Milikku, Katanya

5 1 0
                                    

Aku Pribumi, Pribumi sejati
Yang tak jarang lupa diri
Yang tak pernah gunakan nurani
Hanya ilusi dan ambisi
Merasa sudah berdiri di kaki sendiri

Ini tanah airku, tanah sebangsaku
Aku lahir dan besar disini, kata ibuku
Mendadak aku dirundung pilu
Muncul pertanyaan yang bertalu-talu
Jika ini tanah airku, kenapa aku harus membeli apa yang katanya milikku? Milik Sebangsaku!

Ah, lupakan itu pertanyaan yang tak kunjung mendapat jawaban
Semakin sering menyaksikan belalang berpindah-pindah ladang
Semakin sering aku mendengarkan janji-janji yang dikumandangkan
"Katanya" itu janji palsu untuk memenangkan pertarungan

Pertarungan macam apa yang rela
Mempertaruhkan harga diri sebagai manusia?
Cari muka atau cari uang muka?

Belakangan ini, sering diri dengar
Jeritan, tangisan, bahkan ratapan yang menggelegar
Pribumi yang hendak mekar, juga ingin menilik hingga ke akar-akar

Betapa nelangsa hati ketika tau duduk perkaranya
Yang kemarin hanya 'katanya', kini dengan jelas terpampang nyata di netra sang Bunga, Bunga Bangsa

Oh Ghoyya, inikah yang disebut penguasa?
Tapi miskin peradaban bangsanya
Inikah fakta bahwa bangsaku, hanya merdeka secara retorika

Teruntuk manusia yang menjelma dewa
Yang duduk diiringi tawa di kursi kebesarannya
Dengan segala kehinaan yang ada
Aku, wakil seluruh bunga bangsa bertanya dengan sepenuh jiwa
Inikah yang kau sebut bukti meneruskan perjuangan Soekarno-Hatta?

Maaf, ini terlalu lancang untuk diucapkan
Terlalu bahaya untuk didengarkan
Bukan niat hati untuk membandingkan apalagi merendahkan
Tapi ini secercah kata dari kami yang semoga menjadi renung di relung pemulung untung

Betapa beda bangsa Indonesia ini dari bangsa-bangsa di Luar sana, disana setiap orang dengan mudah mendapat tempat yang selayaknya di bangsa dan sejarahnya. Di Indonesia, semua seakan takut tak mendapat tempat dan kekuasaan.

Sampai kapan? Sampai akhir zaman? Tentu bukan jawaban yang aku, kita dan kami inginkan.
Salam hangat, Salam Sejahtera untuk kalian
Dari kami, yang kalian wakili




Terima kasih untuk yang mau membaca hingga diujung kata. Betapa aku mencintai kalian, pembaca setia. Semoga seberapa pun tulisanku, bisa menginspirasi kalian semua🤗
Happy Reading😘

Tinta KeabadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang