Bagian Kedua - Tentang Kita

342 52 1
                                    

Hinata mulai bertambah usia. Kini ia sudah duduk di bangku menengah atas. Motivasinya tumbuh seiring berjalannya waktu. Kini ia lebih tenang dan tidak sevokal dulu.

Ia sudah jarang bermain di padang rumput lagi. Namun begitu, hari-harinya sangat menyenangkan. Ia masuk ke klub pecinta kendaraan, bagian kendaraan udara. Ia bahkan mendapatkan teman dari sana. Namanya Sakusa, seorang kakak kelas.

Sakusa mirip dengan Hinata. Ia suka pesawat terbang. Ia juga bercita-cita menjadi pilot. Benar-benar satu jiwa. Mereka sering berdiskusi bersama. Bahkan tak jarang berdebat. Meski begitu, mereka tetap berteman akrab.

Kesamaan tersebut membuat mereka berdua sangat lengket, kemana-mana berdua. Pergi ke toko buku, membeli alat perlengkapan klub, sampai makan bersama. Kemudian tercipta quote di mana ada Hinata, disitu pasti ada Sakusa. Pertemanan mereka sangat dekat, karena merasa nyaman satu sama lain. Bahkan terkadang Sakusa terlalu protektif terhadap Hinata.

Hingga suatu saat, rumor tersebar di kalangan murid lain. Menjalar diam-diam. Bahwa Sakusa dan Hinata pacaran.

" Memang kenapa kalau kita pacaran?" Sakusa menjawab ketus kepada seseorang yang bertanya kepadanya.

" Aku hanya ingin tahu." Orang itu menunduk memainkan ujung bajunya.

" Aku bahkan tidak tahu siapa kamu. Mengapa kamu sangat ingin tahu urusanku? Pergilah!" Sakusa jengkel, ia berjalan meninggalkan orang itu.

Rumor itu awalnya hanya angin burung. Tak dianggap. Namun setelah Sakusa menanggapi seperti itu, rumor itu semakin panas. Bahkan menjadi trending di setiap percakapan murid di sekolah.

Perundungan verbal pun tak dapat dielakkan terjadi. Terutama Hinata yang masih kelas satu. Setiap kali ia lewat di depan kakak kelas, ia dimaki-maki. Bahkan tak jarang ia ditatap rendah. Hari-harinya tak lagi menyenangkan.

.....

" Shouyou, mengapa kamu masih bersamaku?" Sakusa bertanya pada Hinata yang masih bertugas menyusun artikel di ruang klub. Hinata menatap Sakusa sebentar. Kemudian kembali pada pekerjaannya.

" Omi-san ga mau temenan sama aku lagi?" Hinata masih mengumpulkan potongan-potongan kecil. Tangan kecilnya cekatan merapikan sisa-sisa guntingan.

" Bukan, rumor itu..... kamu ga keganggu?" Sakusa mengambil kertas sisa. Ia mencoret-coret di atasnya.

Shouyou membuang potongan tadi. Ia sudah selesai. " Lalu ada apa dengan rumor itu?" Hinata menempatkan dirinya duduk di hadapan Sakusa. Wajahnya cerah seperti biasa, meskipun ada sedikit mendung di sana.

Sakusa menatap lama Hinata, " Kau tahu, jika aku mengelak saat itu, kamu tidak akan seperti ini." Hinata berdehem lama.

" Lalu mengapa Omi-san tidak mengelaknya?" Hinata tersenyum. Sakusa terdiam. Ia sendiri bahkan tidak tahu mengapa ia tidak mengelaknya.

" Aku... tidak tahu." Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Wajahnya dipalingkan.

" Omi-san....."

" Ya?" Sakusa menoleh.

" Mau menjadi pacarku?"

Fly AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang