"Nara! Betulkan skripsimu yang serius! Masa hal sekecil ini aja gabisa kamu liat!? Ini bisa mengurangi banyak nilai, kamu tau!?" bentak Pak Saut, Dosen pembimbing Nara.
"Iya pak, maaf saya ga teliti, kalau begitu saya permisi pak" Nara pun menunduk dan memutarkan tubuhnya keluar ruangan.
"Ingat Nara! Waktu untuk jadwal sidang sebentar lagi!" ingat Pak Saut sebelum Nara pergi.
Sesampainya diluar ruangan, Nara mengoceh mengeluarkan amarahnya,
"YA SAYA JUGA TAU BAPAK GAUSAH DIINGETIN NGAPA, DI KIRA AKU AMNESIA KALI, UNTUNG GURU ATAU GA UDAH KU—"
"Udah kamu apa?"
"Eh sayang kapan kamu ada disitu?" Nara kaget tiba-tiba tunangannya sudah berada tepat di belakangnya.
"Semenjak kamu ngedumel, kenapa kamu?" heran Nathan.
"Engga kok, biasa Pak Saut bawel, makan yuk aku udah laper nih" Nara segera mengganti topik, karena dia tau, bukannya membela dirinya, tapi Nathan pasti akan ikut menceramahi dia.
"Bawel pasti ada alasannya kan? Pasti kamu ada bagian ga teliti di skripsi, makanya bapaknya ngomel, ya itu mah wajar ra, lagian kamu kan eman-mphh" Nara membekap mulut Nathan, sungguh dia tidak kuat apabila harus dibaweli lagi, otaknya sudah panas, ditambah perutnya yang lapar. Nathan benar-benar memperkeruh suasana.
"Serah kamu, aku mau makan sama yang lain aja, males diomelin terus." setelah itu Nara langsung pergi sambil menghentakkan kakinya.
"Hey! Nara!" teriak Nathan, tapi apa peduli Nara? Dia benar benar sudah muak dengan omelan-omelan beruntun hari ini.
Nara mengambil ponselnya untuk memesan kendaraan online, setelah naik dengan nyaman, Nara segera menelfon adiknya.
"Mike, ajak Tama, pacarmu dan yang lainnya. Lagi pada libur kan? Ketemuan di rumah ya, makan besar." cerocos Nara tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Iya-iya kak buset dah, emangnya Bang Nathan kemana? Biasanya juga Lunch berdua." heran Mike diujung sana.
"Mulutnya bawel pengen kakak straples aja, udah mana kakak laper, gak ngebantu banget sumpah." dumel Nara untuk kesekian kalinya.
"Okay-okay, gue kasih tau ke yang lain, yang sabar oke kakak cantik? See youu"
"Hmm" setelah itu Nara langsung menutup telfonnya.
"Mba, udah sampai" tegur Pak Supir g*car
"Oh, iya, makasih ya pak, saya sudah bayar pakai g*pay kan ya?" tanya Nara memastikan
"Iya mba sudah"
"Baik pak makasih"
Nara bergegas memasuki rumahnya dan berjalan menuju kamar untuk mengganti baju. Turunnya Nara dari kamar, iya sudah menemukan banyak manusia-manusia yang sedang bersantai diruang tamunya.
"Kak Naraaa" Yewonie selaku manusia paling manis diantara mereka semua menghampiri Nara.
"Hai Ewon, belum makan kan?" sapa Nara sambil memeluk Yewonie.
"Belum kak, yang lain juga pada belum" jawab Nara
"Yaudah kalau gitu, gengs! Kalian pesen makan aja, gue yang bayar, tapi jangan beli steak juga ya anjir!" teriak Nara.
"Oke sip Kak Nara terbaik"
"Kak Nara ailopyu"
"Kak Nara emang forever cangtip"
"Giliran ada maunya aja lu muji-muji" ucap Nara sambil menjitak kepala adik semata wayangnya, Mike.
Yang dijitak malah menyegir tidak jelas, sebodo amat dengan rasa sakit, yang penting dia makan kenyang tanpa mengeluarkan biaya itu bisa menyembuhkan rasa sakit jitakkan Nara.
"PERMISI G*FOOD"
"G*FOOD!!!!!!!!" Ini mah fiks abang g*foodnya keenakan, langsung diserbu sama 6 cewe cantik-cantik begitu.
"Makasih ya abang g*food baik banget deh" dengan pedenya Rine ngasih finger heart ke abang g*foodnya.
"G*FOOD DATANG UYEY" teriak Cindy dengan riang, berlari-lari memasuki ruang tamu sambil membawa beberapa kantong plastik berlogo KF*
"SINDI BRISIK YA!"
"KAU FIKIR KAU TERIAK BEGITU GA BERISIK MENK!?" sahut Cindy sambil menatap tajam Dirga.
"Iya iya jangan galak galak napa sin, pantes ga laku" dumel Dirga
"Bang Dirga ku slepet nih ya!?" ucap Cindy sudah siap-siap mengambil sendal rumahannya.
"Udah udah heh kalian berdua! Laper nih malah berantem!" lerai Elica
"Dia duluan ih kak, ngata-ngatain sindi ga laku" jawab Cindy sambil menatap Dirga dengan sinis.
"Iya udah sindi maap buset dah."
"Kak Jeta, apa gamau cari cowok baru aja? Teman cowokku banyak yang single nih," tawar Cindy ke Zetta
"Sok-sokan kamu mau nawarin aku cowok, kamu sendiri aja ga laku-laku." cibir Zetta
"Kak Jeta kok jadi gituu!?"
"Udah udah ey buset deh ga selesai-selesai, makan ayo makan, sini kamu jangan kemana-mana." Yerine menarik Cindy kesebelahnya dan mengurung tangannya.
"Diem disini gausah bawel," ancam Yerine
"Iya aku diem, suapin tapi" mohon Cindy sambil memberikan puppy eyes andalannya.
"Gausah kayak gitu, nanti kakak ketjop kao kabur" jawab Yerine
"YA JANGAN KETJOP KETJOP AGHU GUG LAIK!"
"IYA IYA AH UDAH DIEM, NIH DISUAPIN NIH" Yerine pun memasukan segumpal nasi dan suwiran ayam ke dalam mulut Cindy. Dan akhirnya mereka semua bisa makan dengan tenang.
"Cindy disuapin guenya engga, sabar Tama sabar" batin Tama.
"Sayang, Nara, kamu dimana? Eh ada yang lain" Secara tiba-tiba Nathan sudah ada di ruang tamu tempat mereka berkumpul.
"Kak Nathan ayo makan bareng!" ajak Yewonie
"Iparku sini-sini kita makan bareng yugz, aku dikacangin sama doi soalnya hiksrot" ucap Tama dengan nada sok sedih.
"Lebay lo kak" ejek Cindy
"Ya lo mah enak disuapin ama ayang gue, lah gue!?" sahut Tama
"Ayang ndasmu, jadian aja belum yeuu" cibir Cindy
"Udah udah ah, nih makan lagi a~" lerai Yerine sambil menyuapi Cindy makanan
"Engga deh Tama, gue duduk sama ibu negara Nara aja, lagi ngamuk dia kayaknya" jawab Nathan sambil melirik tunangannya. Yang dilirik mah sebodo amat, dia sudah tidak peduli sama Nathan, yang dia tau sekarang adalah dia harus mengisi perut dan energinya agar bisa berdebat panjang nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI (discontinue)
FanfictionDalam cerita ini, warna warni pelangi menggambarkan kisah cinta enam gadis cantik yang merupakan tokoh utama dari kisahnya masing-masing. Ya, inilah kisah mereka. Kisah yang tergambar dalam warna-warni sebuah pelangi. PELANGI, 2020 [on going] Main C...