Mr.B2 bagian 39

42 3 0
                                    

Happy reading all

Sinta menghela nafas pelan. Siang ini dia berada disebuah kafe untuk menemui salah satu guru yang ada disekolah untuk membahas beberapa lomba yang ingin di ikuti sekolah.
Dia tersenyum saat melihat fatia-guru yang akan ditemuinya melangkah mendekat kearahnya.

"Maaf ya bu sinta, saya telat." Sinta mengangguk.

"Ngga apa bu, silakan duduk." Fatia pun duduk.

"Oh iya, saya juga minta maaf bu nova tidak bisa ikut bu. Maklum sedang disekap suami." Ujar sinta sedikit bercanda. Bu fatia mengangguk tersenyum.

"Tidak masalah bu. Ibu sendiri tidak disekap suami?." Sinta terkekeh.

"Saya susah disekap bu." Ujarnya. Sinta pun meminta fatia untuk memesan sambil membahas masalah sekolah.

"Ini beberapa undangan yang mengajak sekolah kita mengikuti lomba bu, salah satu nya ada SDN 02 harapan indah." Sinta mengangguk dia pun mulai mengambil 3 amplop yang disodorkan fatia.

"Terimakasih." Ujar fatia pada pelayan yang datang. Sinta masih fokus membaca 3 surat itu.

"Apa yang lain sudah setuju masalah ini bu?." Tanya nya menatap fatia.

"Kalau dari gurunya sendiri yang akan membimbing siswa, mereka setuju. Tapi dari kepala sekolah sendiri, beliau menunggu saran dari bu sinta dan bu nova." Sinta mengangguk.

"Saya sendiri jujur setuju. Apalagi ketiga undangan perlombaan ini cukup bagus. Dengan seringnya perlombaan yang di ikuti sekolah, kita juga bisa meningkatkan kualitas sekolah kita. Tapi apa siswa berminat bu?." Tanya sinta.

"Kalau masalah itu, ibu tenang saja. Kami bisa menyaring siswa-siswa yang memang berbakat dan berminat mengikuti perlombaan bu, dan saya juga yakin pasti semua siswa berminat." Ujar nya sambil tersenyum. Sinta mengangguk. Mereka pun menyeruput minuman mereka.

Sinta mengangguk."Baik lah, boleh saya bawa undangan ini? Biar saya tunjukan pada bu nova." Fatia mengangguk.

"Silakan bu." Mereka pun masih duduk di cafe untuk sejenak menghabis pesanan mereka.
Sampai akhirnya keduanya pun keluar dari cafe bersamaan.

"Bu sinta mau saya antar?." Tanyanya. Sinta tersenyum."Ngga perlu bu, terimakasih."

"Baiklah, kalau gitu saya duluan. Mari bu."

"Mari." Ujar sinta. Mobil fatia pun meninggalkan area kafe. Sinta masih berdiri dipinggir jalan. Gamis hitam yang dipakainya pun terombang-ambing oleh sapuan angin.
"Hai kak."

"Eh." Sinta menengok kesamping.

"Hai." Ujar sinta yang melempar senyum. Dua remaja itu pun sontak kegirangan, sinta yang tidak tahu hanya bingung melihat kedua remaja itu.

"Kakak istrinya mas jombang kan?." Sinta terkejut, namun dia mengangguk.

"Boleh minta foto ngga kak?."
"Eh, boleh."

"Makasih ya kak..ih ternyata kakak baik banget." Ujarnya, sinta hanya tersenyum canggung.
"Sama-sama..ah, makasih."

"Kita duluan kak." Ujar keduanya. Sinta mengangguk.

"Hati-hati." Ujarnya.
"Sejak kapan aku jadi ada yang ngajak foto." Gumamnya. Kemudian dia pun masuk kedalam taksi yang dia stop.

Drettttttt....Dretttttttt....

Sinta langsung mengambil ponsel didalam tas nya.

"Waalaikumsalam..

"Kamu dimana dek?."

Mr. Badminton2 (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang