-CHAPTER SEBELAS : BAIKAN

62 26 1
                                    

Orang yang dimaksud Devan adalah Alvin. Beberapa jam lalu, usai dari kost Celly, ia memohon - mohon pada Devan agar membantunya berbaik dengan Celly.

”Kak Devan mana ! ?  kenapa kamu yang datang ? !” teriak ku, pergi dari hadapannya mencari keberadaan Devan tetapi ia menghadang ku.

”Celly, dengerin gua dulu !”

”Enggak mau ! ! kamu jahat ! !” tekan ku tetap berjalan pergi tak peduli dengannya. Ia menarik pergelangan tangan ku. ”don't touch me ! !” aku berusaha melepaskannya namun tenaga ku tak cukup kuat.

”Celly please kasih gua kesempatan sekali ini aja.” pintanya tetap terus menahanku.

”Gak mau ! !” jawabku masih usaha melepaskan cengkraman tangannya.

”Celly maafin gua please ! gua... gua...”

”ENGGAK ! !  KAMU JAHAT ! !  KAMU JA-HAT ! !

Alvin berusaha menenangkan ku namun aku terus berteriak dan memberontak. ”CELLY TENANG DULU ! ! !” serunya membuatku hening tak bersuara.

Aku berjongkok menyembunyikan kepalaku pada kedua lengan diatas dengkul. Air mataku mengalir membasahi pipi. Aku merasa ada yang berderak di dada, rasa sakit menjalar.

Alvin mengikuti ku. ”Gua nyesel pernah bilang gitu ke elu. Devan benar, gua udah dibutakan cinta.” ucap Alvin. ”gua... gua sayang sama lu. Maafin gua.” ucapnya lagi dengan lirih.

Alvin berdiri lalu membalutku dengan mantelnya kemudian meraih tanganku untuk berdiri membawa menuju bangku panjang terdekat disitu.

Ia mengelus kepalaku, menyandarkan pada bahunya. Aku merasa sangat tenang dari sebelumnya namun, pikiranku bertanya - tanya dimana Devan ? mengapa ia belum kembali ? seraya memikirkan hal tersebut aku melirik jam handphone menunjukkan pukul delapan belas lebih sepuluh menit.

Kami tak saling mengeluarkan sepatah kata apa pun hingga seseorang menjadi pemecah keheningan. ”gimana ? udah baikan ?”

Pandanganku yang menunduk kini teralihkan oleh suara tersebut. ”Kak Dev ? !” girang ku.

Alvin menaikkan alisnya mengiakan pertanyaan Devan. ”thanks bro.”

”No problem.” ia melihatku sesaat lalu berkata, ”Lo pulang bareng Alvin ya (?) gua mao ngasih makan kucing dulu." katanya lagi sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Aku dan Alvin diam menjelanggar menatap satu sama lain. ”sejak kapan lu punya kucing ?” tanya Alvin.

”Sejak tadi pas beli minum.” ungkap Devan. ”Gua balik deluan bro.” ucapnya lagi.

Babaay Kak Dev ! ! !” teriak ku melihat punggung Devan yang mulai menghilang.

Canggung dan awkward adalah situasi yang terjadi saat ini. Alvin memalingkan wajahnya padaku. Ia terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu namun masih ditahannya.

Setelah beberapa saat mulutnya terbungkam akhirnya ia berbicara ”Mau eskrim ?” 

Mmm ? lagi ga mood.”

”Tumben.” gumam Alvin. ”coklat ?”

”Klo itu... HAYUU ! !” teriakku bersemangat berjalan terlebih dahulu meninggalkan Alvin.

”Sejak kapan dia suka coklat ?”gumamnya lagi.

***

Lelah dan legah dua kata yang bisa menjelaskan perasaanku hari ini. Selama perjalanan pulang aku tertidur di pundak Alvin sampai aku merasa ia memberhentikan motornya.

Menyadari aku telah tertidur ia menggendongku ala bridal style hingga membawa ke kamar, lalu membaringkanku.

Sepertinya ini bukan ranjang ku ? batin ku.

Ia mendekatkan bibirnya pada kuping ku lalu berbisik, ”goodnight. gua sayang lu, bego.”

Chup

F l a s h b a c k   o f f ~

***

H U W A A A   A K H I R N Y A  
S E T E L A H    S E K I A N   L A M A   A L V I N   D A N    C E L L Y 
B A I K A N   J U G A -  !  !  !

T H A N K   Y O U
Y A N G   U D A H   B A C A -! ! !

G A   N Y A N G K A   Y A   B E N T A R
L A G I   T A M A T
H U H U H U

K A L I A N   L E B I H   P I L I H
D E V A N  &  C E L L Y
A T A U   A L V I N  &  C E L L Y ?

O H   I Y A A   J A N G A N   L U P A
V O T E   J U G A   Y A A -! ! !

M A K A S I H -! ! !

You and My Dreams  [COMPLETED] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang