24. Perasaan yang berubah

1.7K 211 106
                                    

"Jika Bulan dan Matahari bisa menghasilkan Cahaya.
Maka Cinta dan Kasih sayang akan menghasilkan kebahagiaan"

~Tsugikuni bersaudara~

*****

Banyak orang bertanya-tanya..

'Apakah ada orang mati yang seketika hidup kembali?'

'bagaimana rasanya mati?'

Atau 'seperti apa alam kematian itu?'

Tapi ada sebagian dari mereka yang tidak percaya dengan itu semua. Seolah prinsip mereka adalah

'mati yaudah mati aja!'.

Tapi kedua perihal tersebut tidak terjadi pada gadis yang baru saja bangun dari mimpi buruknya. Lebih tepat nya sebuah dunia perbatasan antara kehidupan dan kematian. Mimpi dari ingatan seseorang, tidak bisa di bayangkan bisa-bisanya dia bermimpi di tengah-tengah pertempuran.

Hal ini terjadi tanpa sepengetahuan (Y/n). Gadis itu menjelajahi mimpi yang tanpa sadar jiwa dan raganya hampir musnah jika Tanjiro tidak segera datang setelah ia menendang Muzan yang ketahuan menyamar sebagai pria penyantap jablay.

Sudah beberapa menit setelah (Y/n) membuka matanya, Tanjiro sama sekali tidak melepaskan pelukannya. Padahal (Y/n) tau jika mereka masih berada di tempat yang sama. Yaitu tempat bertemunya dengan ketiga Iblis bulan atas. Hanya saja, sepertinya Tanjiro membawanya pergi menjauh dari tempat itu.

"Tanjiro.. Apa yang terjadi?" Sudah kesekian kalinya (Y/n) bertanya seperti itu. Tapi sudah berkali-kali juga Tanjiro tidak menjawab.

Nafas pria itu semakin tersenggal-senggal dan lengannya terus memeluk (Y/n) erat.

Sudah cukup Tanjiro melihat pemandangan bersimpah darah di rumahnya..

Sudah cukup Tanjiro kehilangan Keluarganya..

Sudah cukup usaha keras ini menusuk-nusuk setiap nadinya hingga perih..

Ini semua sudah terlalu sakit untuknya. Jadi Tanjiro hanya memohon satu hal..

Tolong jangan ambil satu-satunya cahaya di hatinya!

"Ja.. -jangan pergi.."

Suara isakan lelaki itu semakin lama semakin menjadi-jadi. Hal itu membuat (Y/n) tidak tega melepaskan pelukan mereka yang sudah cukup lama setelah (Y/n) bangun.

Bukan.. Bukan karena itu!

Tapi (Y/n) tidak kuat mendengar lelaki itu menangis karenanya..

Perlahan tapi pasti. Tangan (Y/n) sedikit mengelus punggung lelaki itu dengan lembut. Sekuat tenaga ia gerakkan tangannya untuk meringankan rasa beban di pundak lelaki itu. Sambil menyimpulkan senyuman di balik punggung Tanjiro, (Y/n) jelas-jelas menikmati kehangatan di dalam dekapan Tanjiro walaupun hampir sebagian tubuhnya mati rasa.

(Y/n) sedikit menghirup rambut Tanjiro hingga aroma bunga matahari masuk ke indra penciuman nya. Sungguh aroma yang sangat (Y/n) rindukan.

"Hey.. Jangan menangis. Lihat? Aku tidak ke mana-mana kan..!"

Di balik punggung Tanjiro. Sekuat tenaga (Y/n) berusaha tersenyum riang dengan menampakkan deretan giginya yang rapih. Emerald Heterochom itu sudah menghilang beberapa menit yang lalu, berganti dengan ungu bunga wisteria yang sangat sejuk di pandang.

MEMORY // KIMETSU NO YAIBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang