"Baiklah, semua siap!" kata George pada dirinya sendiri saat ia sudah siap untuk berangkat ke pelatihan Orkestranya hari ini.
Hari ini George tidak bertemu dengan Lucy di pagi hari. George berangkat lebih awal pukul 7.30. Namun tak jadi beban, Pikir George. Hari Jumat dia ada janji dengan Lucy. Yang disebutnya sebagai 'kencan'. Semoga saja Lucy menganggapnya sebagai kencan juga. Harap George.
Dia menghentikan taksi kosong yang melewatinya, langsung memberikan alamat pada sang supir menuju pelatihan Orkestranya.
Perjalanan menggunakan taksi biasanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke tempat pelatihan dari rumahnya. Tapi entah kenapa taksi yang dinaikki oleh George melaju cepat, ia tiba di sana jam 7.45.
George masuk ke bangunan itu, bangunan yang tampak tua dari luar, namun saat di dalamnya berbeda dari dugaan. Bangunan itu sangat bersih dan rapi. Dengan lantai yang di lapisi oleh karpet merah, beberapa dinding yang di lapisi oleh wallpaper not balok, piagam-piagam dan foto-foto juara kompetisi, dan lukisan-lukisan lainnya. Terdapat mesin minuman di ruang tunggunya, bahkan ada kantin di dalamnya.
George pergi ke meja resepsionis untuk memperlihatkan kartu tanda keanggotaannya. Lalu dia pergi ke ruangan tempatnya berlatih dengan para Violist lainnya.
Saat George masuk, ia berpikir kalau dirinya akan sendirian di ruangan itu, namun dugaannya salah. Ada seorang wanita yang berdiri di atas panggung, tingginya kira-kira sama dengan Lucy, rambutnya di gerai sepinggang yang ikal berwarna pirang, sambil memperhatikan kertas yang ada di depannya. Beberapa saat ia terdiam, lalu memainkan biolanya, permainan biolanya sangat lembut dan harmonis di telinga George.
Seketika terdengar nada yang salah saat wanita itu memainkannya, lalu ia terhenti. Dan disaat itulah dia sadar bahwa George mengamati wanita itu. "Selamat pagi. Masuklah, jangan malu-malu," kata wanita itu pada George.
George tersenyum sesopan mungkin, lalu memasuki ruangan itu. "Ah.. maaf apa aku mengganggu?" tanya George.
Wanita itu menggeleng pelan, lalu menyimpan biolanya di meja kecil yang disimpan di sebelahnya. "Tidak.. tentu saja tidak, apa kau mendengar aku bermain tadi?" tanya wanita itu.
George mengangguk, masih menatap wanita itu ia berkata, "Tenang, aku bukan tipe orang yang mengambil ide dari orang lain. Apa kau.. yang membuat lagu itu?" tanya George.
Wanita itu terkekeh pelan, lalu mengangguk tegas. "Yah.. begitulah, hanya iseng. Dan bagaimana pendapatmu?" tanyanya sambil mencondongkan tubuhnya.
George memejamkan matanya untuk kembali merasakan permainan wanita itu, lalu ia berkata. "Seperti gadis yang sedang jatuh cinta.. lagu mu itu, terdengar lembut," jawab George sambil kembali membuka matanya.
Sekarang wanita itu tersenyum puas pada George, lalu berjalan kearahnya dan duduk di sebelah George, "Yah.. lagu itu ku buat saat aku.. jatuh cinta pada seseorang," kata wanita itu, sesaat George melihat kilatan sedih pada matanya yang berwarna biru lembut milik wanita itu. "Ah.. betapa tidak sopannya aku!! namaku Natalie Robery." Ia menjulurkan tangannya.
George menerima uluran tangan Natalie, "George Louise, senang berkenalan denganmu."
Wanita itu berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke atas panggung. Mengambil biolanya dan berkata, "Kau berasal dari team mana? Aku yakin kau baru di perlombaan ini?" kata Natalie.
"Monecy Orkestra," jawab George. "Kau sudah sering mengikut lomba ini?"
"Ini yang kedua!" Natalie tersenyum cerah. "Aku tidak akan kalah denganmu!"
George mengangguk, tersenyum. "Aku juga tidak akan segan padamu. Senang bertemu denganmu, Senior."
Natalie tertawa. "Kau orang yang menyenangkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I Love You in 10 Days
RomanceCerita antara Luciana Nicole dan George Louise ini sangat berbeda. Hanya dalam 10 Hari.. Apa yang terjadi dalam 10 hari itu? Ada pertemuan, kenyamanan, rasa, kesalah pahaman, penyelesaian, kebingungan, keputusasaan, pilihan, keraguan, dan keputusan...