lembar ke 4

12 2 0
                                    


ia menatap tubuh perempuan tersebut yang sedang menegok sekeliling menunggu tukang ojek. rambut hitam panjang ikal yang terhempas semilir angin, bermata hitam bak permata yang di terpa sinar mata hari, bibirnya yang merah ranum yang sedang menghujat tukang ojek yang kelamaan. cantik. ia pun tersipu.

sadar woi Rep!. ia berusaha menyadarkan dirinya dari lamunan itu.

mungkin karna gua dah ngubah alur kehidupan gua jadi ini orang jadi piguran aja kan. tapi senginget gua gak pernah tuh ketemu nih cewek. siapa dia?

"bang sini bang!" ucapnya sambil melambaikan kedua tangan nya. tukang ojek itu pun menghampiri Citra dan Rayfa.

"nah abang turun aja di sini, nanti orang ini bakal balikin motornya ke abang" ucapnya mengambil helm dari tukang ojek tersebut.

"jadi gua gitu yang bawa nih motor dan gua yang balikin?" ucapnya terkejut apa yang di permainkan oleh Citra.

"lu emang mau ketauan hah? masih mending gua ksih ide" ucapnya sambil berbisik ke Rayfa.

mampos lu rasain pembalasan gua. kutuknya dalam batin.

"halah bilang aja lu balas dendam kan?" tanya nya menyelidiki.

"ya udah kalo lu gak mau aman gua tinggal. bye" ucapnya meledek sambil memaki helm adn meletakan tumpukan koran tersebut di bagian depan motor.

"ok ok. gua ikut" jawabnya pasrah. ia menggunakan jaket yang bau tersebut, entah sudah berapa lama tak di cuci. tukang ojek itu pun menahan tawa melihat wajah Rayfa menahan bau dari jaketnya tersebut.

mereka pun meninnggalkan tempat tersebut. tak ada percakapan selama perjalanan tersebut.Rayfa sedang asik menyalip kendaraan kendaraan lainnya di tengah padatnya jalanan ibukota. Citra sedang asik bermain hp. Rayfa ingin mengajaknya mengobrol tapi ia gensi. mengenaskan.

"nanti berhenti disono Ray" ucapnya sambil menunjuk kios minuman boba.

"oh ok" ucapnya terheran karena ia mengetahui namanya.

ia pun menghampiri kios tersebut dan memakirkan motor tukang ojek yang ia pinjam. mereka melepas helmnya dan pergi kedalam kios tersebut. Citra mengambil tumpukan koran tersebut dan meletakannya di meja.

"lu mau rasa apa?" tanya citra

"taro aja" jawabnya.

Citra pun pergi ke kasir memesan boba rasa taro dan red velvet kesukaannya. ia kembali menghampiri nya dengan membawa dua gelas plastik boba.

"nanti lu traktir gua kalo gua lagi butuh ya, sekarang pake duit gua dulu. sini 12 ribu" ucapnya sambil menyerahkan minuman tersebut.

"sumpah ini cewek licik banget dah ambil aja kembalianya" ia kemudian menyerahkan uang 15 ribu kepada Citra.

"thank you bro" ucapnya dengan senyuman licik. ia pun menusuk sedotan ke minuman tersebut.

"eh ya btw, kok lu tau nama gua sih?" tanyanya yang dari tadi ingin dia tanyakan.

"hadeh, pake nanya lagi. kan ada nama pengenal lu goblok! dan lu tuh di cari banyak orang " ucapnya sambil membentak.

"eh iya coba! baru sadar. nama lu sapa dah" ucapnya sambil menusuk minumannya dengan sedotan.

"Citra" jawabnya. seketika seperti ada setruman listrik yang menyambar di kepalanya.

"lu napa Ray? serem tah nama gua?" tanya nya panik melihat pria dihadapanya tersebut tiba tiba berwajah pucat.

"gak, gak papa" ia pun kemudian menyeruput minumannya.

"lu tuh ngapa di cari banyak orang sih? hah!" tanyanya kemudian juga menyeruput minumannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fragment of memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang