07 💚

295 96 55
                                    

Hi 🤗

Happy reading 💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 💚

.
.
.
.


Suara tawa menggelegar memenuhi seluruh sudut ruangan. Lucas tidak bisa menahan tawanya saat mendengar cerita Jaehyun yang katanya habis di putusin.

Kadang melihat teman menderita menjadi hiburan tersendiri bagi temannya yang lain. Hahaha...

Mereka sudah tidak berada di Cafe. Suara tawa Lucas yang tidak santai membuat pemilik Cafe terpaksa mengusir mereka berempat.

"Awas kena karma lo, Jae."

"Bener kata Kak Doy. Nanti suatu saat lo mau serius sama cewek-eh! Malah di ghosting. Kalau beneran iya, gue yang pertama ngetawain." Lucas malah nyumpahin. Doyoung menggelengkan kepala melihat Lucas yang terbahak dengan mulut terbuka lebar.

Mark menoleh kearah Jaehyun."Kalau beneran terjadi. Ceweknya buat gue aja Kak."

Jaehyun hanya bisa mendengus kesal. Sudah hampir setengah jam ia mendapatkan ceramah dari para sahabatnya.

Padahal menurut Jaehyun ia tidak salah. Yang mendekati dia duluan 'kan perempuan-perempuan itu bukan dia. Ya Jaehyun mau-mau saja. 'Kan yang cantik gak boleh ditolak.

"Iya iya maaf. Besok gak ngulangin lagi. Kalau ngulangin lagi ingetin lagi."

Mark bosan. Ia pun menghidupkan tv dan mulai mencari acara yang menurutnya bagus. Malas juga lama-lama mendengar masalah cinta kakak kelasnya ini. Terlalu klasik.

Jaehyun ngambek. Sudahlah pipinya sakit karna mendapat dua tamparan sekaligus dan sekarang malah di ceramahin kan bete. Jaehyun meringkuk di atas sofa, mukanya menempel pada sandaran sofa.

"Kenapa Kak?" Lucas bertanya pada kakaknya; ViVi yang baru datang terlihat tergesa-gesa.

"Ada yang ketinggalan."

"Apa?" Lucas bertanya namun kakaknya lebih dulu memasuki kamarnya.

"Akhlaknya kali." Lucas menoleh pada Mark.

"Mungkin jejak kaki." Doyoung ikut-ikutan.

"Iya kali. Kakak gue kan agak miring."

Lucas berdiri, mendekati meja terdekat. Menatap kantong plastik dengan intens sampai matanya mau keluar. "Apa ni?" Monolognya.

"Ini mie Luosifen" ViVi langsung mengambil bungkusan itu setelah melihat bagaimana tatapan adiknya. Ia pun langsung bergegas pergi sebelum Lucas merengek meminta mie itu.

"Kak aku mau... 🥺."

Tuh kan. Lucas itu seperti anak kecil. Badannya saja yang besar tapi tidak dengan kelakuan dan otaknya.

[✔]Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang