Tanda

680 74 25
                                    

Enjoy
.........................................................

"Gunakan sesuatu yang mirip, aku tak ingin ditatto asli seperti mereka." bisik Xue Yang pada lelaki yang sudah menyiapkan sebuah sabotase yang diperlukan.

"Iya, tenang saja, aku bawa tatto hadiah permen yo*an dengan-"

Xue Yang membulatkan matanya ketika melihat apa yang dibawa patner kerjanya itu. "Kau gila menggunakan setrika?!"

"Tapi dipetunjuk penggunaannya harus disetrika." jelas Song Lan dengan polosnya. "Yak! Kau pikir aku baju, Pak Tua?!"

"Terus harus pakek apa? Kan lebih baik mengikuti petunjuk dari pada asal-asalan, Anak Setan!"

"Dasar Titisan Iblis!" teriak Xue Yang berusaha kabur dari patner kerjanya itu, namun sayang ia kembali di banting ke kasur oleh Song Lan.

"Diam, Bodoh! Dan ikuti perintahku sekarang!" ujar Song Lan dengan tatap tajam yang dibalas pelototan mata dari Xue Yang.

Baiklah, Author dengan baik hati berdoa semoga kamu gpp di setrika ama Song Lan.
***

Wei Wuxian melihat kalender yang ada di kamarnya dengan perasaan senang. Akhirnya, datang juga hari yang sangat ia tunggu. Hari dimana dirinya akan mendapatkan tatto keluarga.

Wei Wuxian sudah sangat menginginkan hal itu. Karena setiap melihat kedua kakaknya bertelanjang dada dengan ukiran tatto yang ada di tubuh mereka membuat ketampanan dan keseksian mereka terlihat berkali-kali lipat.

"A-Xian, nanti kau pergi dengan Shimei, aku dan Bang Hua sibuk hari ini." ujar Lou Binghe yang tiba-tiba muncul di balik pintu kamar Wei Wuxian dengan bertelanjang dada.

Wei Wuxian menatap datar kakaknya yang berjalan mendekati dirinya. "Cih, bilang saja sibuk berkencan dengan pacar kalian." cibir Wei Wuxian kesal.

Lou Binghe hanya terkekeh melihat adiknya yang kesal karena tak diantar oleh saudara kandungnya. "Kau, kan sudah besar, kesana sendiri pun harusnya berani."

Wei Wuxian, "Ya ya, aku sudah besar dan mandiri tidak sepertimu yang dulu harus diantar oleh aku dan Bang Hua."

Lou Binghe mengusak rambut Wei Wuxian dengan gemas. "Nanti kau ajak Xue Yang saja, dia pasti akan mendapatkan tatto juga hari ini."

Seketika bola mata Wei Wuxian membulat lucu. Begitulah reaksi adik bungsu keluarga wei ketika mendengar nama saudara seperpopokkan yang ia rindukan.

"Baiklah, aku akan pergi dengan Shimei kalau gitu."

Dengan sigap Wei Wuxian mengambil tas selempangannya kemudian mencoba menghubungi Xue Yang. Sedangkan Jiang Cheng sudah rapih dan tenang di ruang tamu sambil memakan cemilan yang tersedia.
Mata Wei Wuxian berkedip beberapakali bahkan sampai ia lupa untuk menghubungi seseorang.

"Shimei! Woaaa... Kenapa kau rapih sekali?" Bagaimana tidak terkejut melihat sepupunya yang memakai baju hem kotak-kotak berwarna ungun putih, celana jins sobek di bagian lutut dan jaket yang sengaja diikat di pinggangnya. Jiang Cheng hanya melirik sekilas ketika Wei Wuxian berteriak tadi. "Kau ingin pergi membuat tatto atau pergi kencan?" tanya Wei Wuxian yang berdiri di samping sofa tersebut.

Brother (Ramake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang