21 (Finish)

137 8 1
                                    


***

Langkah kaki yang berlarian terdengar menggema di lorong gedung bernuansa putih, langkah yang terbentuk dari tujuh pasang kaki itu berhasil membuat beberapa orang yang sedang berjalan di lorong berhenti untuk sekedar melihat sebentar, penasaran dengan ke 7 orang laki laki yang terburu buru dengan pakaian yang serba putih ditambah masker putih yang mereka pakai.

"Berhenti sebentar! Aku lelah, tolong!" Ucap seorang lelaki jangkung dengan potongan rambut terbelah di bagian poni seraya menumpu tangannya di lutut.

"Ayolah hyung! Kita sudah terlambat, Jae hyung akan marah jika kita tidak datang ketika pemberkatan nya." Ucap lelaki jangkung keturunan Thailand seraya berkacak pinggang.

"Kalian pergi duluan saja, aku akan ber istirahat sebentar." Balas lelaki yang sedang mengatur nafas.

"Yasudah kalian pergi dulu, nanti biar aku dan Jinyoung menyusul." Ucap lelaki berdarah Amerika.

"Tidak! Kita masuk bersama, jangan berpisah. Seven or Never!" Ucap lelaki asal Hongkong penuh penegasan.

"Haha benar, kita berangkat ber tujuh, masuk juga harus ber tujuh. Tapi kali ini aku yang menggantikan Jaebum." Ucap seorang lelaki yang lebih tua dari ke enam lelaki lainnya.

"Benar. Manajer hyung yang menggantikan haha." Ucap lelaki jangkung yang umurnya paling muda diantara ke enam lelaki lainnya seraya tergelak dengan suara imutnya.

Membuat ke 6 anggota lainnya ikut tertawa.

"Baiklah. Ayo bergegas, nafasku sudah stabil lagi."

"Kalau begitu AYO!" Ucap ke 6 lelaki lainnya dengan semangat.

Ke tujuh lelaki tersebut kembali melanjutkan lari dengan wajah tersenyum di masing masing wajahnya, tidak tegang seperti pertama kali mereka berlari.

***
"Noona, bagaimana perasaanmu?" Tanya seorang lelaki jangkung berumur 18 tahun, Shin Haesung.

"Aku, kau tahu? Berdebar! Tapi menyenangkan." Balas seorang perempuan seraya tersenyum melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

"Tentu saja! Siapa yang tidak akan senang jika menikah dengan orang yang kau cinta." Ucap Haesung seraya tertawa kecil dengan tangan kiri merangkul pundak Noona nya.

"Benar, aku sangat beruntung. Bahagia sekali rasanya, hingga ingin menangis! Tapi tidak bisa, nanti make up ku rusak." Ucap Noona nya seraya terkekeh kecil

"Noona, aku sayang padamu! Kalau Jae hyung membuatmu menangis, bilang padaku. Aku akan memberinya pelajaran!" Ucap Haesung seraya memeluk Noona nya

Hana terkekeh pelan mendengar ucapan haesung, tangannya membalas pelukan Haesung seraya mengusap punggungnya pelan.

"Kau tenang saja, kau kan tahu Jae tidak seperti itu. Dia sangat baik, bahkan 6 tahun yang lalu saja menyelamatkan Noona dari kecelakaan. Noona yakin dia tidak akan melukai Noona. Kau percaya pada Noona mu kan?" Ucap Hana seraya tersenyum dibalik punggung Haesung.

"Aku percaya Noona, tetapi untuk jaga jaga saja makanya aku berbicara begitu. Noona harus menurutiku!" Ucap Haesung seraya kesal lalu melepaskan pelukannya pada Hana membuat Hana terkekeh melihat Adiknya merajuk.

"Baiklah, Noona akan mengingatnya dengan baik. Jangan merajuk seperti itu di hari pernikahan Noona." Ucap Hana seraya berdiri lalu berjalan menghampiri Haesung dan memeluknya.

"Habis Noona menyebalkan!" ucap Haesung membuat Hana lagi lagi terkekeh.

Cekrek!

Hana dan Haesung melepaskan pelukannya, beralih melihat ke arah pintu, dimana suara jepretan kamera berasal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang