update karena PAS ku udah selesai~ :3 enjoy! <3
•/•/•/•/
Pagi hari ini Jeongwoo dibuat terkejut. Di meja makan, Kakak sepupunya yang kemarin mewanti-wanti dirinya untuk tidak terlalu dekat dengan Haruto justru tengah bersenda gurau dengan pria itu.
Jeongwoo menghampiri meja makan dan meletakan tasnya di samping kursi. "Pagi," sapanya.
Bibinya yang sudah selesai menata makanan mencium pelan pipinya. "Pagi juga, Sayang."
"Yang anaknya yang mana coba," cibir Woojin.
"Nggak usah ngeluh, makan aja. Jangan sampai kamu telat lagi!"
Jeongwoo tertawa pelan. Lalu maniknya menatap Haruto dengan salah satu alis yang naik; gestur bertanya.
Sementara yang ditatap hanya tersenyum kecil. Menatap Jeongwoo tepat di mata.
Mingyu yang duduk di samping Jeongwoo pun memerhatikan interaksi keduanya. Merasa Haruto tidak akan menjelaskan akhirnya Mingyu membuka suara, "Tadi dia dateng, mau jemput kamu. Ya udah, sama Mama disuruh masuk, sarapan bareng," jelas Mingyu mengundang Jeongwoo untuk menatapnya.
"Terus, Kakak bolehin dia jemput aku?"
Mingyu mengangguk samar. "Kenapa enggak?"
Mulut Jeongwoo membentuk huruf 'O'. "Tapi, tadi malem aku nggak boleh deket sama dia?"
Ucapan jujur Jeongwoo membuat Haruto tersedak, beruntung Woojin langsung memberikannya minum. Setelah meneguk habis air yang ada, raut wajah Haruto menjadi canggung.
"Ya, itu tadi malem. Sekarang, boleh, kok."
Sudahlah, Jeongwoo tidak akan pernah menang melawan Mingyu.
•/•/•/•/
"Kok pake motor? Kemaren pake mobil." Jeongwoo memerhatikan motor milik Haruto, warnanya hitam dan sedikit tinggi. Mungkin, motor sport.
Haruto tersenyum jail, tangannya Ia ulurkan untuk memberi helm. "Suka naik mobil, ya? Dasar matre," ucap Haruto bercanda.
Jeongwoo menggunakan helmnya lalu memukul pundak Haruto. "Nggak, ya! Aku lebih suka naik motor."
Melihat Jeongwoo yang sudah menggunakan helmnya, Haruto pun segera menaiki motornya. "Naik," titahnya dan dituruti.
"Pegangan," titahnya, lagi. Namun kini tangan Jeongwoo berpegangan pada tas Haruto.
"Kalau jatuh, aku nggak tanggung jawab, ya," ucapnya lalu menjalankan motor dengan kecepatan tinggi, membuat Jeongwoo secara reflek memeluknya.
Haruto terkekeh kecil saat melihat tangan Jeongwoo pada perutnya. "Jeongwoo!"
Merasa namanya dipanggil Jeongwoo sedikit memajukan tubuhnya untuk mendengar lebih jelas. "Kenapa??"
"Kamu lebih suka naik motor, 'kan?!" Jeongwoo mengangguk sebagai jawaban. Terlalu malas untuk membuka suara dan berteriak.
"KALAU SAMA YANG PUNYA MOTORNYA, SUKA JUGA, NGGAK?!"
"HAH? APA?? NGGAK KEDENGARAN," jawab Jeongwoo membalas pertanyaan Haruto. Bohong, tentu saja. Ia mendengarnya dengan jelas, Jeongwoo hanya tidak tahu jawabannya.
•/•/•/•/
Jeongwoo melepas helmnya, mengembalikan pada si empu. "Makasih, lain kali nggak usah repot nganter aku."
Baru saja Jeongwoo hendak berjalan, tangannya lebih dulu ditahan oleh Haruto. "Kalau aku nggak mau, gimana?"
Jeongwoo geming tak menjawab.
"Nanti pulang aku jemput. Aku tau jadwalnya dari Kak Jaehyuk," ucapnya sembari tersenyum lalu melepas tangan Jeongwoo dan pergi menuju kelasnya.
Tolong ingatkan Jeongwoo untuk memukul Jaehyuk nanti.
Jeongwoo pun bergegas menuju kelasnya, sepertinya Ia harus membatalkan janjinya untuk mendekatkan Wonyoung pada Haruto.
Namun saat sampai di kelasnya Jeongwoo mengernyit. Siswi yang ada di sana menatapnya dengan pandangan aneh. Ini tidak seperti biasanya. Meski Jeongwoo tidak terlalu memperhatikan, Ia tahu jika biasanya orang-orang akan memandangnya memuja.
Tak mengambil pusing, Jeongwoo segera menghampiri tempat biasa Ia duduk yang sudah ada Wonyoung di sampingnya.
Sama seperti kebanyakan siswi yang menatapnya aneh, Wonyoung pun menatap dengan datar.
"Wonyoung, maaf, kayanya aku nggak bisa bantu kamu deket sama Haru—"
"Kenapa? Karena kamu suka juga sama Haruto?" sela Wonyoung.
•/•/•/•/
A.N— btw, kalau ada yang mau ngasih kritik saran tapi takut ngasih taunya boleh banget kirim di secreto 'kuu, linknya ada di bio, yaa. makasih buat yang selalu nunggu ff ini! 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated ; Hajeongwoo [✓]
Fanfiction(+) 渡辺春虎 & 박정우 Diberi kemampuan khusus untuk melihat siapa takdirnya membuat Jeongwoo semakin membenci dirinya. ❝Can we change our fate?❞ [Semi-baku] [Fantasi] [Soulmate] [End]