O.8

73 19 8
                                    

Di sebuah kamar bernuansa biru dongker, terlihat Zetta yang tengah merebahkan dirinya di atas tempat tidur sambil memainkan ponsel miliknya. Awalnya ia hanya membuka instagram, namun entah kenapa tiba-tiba jarinya membuka aplikasi Line dan memperlihatkan notif chat Dirga yang sudah lebih dari 999.

Zetta menghembuskan nafas lelahnya. Sejujurnya ia sangat merindukan Dirga. Tetapi ia terlanjur kecewa saat melihat Dirga jalan dengan perempuan lain, terlebih ia jalan dengan Elica, sahabatnya sendiri.

Tok tok tok ...

Saat sedang asik memikirkan Dirga, ketukan pintu tiba-tiba saja terdengar dari luar pintu kamar. Zetta tau pelakunya adalah Kenzo. Siapa lagi yang akan mengetuk pintu kamarnya selain pria itu, mengingat saat ini hanya ada mereka berdua di rumah.

"Masuk aja Kak!" ucap Zetta sedikit keras.

Ceklek

Pintu kamar terbuka. Terlihat Kenzo mulai masuk ke dalam kamar Zetta sambil membawa satu cup ice cream vanilla di tangannya.

Kenzo mendekat ke arah Zetta dan duduk di samping gadis itu. Tangannya terulur untuk menarik kedua sudut bibir gadis itu agar membentuk sebuah senyuman.

"Mana Jetaknya Kakak yang selalu ceria? Kok murung terus? Jelek," ejek Kenzo yang disambut oleh kekehan ringan Zetta.

"Kakak ngomong apa sih? Gak jelas banget! Emangnya Jetta hari ini gak ceria? Jetta ceria terus kok! Nih Jetta senyum nih!" balas Zetta sambil tersenyum lebar. Kenzo hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Kamu tau? Terkadang mata itu bisa berbohong. Apa yang kita lihat belum tentu benar. Sebaliknya, hati itu tidak pernah berbohong. Seperti saat ini, mata kakak melihat kamu tersenyum seolah-olah kamu bahagia, tapi hati kakak mengatakan kalau kamu saat ini sedang bersedih. Senyum kamu palsu, kakak tau itu," ucap Kenzo. Setelah mendengar ucapan kakaknya, perlahan senyum Zetta memudar. Seketika gadis itu menundukkan kepalanya.

"Tapi, kadang ngikutin kata hati malah bikin kita bodoh, Kak! Lagipula hati juga bisa salah. Kayak sekarang, Jetta dikecewain sama orang yang selama ini Jetta percaya!"

"Apa katamu? Kamu percaya sama mereka? Apa kamu yakin? Dengan kamu kaya gini, artinya kamu belum sepenuhnya percaya sama mereka," ucap Kennzo. Zetta terdiam.

"Kalau kamu percaya sepenuhnya sama mereka, harusnya kamu gak gampang menyimpulkan dengan apa yang kamu liat yang mungkin hanya sekedar salah paham. Kamu gak cuma kenal sebulan atau dua bulan sama mereka, tapi bertahun-tahun, apa itu belum cukup buat kamu paham bagaimana sifat mereka selama ini?" lanjut Kenzo. Zetta masih terdiam sambil mendengarkan semua yang kakaknya ucapkan. Memang semua yang dikatakan kakaknya itu benar. Harusnya ia tidak bersikap seperti ini.

"Elica. Dia yang selama ini selalu bantuin kamu kalau kamu butuh. Kalau kamu ada masalah, kamu curhatnya ke dia. Dia yang selalu ngerti gimana pemikiran kamu, sifat kamu, apa yang gak kamu suka, dia tau semuanya. Tapi disini, kamu belum sepenuhnya ngerti Elica orangnya gimana, sampai-sampai kamu langsung marah sama dia tanpa mikir dulu. Dan soal Dirga, siapa yang mau sama cewek absurd dan gak jelas kaya kamu kalau bukan Dirga? Apa ada? Dirga itu tulus Jetta. Kakak cowok, dan kakak tau kalau Dirga benar-benar tulus sama kamu."

Ucapan Kenzo lagi-lagi membuat Zetta merasa seperti dipukul dengan kayu keras. Gadis itu langsung menangkup wajahnya dengan kedua tangannya sambil menangis dengan keras. Ia salah. Kenzo benar, Zetta belum sepenuhnya mengerti tentang Elica dan Dirga. Bagaimana mungkin mereka akan berselingkuh mengingat keduanya adalah orang yang menerapkan prinsip kesetiaan dalam sebuah hubungan.

"Jetta salah Kak," lirih Zetta di tengah tangisannya. Melihat keadaan adiknya, Kenzo langsung memeluk adiknya dengan erat dan berusaha memberikan ketenangan.

PELANGI (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang