Setelah Woojin menceritakan tentang Jeongwoo, Haruto menjadi sedikit diam. Ia tak banyak bicara bahkan sampai di dalam mobilnya pun Haruto hanya menatap setir dengan pandangan kosong. Ucapan Woojin terus terulang dalam pikirannya.
Selama ini, Ia selalu mengejar Jeongwoo, bahkan terang-terangan menyatakan jika Ia suka padanya, apa dirinya benar-benar serius dengan Jeongwoo? Atau hanya rasa tertarik sementara yang nantinya akan hilang?
•/•/•/•/
"Haruto!"
Si empunya nama menoleh dan tersenyum tipis saat melihat Junkyu yang sedang berlari kecil menghampirinya. "Kok di sini, Kak?" tanya Haruto saat Junkyu sudah di hadapannya.
"Mashiho kangen Asahi katanya, mau main," jawab Junkyu dan menunduk ke arah jari-jari Haruto. "Kamu sendiri, tumben nggak sama Jeongwoo?"
Haruto yang sejak tadi sudah dibuat pusing dengan perasaannya sedikit merasa tersinggung. "Kenapa Jeongwoo? Kita cuma teman."
Mata Junkyu terbelalak. "Loh? Padahal kalian ke ikat sama takdir, kok cuma teman."
Yang lebih tinggi mengernyit heran. "Maksudnya?"
"Ya, kalian itu jodoh, udah ditakdirin selamanya, kayak aku sama Mashi—oh! jangan-jangan kamu belum tau?!" Junkyu menutup mulutnya dengan tangan—baru sadar jika dirinya baru saja membocorkan sesuatu.
Haruto tersenyum miring. "Makasih, Kak. Titip salam buat Kak Mashi, aku pergi lagi!" serunya segera kembali masuk dan menjalankan mobilnya.
•/•/•/•/
Tok! Tok! Tok!
"Jeongwoo? Kamu bangun?"
"Bangun. Masuk aja, Bi. Pintunya nggak aku kunci," sahut Jeongwoo dari dalam gulungan selimut putihnya. Ia semakin menenggelamkan wajahnya pada bantal saat mendengar suara pintu yang terbuka dan pinggir kasur yang ditempatinya terasa berat.
"Kamu kenapa? Dari kemarin malam nggak mau keluar kamar. Kenapa, hmm?" Bibinya mengusap kepala Jeongwoo yang tertutupi selimut.
Jeongwoo terdiam sebentar. "Ada yang minta aku jadi pacarnya." Dapat Ia rasakan usapan tangan Bibinya yang terhenti sesaat.
"Terus? Kamu tolak?" Jeongwoo mengangguk sebagai jawaban. "Kamu suka sama dia?"
"Nggak, tau ...," lirih Jeongwoo pelan.
Bibinya tersenyum tipis. "Jeongwoo, di dunia ini ada banyak manusia, dan nggak semuanya selalu kayak orang itu."
"Tapi, gimana kalau dia juga cuma suka sesaat? Gimana kalau nanti dia mulai bosen sama aku? Gimana kalau nanti dia jadi kayak orang itu?"
Wanita paruh baya itu menyentil pelan hidung Jeongwoo. '"Kebiasaan, selalu mikir buruknya."
Ya, Jeongwoo sadar. Dengan kemampuannya, Jeongwoo selalu berpikir jika mereka yang sudah terikat akan selalu mengkhianati satu sama lain. Tak urung Jaehyuk juga Asahi, Jeongwoo beberapa kali sempat berpikir jika salah satu dari mereka akan ada yang berkhianat.
Termasuk dirinya dan Haruto. Ia takut, suatu saat nanti Haruto akan meninggalkannya seperti ayahnya dulu. Namun Jeongwoo lebih takut jika justru dirinya lah yang berkhianat.
Jeongwoo benci dirinya. Jeongwoo benci kenapa Ia harus bisa melihat semua benang itu.
"Kamu nggak akan tau jawaban semua itu kalau kamu nggak ngasih dia kesempatan. Tapi semuanya balik lagi ke kamu, Bibi cuma bisa ngasih saran aja."
"Kalau sampai dia nyakitin kamu, ada dua kakak mu yang bakal bikin dia lebih sakit. Entah secara fisik, ataupun verbal," lanjut Bibinya.
Tok! Tok!
"Jeongwoo, ada Haruto di bawah," ucap Mingyu dari luar kamar.
•/•/•/•/
"Kenapa di sini?" Jeongwoo menghampiri Haruto yang bersandar pada pintu mobil.
Haruto tersenyum. "Mau ketemu sama jodoh aku, lha."
"Hah?" Jeongwoo melirik benang merah yang mengikat mereka, lalu menggendikkan bahunya. "Dasar nggak jelas."
Haruto mengambil tangan Jeongwoo untuk digenggamnya. "Pertanyaan aku kemarin, nggak perlu di jawab. Aku udah tau. Pasti susah, ya?"
Merasa paham dengan apa yang dibicarakan, Jeongwoo segera menoleh dan menatap tajam Sepupunya yang mengintip melalui jendela. "KAK MINGYU! KAK WOOJIN!!"
Pria berdarah Jepang itu tertawa, lalu menangkup wajah Jeongwoo untuk menatapnya. "Kak Woojin yang cerita, aku yang maksa. Maaf, oke?" Jeongwoo menghela nafas dan mengangguk kecil.
"Jeongwoo, aku serius. Aku janji nggak akan ninggalin kamu dan selalu ada di samping kamu, di keadaan apapun. Jadi, tolong jangan risih, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated ; Hajeongwoo [✓]
Fanfiction(+) 渡辺春虎 & 박정우 Diberi kemampuan khusus untuk melihat siapa takdirnya membuat Jeongwoo semakin membenci dirinya. ❝Can we change our fate?❞ [Semi-baku] [Fantasi] [Soulmate] [End]