15. fraintendere

2.7K 398 324
                                    

Hati-hati ada typo.
Selamat membaca.

🐑🐑🐑

"Kenapa membawaku kemari?"

Sinha bertanya setelah dia dan Sunghoon berada di rooftop sekolah. Tadi, setelah dari kelas Yeonha, Sunghoon meminta Sinha untuk mengikutinya.

Sunghoon menghadap Sinha.

"Sebenarnya kau dan Yeonha sedang merencanakan apa? Beritahu aku yang sebenarnya." Sunghoon membalas.

Sinha menekuk alis, berpura-pura tidak mengerti dengan apa yang Sunghoon tanyakan.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Memangnya-"

"Tidak usah mengelak. Aku tahu. Sekarang jujur padaku," sela Sunghoon. Dia benar-benar yakin kalau Sinha dan Yeonha sedang merencanakan sesuatu.

Melihat Sunghoon yang terus mendesak membuat Sinha kebingungan harus menjawab apa.

Apa dia harus jujur dan mengatakan yang sebenarnya pada Sunghoon?

"Apa maksudmu, sudah ah aku pergi saja. Aku harus kembali ke kelas, ponselku tertinggal," kata Sinha. Ketika dia hendak pergi meninggalkan Rooftop, tangannya langsung dicekal.

"Kau tidak bisa pergi begitu saja ..." Sunghoon menarik Sinha hingga kembali menghadapnya. "... sebelum memberitahuku yang sebenarnya," lanjut Sunghoon.

Sinha diam, matanya menatap Sunghoon intens.

"Beritahu aku," kata Sunghoon yang terus mendesak Sinha karena tak kunjung mendapat jawaban dari perempuan itu.

"Iya! Iya! Aku merencanakan sesuatu dengan Yeonha. Aku meminta bantuannya agar bisa dekat denganmu. Aku menyukaimu, Sunghoon!" Kalimat itu berhasil lolos dengan sangat jelas dan lancar. Sunghoon yang mendengar itu sangat terkejut, perlahan cekalannya melonggar.

"A- apa?"

"Aku menyukaimu. Aku benar-benar menyukaimu. Yeonha membantuku agar aku bisa dekat denganmu, karena itu aku selalu datang padamu setiap kali kau menunggu Yeonha. Sebenarnya, semuanya direncanakan. Mulai dari Yeonha yang mengajaknya bertemu di Cafe dan juga di Kafetaria," jelas Sinha.

Sunghoon masih diam.

"Sekarang aku yang ingin bertanya padamu. Apa jawaban yang akan kau berikan setelah tahu aku menyukaimu?" tanya Sinha. Entah kenapa matanya jadi berkaca-kaca.

"Maaf ... aku tidak bisa membalas perasaanmu."

Kalimat itu langsung menusuk hatinya. Memang sudah diduga, Sunghoon tidak akan membalas perasaannya. Bagi Sunghoon, dia hanyalah seorang teman kelas biasa.

"Kenapa?" Sinha menundukkan kepalanya. Dia mulai menangis tanpa suara.

"Karena aku hanya menganggapmu seorang teman. Aku tidak punya perasaan lebih," balas Sunghoon.

Sinha mendongak kembali dengan air mata yang sudah mengalir.

"Tidak bisakah kau menumbuhkan perasaan itu? Tidak bisakah kau mencoba untuk menganggapku lebih dari teman, Sunghoon?" tanya Sinha.

"Maaf ... aku sudah menyukai orang lain."

"Siapa?"

"Lee Yeonha."

🐑🐑🐑

Jungwon berjalan masuk ke koridor lantai 1. Dia baru saja kembali setelah dimintai bantuan oleh seorang guru olahraga.

Awalnya, langkah Jungwon lancar-lancar saja. Namun, ketika melihat Sunoo keluar dari ruang jurnalistik membuat langkahnya berhenti.

[✓] FRAINTENDERE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang