Untuk chap ini warning: 🔞🔞🔞
°°°
Bungkusan plastik berisi makan malam Minho letakkan di meja. Pelan dia berjalan kearah ranjang, takut membangunkan sosok manis yang masih setia terlelap sejak siang tadi. Salahnya juga tidak memasang alarm untuk jaga-jaga, Minho jadi ikut kebablasan tidur. Untungnya dia terbangun meski waktu sudah menunjukkan nyaris pukul sebelas malam.
Uring-uringan dicarinya warung nasi yang masih buka. Jika saja tidak ingat Jisung tidak boleh melewatkan makan, mana mau dia repot-repot keluar malam dengan udara dingin seperti sekarang?
"Dek, bangun, makan dulu." Minho mengguncang pelan bahu Jisung hati-hati.
Namun yang lebih muda enggan bergeming. Tubuh kurusnya semakin meringkuk, mencari kehangatan diantara bantal guling dan selimutnya.
"Jisung," Sekali lagi. Kali ini Minho mendekap erat tubuh Jisung. Dicubitnya main-main pipi gemuk sang kekasih hingga raut tak nyaman muncul disana.
Minho terkekeh kala sukses membangunkan si manis. Rengekan lucu Jisung berikan sebelum mendusel manja dalam ceruk leher sang dominan.
"Ngantuk." gumamnya lesu.
"Iya makan dulu, baru lanjut tidur lagi."
"Enggak lapar mas. Mau tidur saja."
"Maa bisa begitu? Kamu punya maag."
Tubuh ringan Jisung dia angkat sampai ke depan meja. Minho sendiri duduk bersila, lalu perlahan menurunkan Jisung dipangkuannya. Ini persis seperti cara sang tante membujuk anaknya dikala susah makan.
"Buka mulutnya."
Ogah-ogahan Jisung menerima suap demi suap yang disodorkan oleh Minho. Dia mengunyah dengan malas karena memang keinginan tidurnya lebih besar ketimbang makan.
"Kenyang." Sendok yang terhenti di depan mulutnya dia tepis pelan.
"Sekali lagi."
"Ndak mauuuu."
"Dek,"
"Ndak mau mas. Perut Jisung sudah keyang."
Minho menghela napas, "Yasudah. Minum dulu." dia serahkan botol air mineral kemasan yang sudah diberi sedotan kepada Jisung.
"Besok Jisung ada mata kuliah." curhatnya sambil memainkan lengan kuat yang melingkar di depan perutnya.
"Jam berapa?"
"Satu siang."
"Yasudah, nginep sini saja. Toh nanti bisa mas antar. Masalah baju pinjem punya mas."
"Tapiㅡ"
"Kan kita udah lama nggak ketemu. Kemarin-kemarin juga quality time berduanya kurang selama dirumah. Kapan lagi? Nanti mas bakalan sibuk ngajar, kamu juga sibuk sama tugas kuliahmu. Moment kayak gini jarang bisa kita dapetin Ji."
Jisung membenarkan dalam hati. Kalau diingat-ingat mereka nyaris tidak pernah punya banyak waktu berdua untuk bercerita atau sekedar cuddling satu sama lain. Harusnya ini moment yang ditunggu-tunggu, dimana hanya ada mereka tanpa siapapun yang bisa mengganggu.
Lalu entah bagaimana tau-tau keduanya sudah berada diatas ranjang, saling memeluk erat seolah berbagi hangat tubuh guna mencari kenyamanan. Yang lebih kecil mengerang halus, pertanda begitu menyukai bagaimana rasa aman itu terasa ketika lengan pria yang lebih tinggi merengkuh pinggangnya.
Minho tersenyum tipis. Kedua tangannya menangkup sisian wajah Jisung dan mempertemukan wajah mereka hingga nyaris bersatu.
"Kalau seandainya mas bilang mas mau kamu malam ini, gimana Ji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
senja | minsung ✔
Fanfictionㅡ ❝ senja bahagia, walau kadang berduka dan terluka. tapi dia rela menanti manakala sang surya pamit untuk pergi. senja masih disini. ❞ ㅡ book kedua dari 'CANDALA' ㅡ R E P U B L I S H + R E V I S I ㅡ non baku, other pairing included (chanjin, a lit...