Pembunuhan

19 5 0
                                    

"Anak pemilik sekolah bang (hiks hiks)," jawab Aluna sambil menangis.

"Sekarang kamu ke kamar bersih-bersih. Abang mau pergi keluar sebentar," suruh Rey. Aluna mengangguk dan beranjak ke kamar.


Setelah melihat Aluna memasuki kamarnya. Rey segera keluar rumah mencari keberadaan orang yang membully Aluna. Beberapa menit kemudian, Rey sudah menemukan mereka. Ternyata mereka sedang berada di taman. Rey segera mengganti pakaiannya. Setelah mengganti pakaian, Rey melihat sekeliling, setelah melihat suasana sudah sepi Rey segera menculik mereka. Rey sudah membius dan menculik mereka. Mereka sudah tidak sadarkan diri. Rey pun membawa mereka ke sebuah gudang.

Yang membully Aluna adalah Rubi dan Alya. Mereka adalah anak pemilik sekolah yang ditempati Aluna.


Tiga puluh menit kemudian Rubi sudah sadar sedangkan Alya belum sadarkan diri, yang pertama kali Rubi lihat adalah seseorang yang berpakaian serba hitam, membelakangi mereka. 

"Ka-mu si-apa?" tanya Rubi mengucapkannya terbata-bata. Rey yang mendengarnya pun segera membalikkan badannya, berjalan ke arah mereka seraya menodongkan pistol. Saat sudah dekat dengan Rubi, Rey berjongkok dengan kaki kanan di depan.

"Apakah kamu ingin tahu aku siapa?" tanya Rey sambil sedikit mengangkat, mencengkram dagu Rubi dan menodongkan pistol ke arah wajah Rubi. "Kalau kamu ingin tahu, kamu harus kena 1 kali tembakan disini," lanjutnya berkata seraya menunjuk ke arah jantung Rubi. Rubi pun menggeleng kepalanya cepat seraya berusaha melepaskan cengkraman tangan Rey pada dagunya.

"Aku belum selesai berbicara, loh," kata Rey sambil mengelus pipi Rubi dengan poistol yang dipegangnya. "Kalau kamu enggak mau tahu aku siapa, kamu akan kena 5 kali tembakan disini dan disini," lanjutnya berkata seraya menunjuk ke arah jantung dan perut Rubi. Rubi pun meneteskan air matanya dan berkata, "Aku masih ingin hidup, aku mohon jangan bunuh aku,"

"Tapi aku ingin melihat jantungmu," ucap Rey seraya mengambil pisau dari sakunya dan mengarahkannya kearah jantung Rubi, kemudian pistol disimpan di sakunya.

"Aku mohon, jangan lakukan itu. Aku masih ingin hidup (hiks hiks)," kata Rubi sambil menangis. Tiba-tiba Alya bangun, melihat Rubi menangis dengan ditodong pisau. 

"Ka-mu si-apa?" tanya Alya mengucapkannya terbata-bata. Rey pun menoleh ke arah Alya. Tapi sebelum itu Rey terlebih dahulu menusuk Rubi. Rubi pun meninggal di tempat. Alya yang melihat kejadian tersebut langsung terkejut dan meneteskan air mata tidak nyangka.

"Ka-mu sia-pa?" tanya Alya terbata.

"Kamu mau tahu aku siapa?" Rey balik bertanya. "Kalau kamu mau tahu aku siapa, kamu akan senasib dengan temanmu ini," lanjutnya. Alya pun langsung menggelengkan kepalanya cepat. 

"Tapi ... mau atau enggak mau kamu tahu aku siapa, kamu akan tetap senasib dengan temanmu ini," ucap Rey seraya menodongkan pisau kearah jantung Alya. 

"Jangan lakukan itu, aku mohon," ucap Alya meneteskan air matanya

Seakan tidak mendengar ucapan Alya, Rey segera menusuk Alya. Rey pun tersenyum puas dengan keadaan mereka sekarang. Rey keluar dari gudang tersebut, sudah keluar dari gudang tersebut Rey segera membakar gudang tersebut. Setelah membakar gudang , Rey segera membersihkan diri dan membuang peralatan yang digunakannya. Setelah membersihkan diri, Rey langsung pulang.

Love and RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang