Aurora

1 1 0
                                    

Teruntuk Engkau, Aurora
Dara yang aku kagumi sejak pertemuan pertama
Bukan peranakan Dewa apalagi Eropa
Faktanya, kau lebih dari yang duduk di singgasana

Anggun dan sederhana
Dari ribuan makhluk sejenis yang pernah aku temui di dunia
Kau nampak istimewa dengan segala perbedaan yang ada
Itulah yang membuat lembaran-lembaran ini tercipta

Kau tak bisa aku sebut biasa
Gambaran dirimu pun tak cukup diibaratkan 'Bunga'
Kau tak bisa dibandingkan dengan siapa dan apa saja
Itulah sebab aku menamaimu 'Aurora'

Kau hidup dengan sangat sederhana
Tapi pemikiranmu jauh melampaui Sri Ratu Wilhelmina
Perwujudanmu adalah keajaiban yang nyata
Tidak tercipta di seluruh langit manusia

Senyummu kala itu yang meneduhkan jiwa
Aku yang hanya sebatas reinkarnasi manusia purba
Hanya bisa menyaksikan dibalik mekarnya bunga
Dalam hati berkata, "Kau manis dan bersahaja"

Dalam bait yang aku susun dengan kekosongan jiwa
Aku menuliskanmu sebagai ciptaan yang paling berkuasa
Aku takut mereka yang sedang denganmu, hangat bercengkrama
Hanya sebatas menikmati sementara tanpa ingin mengabadikanmu dalam goresan pena

Kau adalah cahaya
Kau adalah fenomena
Segalanya tentangmu selalu menyala-nyala
Menggugah dan menggugat seluruh lapisan manusia

Dengar bisikanku ketika gelap gulita tiba
Kau tak hanya beda tapi kau juga kuat meski dengan air mata
Kau tak sebatang kara
Ada aku, yang tak bosan mengikuti dan bercerita pada cakrawala

Aku tak hanya hendak memujimu
Aku juga ingin mengatakan betapa kau suka menjadi bagian dari isi bukuku
Jejak langkah bahkan perjuanganmu adalah pekerjaanku untuk membuatnya satu dan padu

Kau tau, Aurora?
Betapa aku ingin menjadi obat untuk si Tuna Rungu agar mereka dapat mendengar suaramu
Betapa aku ingin menjadi penawar untuk si Tuna Netra agar mereka dapat melihat perawakanmu
Agar tak hanya aku yang merekam jejakmu

Lihat, kutub pun menolak matanya ditutup
Hanya untuk melihat pelangimu dipelupuk
Mereka tak izinkan matamu terkatup
Kau harus terus menjadi fenomena diufuk

Ketahuilah, sejak baris pertama aku tulis namamu
Sejak saat itulah kau menjadi pengisi ruang tidak hanya dibuku tapi kalbuku
Aku tak menamainya sebagai asmara semu
Tapi sebagai sejarah Wanita luar biasa dalam duniaku, Aurora.

Tinta KeabadianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang