Part 2

17 3 0
                                    

Gue nggak mau pura pura baik karena gue nggak munafik

-Jea-

°°°°°°

" Lepas! lepasin! lepasin aku! "
Pekik seorang gadis yang tengah di seret oleh seorang pria berbadan kekar berpakaian serba hitam, menuju mobil.

Masih dengan helm full face nya, seorang lelaki berjalan cepat menuju suara gaduh.

BUGH!

Satu tendangan berhasil mengenai punggung pria itu membuat si empunya sedikit terlonjak, karena serangan tiba tiba.

" Bangsat lo! " Ucap seorang lelaki dengan kedua tangan mengepal.

Tanpa ba bi bu, pria itu hendak memberikan pukulan pada orang yang telah menyerangnya, Allan.

Sebelum pria berbadan kekar itu membalas Allan, ia sudah di hadiahi satu pukulan keras yang mengenai rahangnya.

Sebelum Allan memberikan pukulan ketiganya, terdengar dering handphone milik seseorang berbunyi, yang tak lain milik pria kekar tersebut yang kemudian pergi begitu saja meninggalkan mereka.

Setelah pria itu pergi, gadis yang panik dan ketakutan itu langsung memeluk erat tubuh Allan.

Dapat Allan rasakan bahwa gadis ini benar benar takut, dapat ia rasalan bahwa tubuh gadis ini bergetar dan diiringi oleh isakan kecil.

Allan pun membalas pelukan itu, sesekali mengelus lembut kepala gadis itu agar merasa tenang.

" Kamu gapapa kan? " Tanya Allan cemas, sembari membolak balikkan tubuh gadis itu memastikan tak ada lecet sedikitpun.

Mata gadis itu sembab, ia menetap lekat Allan sebentar kemudian kembali menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Allan.

" A-aku, t-ta-k-kut " Lirih gadis itu dengan suara paraunya.

" Jangan takut, kan ada aku. Maaf ya kalau aku telat datengnya " Sembari menangkup wajah gadis itu memperlihatkan mata sembabnya.

" Kamu kok bisa ada disni Al? " Tanya gadis itu.

FLASH BACK ON

" Gue balik duluan " Ujarnya kemudian bertos dengan beberapa temannya.

" Yoi, breh " sahut Ale yang tengah menyesap rokok terakhirnya.

" Hmm, buru buru amat. Kebiasaan "
Celetuk Putra.

" Sok sibuk lo Lan " Sahut Zidan tak terima.

Sedangkan lelaki itu tak memusingkan protesan dari teman temannya. Ia pergi karean merasa cemas dengan kekasihnya.

Jalanan malam nampak sepi, padahal waktu masih menunjukkan pukul 23:48

Matanya memicing kala melihat gadis yang tengah meronta karena di tarik paksa oleh seseorang.

Saat jarak antara mereka sudah semakin dekat terlihat jelas bahwa gadis itu adalah orang yang amat sangat ia kenal.

Love Is ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang