1. Tamu?

3.8K 494 157
                                    

Jauh dari desa, terdapat sebuah rumah kecil yang terletak di tengah-tengah hutan. Suasana di pagi hari pun menambah menyegarkan di sekitar pohon yang rindang, membuat seorang anak perempuan kini menikmati sejuknya angin di pagi hari walaupun diselimuti oleh kabut tebal.

Sambil Membawa Katana yang bewarna perak mengkilat sehingga memperlihatkan pantulan sinar matahari, gadis dengan Surai rambutnya yang di kuncir setengah kini sedang menatap datar bebatuan besar nan keras yang berada di depannya.

Mengambil ancang-ancang dengan Katana di tangan kanannya, Gadis itu pun mengayunkan dan mengarahkan ke batuan tersebut dengan garis Vertikal.

SRET

Walaupun hanya dengan satu tebasan, batuan yang berada di depannya itu berhasil terbelah menjadi dua.

Hari ini adalah pelatihan terakhir dari guru bertopengnya itu. Gadis bersurai hitam kecoklatan tersebut sudah menjalankan latihan selama bertahun-tahun bersama Sang mantan Pilar Air, Sakonji Urokodaki.

"Ku rasa ini sudah selesai" Gumam gadis itu seraya memasukkan Katana nya ke dalam sarung.

"Sudah kuduga, kau mampu membelah batu itu. (Y/n)"

sosok imut dari seorang gadis dengan topeng yang tersangkut di kepalanya itu tiba tiba muncul terselimut di kabur tebal.

sosok imut dari seorang gadis dengan topeng yang tersangkut di kepalanya itu tiba tiba muncul terselimut di kabur tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis bermarga Ishikawa itu hanya tersenyum tipis seraya menatap suram ke batuan yang telah terbelah.

"Ini belum apa-apa, Makomo"

Gadis yang terpanggil namanya tersebut hanya diam seraya terus memberikan senyuman kosongnya.

"Tapi jangan terlalu percaya diri"

Celetuk seorang lelaki bertopeng yang tiba-tiba muncul dari atas batuan besar tersebut.

(Y/n) tidak menggubris. Ia masih termenung diam, berfikir jika ia hanya mampu membelah batu besar yang berada di depannya namun ia sangat lemah dalam pertarungan jarak dekat.

Maka dari itu, ia selalu memakai Kunai untuk penyerangan. Sesekali ia membuat panah dari kayu agar ia dapat memangsa binatang untuk ia dan Paman Urokodaki makan.

"Perjalanan mu masih panjang, (Y/n)" dan lagi Suara lelaki itu terdengar oleh pendengaran (Y/n).

"Aku tau.. Sabito Onii-Chan"

Benar, Makhluk yang kini sudah berbeda dunia dengannya bernama Sabito itu sudah menganggap (Y/n) sebagai adiknya setelah gadis itu bertemu dan di selamatkan oleh Urokodaki.

"Setidaknya aku sudah bisa membelah batu mengesalkan ini" Lanjut ucap (Y/n) mengingat ia akan di marahi kembali jika kali ini ia gagal dalam ujian terakhir oleh Gurunya, Paman Urokodaki.

"Tenang saja.. kau akan menjadi lebih kuat daripada saat ini" Ucap Gadis bernama Makomo yang juga sudah berbeda dunia dengan (Y/n).

(Y/n) mendengus kesal "Kalian berbicara seperti itu karena kalian sudah menjadi Roh gentayangan"

MEMORY // KIMETSU NO YAIBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang