Mr.B2 bagian 32

62 5 0
                                    

Happy reading all.

Nova sedang duduk di gazebo sore ini. Dia masih memikirkan kejadian siang tadi saat bertemu dengan fifi. Ingin rasa nya dia berteriak memaki wanita itu namun dia masih harus menjaga sikapnya. Apa lagi ada fajar di sana.

Dia yakin pria itu akan beralih memarahinya jika dia sampai lepas kendali.
Padahal itu semua salah pria itu juga. Nova menghela nafas kasar.

Setengah hatinya sudah memaafkan suaminya tapi setengah nya lagi dia masih berat, bayangkan saja. Jadi selama ini mereka sayang-sayangan dibelakang dia? Wah benar-benar menakjubkan. Tolong ingat kan dia untuk sayang-sayangan juga dengan pria lain.

"Sayang."

"Ha?." Nova langsung beralih menatap fajar yang sudah duduk disampingnya.

"Jangan melamun." Nova hanya mengangguk. Fajar pun mengusap kepala nova lembut.

"Masih marah?." Nova hanya menggeleng.

"Jangan bohong." Ujarnya. Nova menghela nafas pelan.

"Ngga tahu." Ujarnya. Lalu melangkah meninggalkan fajar sendiri. Fajar yang melihat itu pun menghela nafas pelan lalu menyusul nova.

"Novaaa jangan cepet-cepet naik tangganya. Mau bedrest lagi kaya kemarin." Teriak sinta melengking saat melihat wanita hamil itu menaiki tangga seperti kesetanan. Sedangkan nova yang mendengar langsung berhenti. Dia merutuki suara sinta.

Tuh orang mau fajar tahu apa. Batin nova.

Dia berbalik melihat sinta yang menutup mulutnya karena sadar dengan ucapannya.

Mati aku. Batin sinta.

Dia melihat nova yang melotot kearahnya dan menangkap sosok fajar yang tak jauh dari mereka.

Aduh, bener mati aku kalau dia denger. Ya pasti dengerlah, sekarang berharap aja fajar ngga tanya. Batin sinta.

Niat hati ingin mengkonfirmasi postingan wanita itu, malah kena semprot.

"Kamu sempet bedrest? Kapan? Dan kenapa? Jangan bilang kamu ngga nuruti ucapan aku sayang." Ujar fajar beruntun yang sudah berdiri tak jauh dari sinta dan nova yang berdiri di tangga.

Mati aku beneran disidang. Batin nova.

Mampus, fajar nanya lagi. Batin sinta.

Nova berbalik memilih kembali melangkah. Fajar yang melihat itu mendengus.

"Sayang berhenti disitu! Jangan kabur." Peringat fajar. Rian yang baru saja datang bingung melihat dua wanita itu hanya diam. Fajar yang melihat rian datang pun langsung menatap rian sejenak.

"Suruh sinta duduk di sofa jom." Rian yang mendengar mengangguk, meski dia sendiri bingung.

"Ayo dek." Sinta menghembuskan nafas pelan, lalu menurut saat digiring ke sofa oleh rian. Sedangkan nova memejamkan matanya sejenak saat mendengar langkah kaki mendekatinya.

"Ikut a'a."

Mampus. Dingin banget suaranya kaya di kutub. Batin nova.

Dia pun pasrah saat fajar menariknya turun dengan pelan. Lalu membawanya bergabung dengan sinta dan rian. Sejenak dia menatap sinta. Mengisyaratkannya untuk tutup mulut. Dia pun duduk di sofa.

"Sekarang jawab pertanyaan aku! Kenapa kamu sempet bedrest?." Nova terdiam. Sedangkan rian menatap sinta dan nova bergantian.

Mau jawab apa? Jawab kecapean, ngga mungkin. Dia pasti langsung ngomel. Jawab dedek nya rewel? Nah itu kayanya lebih bagus, masa..

Mr. Badminton2 (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang