NEOZIE : PART 6

403 52 16
                                    

Happy Reading

BRAKK

Suara pintu terdengar nyaring di kelas XII IPA 1 mengagetkan semua murid termasuk guru yang sedang menerangkan materi. Dan ya!! itu adalah kelas Alenzi.

Seina sangat terkejut saat melihat temannya datang bersama Neozie, tak hanya Seina bahkan para murid di kelas itu pun sangat terkejut melihat Alen yang datang bersama Neozie.

"Ada apa Neozie" tanya Bu Rika seorang guru bahasa indonesia.

Neozie tidak menjawab menjawab pertanyaan guru itu, dia menarik tangan Alen dengan lembut lalu mengantarkan nya ke tempat duduk.

"Gua ingetin sama kalian, jangan ada yang berani ganggu atau nyakitin Alenzi karena kalau itu terjadi orang itu akan langsung berurusan sama gua" ucap Neozie yang membuat suasana mendadak menjadi hening, tidak ada yang berani mengucapkan satu katapun bahkan banyak yang menundukan kepala mereka.

"NGERTI GAK LO SEMUA" teriak Neozie

"Iya ngerti" jawab para murid serentak

Setelah puas dengan jawaban para penghuni kelas, Neozie kembali menghadap ke arah Alen lalu mengecup pucuk kepala Alen dengan lembut setelah itu dia melenggang pergi dari kelas itu.

Siswa siswi di kelas itu menghembuskan nafas lega karena sang malaikat pencabut nyawa sudah pergi dari kelas mereka.

"Len kamu berhutang banyak pertanyaan sama aku" ucap Seina

"Nanti aku ceritain" Alen merasa tidak enak karena merasa dirinyalah yang membuat kekacauan di kelas ini.

"Bu Rika maafin Alen karena tadi-"

"Sudah gapapa Alenzi" jawab Bu Rika tersenyum

🪐🪐🪐

"Oke anak anak sampai sini saja pembelajaran kita hari ini, sampai jumpa di minggu depan"

Para murid dengan segera membereskan barang barang mereka agar bisa cepat cepat pulang.

"Sein aku ceritanya besok aja ya, soalnya aku sudah di tunggu"

"Kenapa gak lewat chat saja, sini ponsel mu biar aku ketik nomer ku"

"Ta-tapi ponsel ku tidak bisa seperti itu Sein"

"Memang ponselmu seperti apa" Alenzi mengeluarkan ponselnya dari dalam tas untuk di tunjukan pada Seina.

Ponsel Alen bukanlah seperti ponsel jaman sekarang yang menggunakan layar sentuh. Alen hanya memiliki ponsel kecil dengan banyak tombol. Sederhana memang, tapi Alen tetap mensyukuri karena setidak nya dia masih memiliki alat untuk berkomunikasi.

"Ahh maaf Len aku tidak tahu" ucap Seina tidak enak.

"Tidak masalah Sein"

"Len itu..." ucap Seina sambil melirik ke arah pintu kelas. Disana terdapat Neozie yang tengan menyender sembari melipatkan tangan nya di dada dengan wajah datar yang khas.

"Lo keluar" tunjuk Neozie pada Seina

Seina yang di tunjuk seperti itu langsung menatap Alenzi ragu, setelah mendapat anggukan dari Alen Seina mulai melangkahkan kaki nya secepat mungkin dari kelas. Bagaimanapun juga dia takut dengan Neozie, Seina hanya bisa berdoa semoga Alenzi baik baik saja.

NEOZIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang