32. Alana kemana

402 23 51
                                    

"Aku mohon... "

"TIDAK!"

"Aku hanya meminta ini padamu..."

Satya menatap tajam Alana, "Aku akan memberi tahu bu Sofia yang sebenarnya!" ujar Satya lalu pergi menyusul bu Sofia.

Alana lantas segera mengejar Satya, menarik tangan Satya, mencegahnya untuk tidak pergi.

"Aku mohon... Jangan beri tahu bu Sofia sekarang, aku akan memberitahunya setelah kau menikah dengan Metta." lirih Alana yang masih dalam keadaan menangis.

Satya terdiam sejenak, memperhatikan Alana yang lagi dan lagi menangis karenanya, "Apa kau rela, aku menikah dengan Metta?" tanya Satya serius.

Alana memejamkan matanya, di dalam hatinya yang terdalam Alana seolah tak rela jika Satya menikah dengan tunangannya padahal dulu dirinya ingin sekali melihat Satya menikah dengan Metta, namun apa ini? Ada rasa tak rela di dalam diri Alana namun baginya sekarang, ini tak penting, yang penting adalah bu Sofia tidak membencinya dulu.

"Jawab aku Na... Kau rela aku nikah sama Metta?" tanya Satya lagi.

Alana mengangguk, "Iya aku rela, justru aku benar benar bahagia jika kau menikah Sat... Dengan Metta yang cocok untuk mu." jawab Alana sembari memeluk Satya, seolah mengucapkan selamat.

Satya terdiam membeku, "Apa kurang perhatian yang ku berikan padamu selama ini? Apakah kau tak bisa mencintaiku Lana? Kenapa?" batin Satya tanpa membalas pelukan Alana.

Alana melepaskan pelukannya, "Satya... Semoga kau bahagia bersama-- Satya segera membekap mulut Alana.

"Bersamamu... Hanya bersamamu!" sela Satya. "Apakah tidak ada sedikitpun rasa cinta untukku darimu?"

"Satya sudah ku bilang--"

"Kau berbohong, aku melihat cinta dimata mu untukmu."

Alana mengatur nafasnya terlebih dahulu, "Satya... Sudah ya? Lupakan aku, kau harus menikah dengan Metta."

"Aku tidak mencintainya!" tegas Satya.

"Perlahan lahan kau pasti bisa mencintainya, kau pernah dengar kan? Cinta datang karena terbiasa."

Satya menatap dalam Alana, memegang kedua lengan bagian atas Alana lalu berkata, "tapi sekarang aku sudah terbiasa denganmu... Semuanya tak bisa di paksakan Na... Aku mencintaimu bukan Metta!"

Satya dan Alana menatap satu sama lain, tatapan yang berbeda, tatapan yang terlihat begitu banyak cinta diantara keduanya.

Tanpa sadar, seorang perempuan tengah menyaksikan fakta yang menyakitkan baginya.

Perempuan itu menghapus air matanya, "kenapa kau tak pernah bilang padaku?" Ucapnya.

Keduanya menoleh, "Metta?" kompak Satya dan Alana.

"Jadi selama ini, aku kau anggap apa?" tanya Metta dengan air mata nya yang terus mengalir.

Satya mendekat ke arah Metta, "Maafkan aku... Maafkan aku karena aku tak bisa mencintaimu." ujar Satya.

Metta menatap tajam Satya bergiliran pada Alana. "Apakah kata maaf bisa membuat luka ku sembuh begitu saja?"

"Aku tahu.... Ini tidak mudah, tapi ini jauh lebih baik, kau berhak mendapatkan pria yang lebih dariku, jika kau tetap bersamaku, hidupmu tidak sebahagia mimpimu Met, kau berhak mendapatkan pria lain."

"KENAPA BARU BILANG SEKARANG SATYA? SETELAH AKU BENAR BENAR CINTA PADAMU!!" bentak Metta sembari melempar barang yang dia bawa tadi sampai pecah.

Alana menutup matanya ketika mendengar suara pecahan itu.

SANA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang