"Ire."
"Kenapa, yah?"
Kakek menghela napas sejenak, "Anakmu ada masalah bagian fisik?"
"Anakku ada delapan, yah. Mana yang ayah maksud?"
"Sunoo."
Irene terdiam, lalu memikirkan hal lain. "Dia sehat-sehat aja, yah. Apa yang ayah tau?"
"Perutnya," Kakek menatap sedikit gusar pada putrinya. "Semalam dia meringis terus, untung bundamu nggak terganggu. Kamu pasti tau sesuatu kan?"
"Aku.......gatau, ayah." Irene merundukkan kepala menyembunyikan sang retina pada ayahnya. "Lebih tepatnya aku susah menjelaskan."
Kakek tersenyum tipis, mencoba lebih menyabarkan diri dengan kelabilan putrinya. Ia tahu, bahwa Irene dengan Suho terbilang nikah muda.
Pikiran mereka masih belum terlalu matang, lalu tahu-tahu saja sudah punya anak sebanyak itu.
Memang susah untuk mengawali, mendidik, dan merawati beberapa anak yang masih usia dini. Jadi sebelum berbuat sesuatu, hendaknya kita perlu menyiapkan diri. Tidak perlu terburu-buru, yang terpenting ada rasa aman dan nyaman.
"Ire? Tatap ayah." Irene sedikit ragu memandang senyuman tipis ayahnya.
"Kamu tau? kamu masih labil dan pilih kasih sama anakmu. Kamu lebih dekat dengan Heeseung, tapi kamu nggak mau jauh-jauh sama Jimin. Akhirnya kamu mengabaikan anakmu yang lain, tanpa tau mereka bisa aja ada yang bermasalah."
Lalu kakek melanjutkannya dengan penegasan. "Salah satu dari mereka, itu Sunoo."
Irene merasa ketegasan ayahnya mengintimidasi seluruh tubuhnya. Ia masih diam mendengar sang ayah menasehatinya.
"Dari kemarin ayah udah curiga sama Sunoo dari awal. Jadi kamu mau jujur atau nggak sama ayah?"
"Ayah..." Ujar Irene penuh bimbang. Namun didetik setelahnya, Irene mencoba menjujurkan diri. "Sunoo memang ada luka dibagian perut, p-pas acara ultah anakku. Tapi udah ditangani kok sama anak pertamaku, Kei."
"Terus siapa yang memukul Sunoo?"
Irene ingin sekali tidak menjawab. Seolah mengasihani anak bungsunya jika terus dipojokan oleh ayahnya.
Tetap ia harus jujur sepenuhnya, "Yang memukul Sunoo di acara ultah itu—"
"Ibu???!!!"
Ucapan Irene terpotong, sebab anak bungsunya memanggil dirinya dari kejauhan. Irene membalas teriak, "Apa adek?? Ibu lagi sama kakek, sayang. Bentar dulu! Nanti ibu kesana, ya."
"Oke!! Jangan lama-lama, bu!"
Irene menatap sang ayah, sedikit meringis karena percakapan mereka berakhir sampai sini. "Ayah, aku ke adek dulu ya. Mungkin aja ada yang penting. Nanti kita ngobrol lagi, dan maafkan ire kalau ada salah sama ayah."
Irene menjauhi diri setelah beranjak dari sofa ruang tamu. Kakek memandang dirinya dari kejauhan sembari mendesis,
"Bukan kalau, tapi kamu memang udah salah dari dulu. Suho juga, sshh.. ikut-ikutan."
▪︎▪︎▪︎
Walaupun kejadian rumah sakit sudah hampir berbulan terlewati, tapi masih saja Sunoo penasaran dan terus menunggu Jungwon jujur padanya.
Tidak mungkin bukan, Jungwon yang sakit? Sunoo lebih berpikir positif jika Jungwon hanya mengambil obat sesuai resep yang dia tuju, untuk kakaknya? Atau misal sepupunya? Boleh jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Sudah Menjadi Keluarga yang Baik? | I-LAND ft. ENHYPEN
Fanfic❝Apa artinya sebuah Keluarga?❞ シ︎ [[Discontinue]] Bahasa semi-baku Fiksi penggemar ; Enhypen ; lokal Genre brothership, family, angst. Happy reading [.] Start : 07 Oktober 2020 End : - ©NAOV