Mr.B2 bagian 40

68 5 0
                                    

Happy reading

Nova menyandarkan tubuhnya di dada bidang fajar, sedangkan pria itu bersandar di kepala ranjang sambil memeluk tubuh nova dari belakang, sesekali mengecup puncuk kepala nova yang tertutup jilbab instan hitam. Malam ini mereka akan bercerita dulu sebelum tidur.

"Tadi sinta kenapa? Kok nangis." Nova yang sedang membaca novel pun menjawab.

"Biasa ulah komenan pedas netijen." Ujarnya. Fajar mengangguk, dia mengecup puncuk kepala nova.

"Apa karena vidio jombang nyebar?." Nova mengerutkan keningnya, dia bangkit dari sandarannya ditubuh fajar, yang di bantu oleh pria itu.

"Vidio apa?" Nova menatap penasaran Fajar. Sedangkan pria itu justru mengacak gemas puncuk kepala nova.

"Kamu semenjak hamil besar ngga liat hp sayang?." Nova mendengus mendengar nya.

"Bukan ngga liat 'a, tapi emang ngga tahu."

"Ya udah ngga usah, takut kamu juga ikut marah sama rian."

"Lah kok gitu, vidio apa 'a?." Desaknya.

"Bukan vidio apa-apa sayang."
"Boong." Selidik nova
"Beneran. Aku ngga bohong." Nova cemberut.

"Udah ah, mending tidur." Ajak fajar yang merebahkan tubuh nova disampingnya. Nova pun menurut. Dia memiringkan tubuhnya menghadap fajar yang juga menghadapnya.

"Vidio apa, a'?" Ujar Nova.  Fajar menyentil dahi istrinya pelan.
"Tidur sayang." Gemas nya. Nova pun cemberut dan memejamkan matanya.

******************************

Pagi pun tiba, sinta dan nova sama-sama sibuk di dapur. Hanya saja nova dibantu dengan bi inah karena perut nova yang sudah semakin membuncit dan fajar sedikit melarang wanita itu untuk melakukan pekerjaan rumah.

"Dek boleh pinjem hp nya?." Tanya rian yang sudah ada di samping sinta.

"Ada dikamar." Ujar sinta. Rian pun mengangguk dan pergi ke kamar untuk mengambil ponsel sinta. Dia duduk bersandar di atas ranjang. Lalu mulai membuka ponsel sinta yang paswordnya sudah dia ketahui.

Rian pun membuka akun instagram sinta, dia berniat akan membuat sebuah postingan. Namun matanya menangkap banyak DM yang belum dibuka oleh sinta. Karena penasaran rian pun membukanya.

"Astagfirullah." Gumamnya. Dia pun menscrool nya hingga akhir. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk menscreenshort nya dan mengirimnya ke ponselnya.

"Adekk." Panggilnya yang menuju dapur. Sinta menengok kearah rian.

"Jangan triak-triak. Aku denger mas." Ujar sinta.

"Duduk." Rian menarik pelan sinta untuk duduk. Dia pun mematikan kompor.

"Ada apa sih mas?" Tanya nya bingung.

"Kenapa kamu dapet ginian ngga ngasih tahu aku?" Ujarnya menunjukkan DM yang masuk ke akun istrinya itu. Sinta yang melihat langsung merebut ponselnya.

"Mas jom kok buka-buka sih." Ujarnya.

"Aku berhak buka. Kenapa kamu ngga bilang?."

"Ngga penting." Ujarnya yang akan kembali memasak.

"Sayang." Rian mencekal tangan sinta.

"Ini penting dan termasuk fitnah ya. Aku ngga suka kalau istri aku dijelek-jelekin dan difitnah kaya gini." Sinta memejamkan matanya sejenak.

"Tapi aku ngga masalah." Ujarnya lalu melepas cekalan rian.

"Kamu masih marah sama aku?." Rian berdiri menghadap sinta.

Mr. Badminton2 (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang