjuk Yusuf.

Tadi saat Auris terkena bola, sebenarnya bola itu tidak kencang mengenai kepalanya, Hanya saja saat bola itu mengenai kepalanya, Auris langsung mempunyai ide. langsung saja Auris berpura-pura pingsan dengan menjatuhkan badannya.

Auris melakukan ini untuk memanas-manasi Putri, cewek ganjen yang mendekati Yusuf. Lihatlah sekarang, semua tebakan Auris benar, walaupun tadi ia sedikit ragu jika Yusuf akan peduli padanya.

"Pede lo, gue cuman khawatir sama itu." Yusuf menunjuk perut Auris.

Entahlah Yusuf pun bingung kenapa bisa sekhawatir itu pada Auris. Sepertinya Yusuf khawatir pada Auris dan makhluk kecil di perut Auris, hanya saja ia gengsi untuk mengakui itu semua.

"Ih kok lo gitu sih. Hiks." Hatinya langsung sedih, Yusuf tidak khawatir dengannya. Hal itu membuat Auris mengeluarkan air matanya. Ia tidak terima, sudah sejak lama Auris mengejar Yusuf. Tapi sampai sekarang rasa khawatir pun tidak ada untuknya.

"Jeh kok nangis sih." Yusuf mengaruk lehernya yang tidak gatal.

"Males gue sama lo." Setelah mengucapkan itu, Auris langsung beranjak dari duduknya dan meninggalkan Yusuf sendirian.

****

80 Vote + 20 Comment.

Ramein ya :)


AuristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang