Ditelan pahitnya kenyataan

2 0 0
                                    

Saat itu aku, rina, nita, jeremi, andro, dan luthfi baru saja pulang sekolah.

Diperjalanan pulang kami hanya membahas sesuatu yang tidak terlalu penting. Namun, setelah setengah perjalan, hal yang aku takutkan akhirnya terjadi. Hujan turun dengan lebat, kami pun akhirnya berlari menuju ruko kosong di dekat simpang jalan itu untuk berteduh. Kami semua pun diam, hening.

Hanya ditemani deru air hujan yang turun dengan derasnya

"Duh, daleman gua basah semua ini" ucap nita memecah keheningan

"Hahaha .. mulutnya kaga di ayak pisan si nit" gerutu luthfi sambil menjitak kepalanya pelan

"Lagian pada diem gitu" balasnya cemberut

"Ya musti gimana lagi? Gua juga bingung mau bahas apaan" saut jeremi

"Ky, hari ini kenapa ya muka lu keliatan aneh?" Tanya rina

"Aneh kenapa?" Jawabku heran

"Kaya beda aja dari kemaren kemaren" ucapnya sembari memperhatikan wajahku dengan seksama

"Iya aku tau aku jelek, tapi tetep jelekan andro" ledekku

"Brengsek lu" saut andro

"Eh, gua ada pertanyaan buat lu lu pada" lanjut andro

"Apaan tuh ndro?"  Tanya luthfi

"Gua pernah baca entah kutipan dari novel mana, lima menit setelah ini kita bakal jadi apa ya?" Tanyanya

"Ah, Gaada yang tau, segalanya udah diatur sama yang kuasa" balas jeremi

"Sejak kapan lu jadi doyan novel ndro? Bukannya saban hari kerjaan lu cuma baca komik hentai?" Saut luthfi

"sembarangan kalo ngomong" gerutunya

Kami pun tertawa karna kelakuan lutfi dan andro

"Eh, orang tua lu dirumah ga ky?" Tanya jeremi

"Kaga, lagi pada di jogja jer gatau ampe kapan. Kenapa emang?" Balasku

"Gua balik kerumah lu dulu ya? Gua lagi males balik dah" ucapnya

"Yaudah gampang jer" balasku

"wah ikut dong" saut rina

"Ah ngaco lu, nanti digrebek warga giman--" Gerutu jeremi

"Yaelah, ayo napa yang. Aku lagi pengen nih" potong rina sembari memelas kepadaku

"Kamu abis makan lemper basi lagi ya na?" Tanyaku heran

"Rusak lu rusak ky. Parah lu" saut luthfi

"Ye, anak kecil ini mah gausah dipercaya kalo ngomong macem macem, kemaren aja gua becandain malah jadi macan" gerutuku lalu menggetok kepalanya menggunakan tanganku

"Lagian, udah bagus kecoanya mati. Malah dimasukin ke baju aku" ucapnya kesal lalu mencubitku

"Sedangkan itu kecoa mainan kamu .. wlee" balasku

"Eh, gua ikut dong nanti kerumah lu ky, gua juga males pulang. Nanti kita by one PS oke?" Saut luthfi

"Yaudah bisa di atur" balasku

"Eh ayo buruan, udah agak redaan nih." Ujar rina

"Yaudah ayo.!" Balasku lalu aku pun langsung berlari meninggalkan mereka.

"Ky, awas.!!!" Teriak jeremi dari belakang

"Citttt .... druakk" bunyi ban berdecit diikuti suara benda tertabrak dengan kencang.

Ya, aku mengalami sebuah kecelakaan yang tak bisa terelakan. Sekujur tubuhku mati rasa, bayang bayang teman temanku mendekat dengan cepat, seketika mereka sudah terduduk mengelilingiku. Semakin lama mata ini semakin berat, isak tangis mereka pecah, rina yang terus menerus menguatkanku sambil menangis membuat hatiku sedih teriris.

"Ba-baik baik ya na, a-aku sayang kamu" Balasku sedikit terbata bata lalu tersenyum.

Perlahan lahan semuanya meredup, buram dan pada akhirnya aku kehilangan kesadaran. Ya, dari sini, semua cerita ini dimulai.

Titik BalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang