Bagian Ketiga - Tentang Cinta

274 50 0
                                    

Sekolah heboh tentu saja. Kini afeksi mereka telah ditunjukkan terang-terangan. Sakusa setiap harinya mengantar Hinata sampai ke depan pintu kelas. Memastikan tidak ada yang mengganggunya. Tidak ada yang berani. Lagipula siapa yang mau melawan manusia setinggi 190 cm yang secara fisik pun sudah sangat atletis. Cari mati namanya.

" Sampai di sini. Aku akan baik-baik saja Omi-san." Hinata mendongak dan tersenyum. Kembali cerah tanpa mendung.

Sakusa mengangguk. Ia menundukkan sedikit kepalanya. Mencium tepat di dahi lalu mengusak rambut Hinata.

" Sampai ketemu istirahat nanti." Sakusa menoel hidung Hinata, kemudian berlalu sambil memasukkan tangannya ke saku.

Meninggalkan Hinata yang memerah hingga ke telinga hingga harus ditutupi tangannya.

Hari-harinya kembali menyenangkan seperti semula. ..... Hari ini Sakusa berencana mengajak Hinata berkencan. Mereka akan pergi piknik ke gunung. Benar-benar seperti pasangan orang tua yang menghabiskan waktu bersama.

Memanggang daging, membuat api, menyanyikan lagu-lagu. Kegiatan yang menyenangkan dilakukan bersama. Kasih tumbuh besar seiring mereka bersama, seiring berjalannya waktu.

" Omi-san." Hinata memanggil Sakusa lembut. Tubuhnya kini terbalut selimut tebal di dalam dekapan Sakusa. Mereka tidur di luar tenda. Menikmati pemandangan langit malam yang cerah. Ditemani bintang-bintang yang bertaburan dan bulan sabit yang malu-malu mengeluarkan sinarnya.

" Ada apa Shou?" Sakusa membenahi posisi supaya Hinata dapat berbaring nyaman.

" Suatu hari nanti, terbang bareng yuk." Hinata memainkan kain yang terjuntai.

" Kamu pilotnya, aku co-pilotnya gapapa deh." Lanjutnya. Sakusa tersenyum. " Tentu saja. Bukankah itu cita-cita kita selama ini?"

" Tapi janji." Hinata menuntut.

" Iya sayangku." Sakusa mendekap erat Hinata.

Hinata terdiam. Semenjak ia memasuki bangku menengah atas, sebenarnya ia sudah tidak yakin apakah ia akan bisa mencapainya. Motivasinya tetap ada, namun keyakinannya perlahan memudar. Hinata kembali bergelung ke dekapan Sakusa. Menghirup dalam-dalam aromanya. Sangat menenangkan hatinya.

" Hei, Shou, lihat! Ada bintang jatuh." Sakusa berujar girang mencolek Hinata.

Benar-benar ada bintang jatuh.

" Mintalah sesuatu, Shou." Sakusa memejamkan mata. Apa yang akan Hinata minta? Semuanya sudah cukup di sini. Terbang? Ah, benar. Hinata berharap ia dan Sakusa dapat terbang bersama dan tetap bersama selamanya.

Sakusa membuka matanya. " Apa yang kamu harapkan?" Hinata bertanya.

" Aku dan kamu akan bersama mewujudan mimpi. Dan bersama selamanya." Sakusa menjawab ringan. Hinata mendengus. " Klasik." Komentarnya.

" Hmm, kamu sendiri apa?" Sakusa menggoda Hinata.

" Sama." Hinata memalingkan wajahnya. Sakusa terkekeh, " Berarti kita jodoh." Seloroh Sakusa. Telinga Hinata memerah.

Malam ini langit berpesta dengan ribuan taburan bintang yang sangat menawan.

Fly AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang