Selama makan siang tadi, Jeongwoo tidak terlalu banyak bicara. Bahkan setelah selesai pun Ia langsung pamit pergi lebih dulu.
Tentu, Ia menghindari Haruto.
Kini Jeongwoo duduk di atas kloset kamar mandi, memperhatikan jari kelingkingnya yang diikat dengan benang merah tipis.
"Kenapa harus ketemu, sih," keluh Jeongwoo.
"Jeongwoo?"
Manik kembar Jeongwoo terbelalak. Belum genap lima jam Ia mengenal Haruto, namun suaranya sudah sangat Ia kenali.
"Ya...?" sahutnya pelan.
Dari luar sana terdengar kekehan kecil. "Beneran kamu, toh. Ngapain di dalem? Lama banget?"
Jeongwoo menghela nafas pelan lalu membuka pintu biliknya, berjalan keluar. "Nggak, kok. Aku baru masuk ...," sanggahnya.
Haruto tertawa pelan. "Tiga puluh menit itu bentar, ya? Hahaha. Aku masuk barengan sama kamu, Woo."
Wajah Jeongwoo memerah menahan malu. Bodoh, kenapa juga Ia tidak sadar jika Haruto ada di belakangnya sejak tadi.
Mendekati wastafel yang mana menjadi tempat Haruto bersandar, Jeongwoo mencuci tangannya. Sebisa mungkin mengabaikan tatapan lekat dari pria di sampingnya.
"Apa kita pernah ketemu sebelumnya?"
"Hah? Nggak, kok. Aku baru ketemu kamu tadi," jawab Jeongwoo cepat.
Ia menyudahi kegiatan mencuci tangannya lalu mengeringkan dengan tisu. "Aku duluan, ya. Masih ada kelas, dah." Jeongwoo membuang tisu dan segera berjalan keluar kamar mandi.
"Nggak pernah ketemu? Tapi kenapa familiar, ya...."
•/•/•/•/
Jeongwoo menduduki diri di kursi paling belakang sebelah kiri. Mengeluarkan kacamata bulat yang selalu Ia simpan dalam tasnya.
Srek! Puk!
"Hai, Jeongwoo!"
Jeongwoo mengerjap. Kejadiannya sangat cepat, seorang gadis dengan rambut yang bergelombang menempati kursi di sampingnya dan menepuk bahunya.
"Oh, hai juga ...," balas Jeongwoo.
Gadis itu tersenyum manis. "Aku Wonyoung, Jang Wonyoung," ucapnya memperkenalkan diri.
Tak ingin dianggap sombong Jeongwoo juga memperkenalkan diri, "Mungkin kamu udah tau, tadi kamu sebut namaku, aku Park Jeongwoo."
Wonyoung tertawa, membuat matanya menyipit. "Siapa juga yang nggak kenal kamu? Kamu itu terkenal tau."
Sejujurnya Jeongwoo tidak merasa nyaman berada di dekat Wonyoung, Ia lebih suka menyendiri. Namun sekali lagi, karena Ia tak ingin dianggap sombong Ia tetap merespon, "Oh ya?"
Gadis itu mengangguk pelan, lalu semakin mendekat pada Jeongwoo. "Mahasiswa dengan IPK tertinggi dan deket sama Kak Jaehyuk si model, siapa yang nggak kenal."
Semakin dekat jarak antara mereka, semakin jauh Jeongwoo memundurkan tubuhnya. Ia tertawa pelan sebagai respon, meski terdengar canggung.
"Oh ya! Tadi aku liat kamu semeja sama Kak Jaehyuk, Kak Asahi, dan Haruto." Akhirnya Wonyoung menjauhkan tubuhnya dan bersandar pada punggung kursi.
"Kalian deket, ya?" tanya Wonyoung.
Jeongwoo menggeleng pelan, diam-diam menghela nafas lega. "Nggak juga," jawabnya jujur.
"Nggak percaya aku, hahaha." Ia tertawa renyah.
"Jeongwoo, boleh aku minta tolong?"
Entah kenapa Jeongwoo merasakan firasat buruk. "Selagi aku bisa."
"Tolong bantu aku deket sama Haruto, ya?"
Sial, apalagi ini.
"Aku udah suka sama Haruto dari lama, sampai-sampai aku masuk tim cheerleader buat deket sama dia. Tapi ternyata susah, dia nggak pernah notice aku," ujarnya memelas dengan raut wajah ingin menangis.
"Bantu aku, ya, Jeongwoo?"
Reflek Jeongwoo menjatuhkan matanya pada jari-jari Wonyoung. Gila, Ia sudah bertemu dengan pasangannya. Jeongwoo melirik dengan ujung matanya, kemana ujungnya benang merah itu.
Menahan rasa kejutnya, takdir Wonyoung berada di dalam kelas yang sama. Jeongwoo memicingkan matanya untuk memastikan, mahasiswa yang menjadi saingannya, Nam Dohyun.
Merasa tidak mendapat respon, Wonyoung mengguncang bahu Jeongwoo. "Jeongwoo?"
Kembali sadar, Jeongwoo mengangguk pelan. "Oh, iya. Nanti aku coba bantu sebisaku," jawabnya.
•/•/•/•/
A.N.—Haii, makasi banget buat yang udah mau baca dan vote!! 🥺 aku kaget banget loh ada yang baca ini.. makasii huhuhu
Btw, ini aku update karena udah janji sama diri sendiri kalau hari ini dapet 15 vote aku update, hehehe. jadii, makasi yang udah vote!! 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated ; Hajeongwoo [✓]
Fanfiction(+) 渡辺春虎 & 박정우 Diberi kemampuan khusus untuk melihat siapa takdirnya membuat Jeongwoo semakin membenci dirinya. ❝Can we change our fate?❞ [Semi-baku] [Fantasi] [Soulmate] [End]