Maaf

951 139 14
                                    

🚨warning typo











Dikantor Papa Andreas lagi sibuk banget sama tumpukan berkas yang subhanallah kaya mau di loakin,kalo dilihat mah itu meja yang gede seakan gak ada space lagi buat naro barang sangking banyaknya berkas, ini merupakan berkas kontrak dan proposal pengajuan untuk beberapa client yang harus di tinjau dulu oleh Papa Andreas

Tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dan membuat atensi Papa Andreas terlaihkan kearah pintu, dimana sudah menamoilkan wujud seorang wanita setengah baya yang jika dilihat seumuran dengan Papa Andreas

"Kenapa Rum? Tumben kamu kekantor saya?"

"Iya ini sekalian aku mau kasih ini buat kamu" sebuah kotak makan diletakan dihadapan Papa Andreas

"Tumben?"

"Suami aku kebetulan pengen itu, aku jadi inget kamu suka itu juga sekalian kan aku bawain buat kamu, itung-itung tanda terima kasih aku karna ngajarin Galang kemarin"Papa Andreas tersenyum menanggapi ucapan teman kuliahnya itu

"Makasih Loh, tau aja kalo saya lagi laper"

"Emang kamu beneran gak ada niatan buat nyari penggantinya Reina Ndre?"Papa Andreas menggeleng kuat sambil memakan makanan yang dibawa oleh Arum

"Emang kamu gak butuh pendamping di hari tua kamu nanti apa?"

"Bagi aku anak-anak udah lebih dari cukup Rum"

"Tapi mereka pasti akan ada masanya gak sama kamu dong Ndre"

"Aku tau,,tapi bagi aku Reina itu gak akan ada gantinya" Arum tau jelas bagaimana jatuh hatinya Andreas pada istrinya itu, jika tidak mana mungkin ia yang dulu primadona kampus di tolak mentah-mentah oleh Andreas

"Terserah kamu, aku harap kamu bisa bahagia"

"Itu pasti Rum"

.

.

Ares sedang memandang seorang wanita dengan tatapan anehnya,iya aneh tatapan seolah bertanya dengan bibir yang manyun dan dahi mengkerut

"Kenapa kamu mandangin saya kaya gitu dari tadi?masih dendam kamu sama saya?"

"Woles kali gue punya mata, yakali gue mandangin setan mah"

"Tapi tatapan mata kamu itu nyebelin"

"Lah nyebelin kenapa?orang gue natap lo biasa aja"

"Gini kamu bilang biasa?" Ucap wanita itu sembari menjewer bibir Ares yang manyun

"Sakit dodol, lagian yak kenapa sih kita kudu ketemu disini, gak ada tempat lain apa?"

"Kalo kamu ngerasa keganggu karna saya mending kamu cabut sana, bau bauin tau gak kamu disini"

"Heh yang datang duluan gue ya"

"Serah" perdebatan  itu terus berlangsung sampai sebuah suara menginstrupsi mereka berdua

"Loh Ares Ran? Kalian tumben akur?" Ucap suara itu dan langsungendapat delikan dari keduanya

"Amit amit akur sama ini mahluk" kompak keduanya

"kalian lucu kalo lagi gini"

"Dih mata lo dimana si Len bilang kita lucu? Gue ganteng Len ganteng" Rani memberikan mimik wajah seakan mual dengan perkataan Ares

"Lagian kalian ini musuhan kaya tom and jerry tapi masih saling butuh"

"Siapa yang butuh dia?" Kembali keduanya kompak saat mengucapkan itu bukan hanya perkataan tapi gerakan tangan mereka juga sama kompaknya

The AbrahamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang