06 💚

315 122 58
                                    

Hi! Selamat malam 😄


"Ada mayat perempuan di dekat sungai."

Damn!

Seketika Jeno membatu. Bahkan setangkai bunga mawar merah ditangannya pun jatuh.

.........

Pemuda itu terus berlari sekuat tenaga. Matanya sudah berlinang air mata.

"Hyeji. Dimana Hyeji?!"

Jeno menghampiri kerumunan orang-orang ditepi sungai. Mendorong siapapun yang menghalangi jalannya.

Jeno terdiam. Tak lama bahunya bergetar.

Di hadapannya ada seorang perempuan yang berbaring tak bergerak dengan tubuh ditutupi kain putih.

"Ini bukan Hyeji 'kan? Iya 'kan?!" Jeno berteriak pada siapa saja. Meminta penjelasan bahwa sosok di hadapannya bukanlah sahabatnya.

Air matanya kian turun. Dirinya terus menentang bahwa itu bukan Hyeji tapi keadaan mengatakan bahwa ini memang Hyeji.

Pak Siwon menghela nafasnya samar. Kemudian memegang bahu Jeno. "Yang sabar ya, kamu harus kuat."

Jeno berbalik, menatap pak Siwon penuh amarah. "Maksud bapak apa?! Hyeji baik-baik aja 'kan?!"

Pak Siwon kembali menghela nafasnya. "Hyeji sudah meninggal."

🍑🍑

Seorang remaja lelaki berwajah tampan itu duduk dilantai, punggungnya bersandar pada dinding kamarnya. Menekuk satu kakinya dengan tangan di atasnya.

Menatap sebuah foto di ponselnya dengan kosong. Kenangan-kenangan bersama sahabatnya terus berputar di kepalanya.

Hari ini adalah pemakaman Hyeji. Setelah selesai menghadiri, Jeno langsung berlari kedalam kamarnya.

"Kenapa lo pergi, Hyeji?"

Gadis didalam foto itu tersenyum cantik, tangannya membentuk huruf V pun dengan Jeno yang berada di sampingnya.

Jeno tak percaya ini. Sakit, rasanya seperti sesuatu memukul dadanya dari dalam. Menghantamkan dengan bertubi-tubi tanpa jeda.

Baru saja Jeno hendak menyatakan perasaannya pada Hyeji. Tapi gadis itu malah meninggalkan nya. Iya, Jeno menyukai sahabatnya.

🍑🍑

Beberapa bulan telah berlalu.

Semuanya tampak sama seperti biasa di rumah keluarga Lee. Jeno yang selalu terlambat bangun, masakan kakaknya yang enak, canda tawa antara mereka berdua;Jeno dan Taeyong. Tapi tidak dengan canda tawa antara Jeno dengan sahabatnya.

Jeno menghentakkan kakinya. Mulutnya terus mengutuk sang kakak yang menyuruhnya membeli makanan sendiri padahal Jeno sangat ingin rebahan.

Jeno yang memasak makanan tapi Taeyong yang menghabiskan. Sebenarnya sih boleh-boleh saja Taeyong memakan masakan Jeno tapi jangan dihabiskan juga.

[✔]Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang