Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Zea mematut pantulan dirinya didepan cermin full body disebelah meja belajarnya. Tubuh rampingnya dibalut dengan rok berwarna biru dengan motif bunga serta atasan lengan panjang berwarna senada. Kakinta dibalut dengan snickers warna putih andalannya.
Merasa kalau dirinya sudah cantik zea pun keluar dari kamar dan siap pergi.
Ceklek
Luna menoleh saat mendengar knob pintu bunyi. Wanita itu sedang santai membaca majalah di depan TV.
"mau kemana kamu?" tanya nya ketus.
"hngg...aku mau pergi sama temenku mah"
"temen yang mana?"
Bola mata zea bergerak kekiri dan kekanan, mencari alasan yang tetap untuk menjawab pertanyaan dari luna "hng itu..... Mark, iya mark, mama tau mark kan?"
"mark?" beo luna dengan mata menyipit.
"iya mark anaknya tante jennie, tante jennie bilang mama itu temen SMA nya mama"
Luna terkejut.
Kenapa dia bisa tidak tau kalau zea berteman dengan anak dari jennie?
Wanita yang paling dibencinya.
"tante jennie pernah cerita kalau mama sama papa temenan sama tante jennie dan om johnny waktu SMA"
Luna membisu. Luka lama dihatinya seperti kembali dirobek paksa dan di siram air garam. Begitu sakit dan perih bukan main.
"mah--"
"pergi sana" usirnya.
Jaehyun menunggu kekasihnya didepan sebuah toko kue terkenal. Siku kanannya diletakkan dipinggir tiang balkon lalu tangannya menopang dagunya. Pandangannya kosong menatap ke lantai bawah, jaehyun sedang memikirkan tentang zea.
Dari jarak 5 meter zea berdiri, menatap punggung lebar jaehyun dengan ragu. Zea masih sedikit takut untuk menemuinya.
Tapi pada akhirnya zea pun tetap menghampiri lelaki itu.
"....kak jaehyun" panggilnya dengan suara pelan nyaris berbisik.
Jaehyun tersadar dari lamunannya dan menoleh kebelakang. Didapatinya zea berdiri dengan pakaian yang membuatnya semakin terlihat begitu manis dan menggemaskan.
Merasa ditatap terlalu intens zea pun menunduk "kenapa malah nunduk?" tanya jaehyun.
